Ternyata

3.6K 204 0
                                    

"gue harus apa sekarang? Kasih tau ke Ali? Ahh sama aja gue ancurin perasaannya Ali lagi" gerutu Baja yang berada di kamarnya,

"Gue punya ide...." Ujar Baja seraya mengacungkan jari telunjuknya dan tersenyum.

***

"Roy, Lo tau kemana Al?" Tanya Verrel kepada teman kelasnya.
"Nggak tau gue"

"Oke thanks" Verrel berlalu dan langsung mencari keberadaan temannya itu. Memang setelah kejadian Al memutuskan hubungannya dengan Kaia, Verrel tidak menjauhi Al ataupun memusuhi Al. Karena teman yang sejati itu menasihati bukan menjauhi.

Verrel mencari sosok Al disetiap sudut kampusnya. Sampai akhirnya Verrel berada di taman samping kampus, dan dugaan nya benar. Al ada ditaman. Verrel mendekati dan duduk di samping Al yang sedang melamun seraya memandang danau.

"Gue cariin Lo kemana2 ternyata Lo disini!" Ujar Verrel,

"Lo kenapa Al? Ada masalah lagi?" Lanjutnya seraya mengerutkan dahinya.
"Gue bingung Rel" jawab Al yang masih memandang lurus kedepan.

"Bingung karena apa?"

"Tentang masa lalu, dendam, dan cinta" ujar Al membuat Verrel memandang sahabatnya seraya mengerutkan dahinya.

"Maksud Lo?"

"Belum saatnya Lo tau"

"Oke kalau Lo udah siap cerita, cerita aja man. Gue siap dengerin keluh kesah Lo" ujar Verrel seraya menepuk bahu Al, Al membalasnya dengan senyuman.

***

"Pril...Prilly tunggu!!" Panggil Ali kepada gadis yang masih sangat ia cintai, Prilly Lauren Latuconsina. Keduanya kini berada di dekat pintu gerbang, karena sekarang udah waktunya pulang sekolah.

Dengan berjalan sedikit dipercepat, Prilly menghiraukan panggilan dari Ali. Namun, bukan Ali namanya. Ia berlari dan berhasil menahan tangan Prilly.

"Apaan sih? Lepasin!" Pekik Prilly seraya berbalik kearah Ali,
"Aku mau bicara sama kamu Pril, kita nggak bisa kayak gini terus..." Tutur Ali dengan menatap wajah Prilly yang menunduk. Ali mengangkat dagu Prilly, manik mata indah berwarna hazel milik Prilly berhasil ia tatap. Kini keduanya masih dalam tatapan penuh kerinduan.

"Jangan gini terus sayang, aku gabisa" ucap Ali sendu seraya mengelus pipi Prilly, mata Prilly memanas ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan air matanya.

"Gue pergi dulu!" Ketus Prilly mengibaskan tangan Ali dari pipinya dan berbalik, namun dengan cepat Ali menarik Prilly kedalam pelukannya. Ali memeluk Prilly sangat erat, Prilly masih diam mematung tidak membalas pelukan dari Ali. Air mata yang sedari tadi ditahan oleh Prilly, telah lolos berjatuhan dipipi chubby' nya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang