Ch 9 | Haruskah Aku Menyerah (B)

116 12 4
                                    

Baca aja dulu, kalo suka monggo  diVoment.

Jeno berlari dengan kencang menelusuri trotoar sepanjang jalan menuju halte bus, dia melihat jam yang tergantung di dalam sebuah kafe. Sekarang sudah pukul 10 tepat.

Jeno menggerutu pelan saat udara dingin malam membuat kepalanya sedikit pusing. Jeno menjilat bibirnya yang terasa kering. Menghempaskan tubuhnya pada kursi sebuah halte bus ketika sampai.

"Kenapa kau melakukan itu Haeri-ah, kau membuatku malu" Jeno mengabaikan dua orang wanita yang duduk dua kursi darinya.

"Kau pikir aku saja yang salah ? Kau juga sama, kau bahkan yang mendorong gadis itu ingat ?!" dengan kasar wanita yang dipanggil Haeri itu membalas.

"Tapi kau tidak perlu menampar Stevany itu kan ?! Jika kau tidak melakukannya kita pasti kita tidak akan malu"

"Terserah apa katamu, aku yakin juga. Jika tidak ada laki-laki itu,  aku pasti bisa menampar gadis kurang ajar itu"

"Tapi laki-laki itu bilang jika dia adalah pacarnya. Berarti dia tidak punya hubungan apapun dengan Jeno Haeri-ah" Jeno menegakkan punggungnya saat namanya disebutkan, sebelumnya. Dia hanya merasa sebuah kebetulan ketika mereka menyebut Stevany.

"Dan kau percaya begitu saja ? Jangan bod*h Woojin-ah. Mungkin saja dia itu berbohong. Tapi apa kau sadar sesuatu ? laki-laki itu sangat mirip dengan Mar-" Haerin menghentikan ucapannya ketika seseorang berdiri dihadapannya dan Woojin .

"Je-Jeno ?! Lee Jaeno ?! Astaga !" Woojin dengan mata yang mendelik meremas tangan Haerin dengan erat, berusaha tidak langsung menerjang idola kesayangannya itu.

"Maaf, apa kau mengenal Stevany ? Maksudku, gadis yang digosipkan denganku ? Apa kalian melihatnya ?" dengan percayadirinya Jeno langsung bertanya.

"A-am, ya. Kami me-memang melihatnya" Haerin mencengkram lengan Woojin dengan erat saat temannya itu membenarkan pertanyaan Jeno.

Woojin menepis lengan temannya itu dengan kesal, "Kami melihatnya saat kami sedang ke kafe dihotel Lotte World sekitar sore tadi-

dia sedang bersama seorang laki-laki" dengan suara yang lirih Woojin melanjutkan kalimatnya.

"Terima kasih atas informasinya" Jeno membungkukkan tubuhnya sebelum berbalik untuk pergi saat bus yang dia tunggu telah datang.

"Dan, terima kasih dengan segala perhatian dan cinta kalian padaku dan Nct. Aku sangat menghargainya, tapi. Seperti kalian yang ingin mencintai, aku juga ingin melakukannya-

Jangan pernah menyakiti siapapun apalagi karenaku, aku sangat menyayangi kalian. Aku tidak ingin kalian terluka, jadi jangan pernah menyakiti diri kalian karenaku. Saranghae !"

Jeno berlari memasuki bus yang ditunggunya setelah memberikan lambang hati dengan ibu jari dan telunjuk kirinya pada Haerin dan Woojin .

"Bukankah dia sangat tampan Haeri-ah ?"

"Ya aku tahu, itulah kenapa aku sangat menyukainya"

"Huft, aku patah hati Haeri-ah" dengan lemas Woojin menyenderkan kepalanya di pundak Haerin.

"Apalagi aku.." Woojin terkekeh dengan miris mendengar gumaman Haerin.

"Ya, aku juga tahu. Kau harus move on" Haerin hanya mengangkat bahunya tidak perduli. Kemudian ikut menyenderkan kepalanya pada sahabatnya itu.

...

Jeno menggosokkan kedua telapak tangannya satu sama lain. Tujuannya kini berubah arah, dia akan langsung ke tempat Stevany dibanding harus ke gedung Sm entertaiment.

Meet You | JENO | MARK (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang