Saat ini, kriesha dan keluarganya sedang makan malam. Sedari tadi, kriesha terus bengong sambil menyuap makananya. Ada suatu hal, yang ia pikirkan di otaknya saat ini, dan itu sangat menganggu."Mina, kenapa kamu begitu sih?" Tanya mama, kriesha langsung tersadar dari lamunannya dan menggaruk kepalanya.
"Enggak, tadi mendadak nginget nginget ada pr apa aja. Takutnya, ada yang belum di kerjain" ucap kriesha. Padahal, yang ia pikirkan adalah kejadian tadi saat ia bertemu dengan max di jalanan. Itu sangat sangat menganggunya, dan menjadi nightmare baginya.
Ia takut, karena kejadian itu, max tahu kalau dirinya menyukai max. Dan karena tahu, max jadi menjauhi dirinya.
"halah, bohong. Paling.. Mikirin si ko max. Ngaku lu ci" ucap kris, kriesha langsung melotot kepada kris. Kris langsung menciut, melihat kakakanya itu melotot.
"Masih suka sama dia ya ci? Jangan ngarep ngarep" ucap daddy. Daddy disini, adalah ayah tiri mereka. Kriesha sudah betul betul lost contact, dengan papa aslinya. Dan, yang memutuskan adalah kriesha.
"Apaan sih dad, berjuang itu gak ada salahnya. Masalah ditolak mah belakangan!" Ucap kriesha, dengan penuh semangat.
Ucapan daddy tadi, tidak terlalu di ambil pusing oleh kriesha. Banyak orang, berkata demikian kepada kriesha. Namun, baginya segala sesuatu itu harus di coba. Lagian, kemungkinannya juga hanya ada dua. Dapat atau tidak, simple kan?
Setelah makan, kriesha mencuci piring dan kembali ke kamarnya. Ia membuka handphonenya, dan mencari kontak max. Disaat seperti ini, ia tidak tahu apakah harus mengajak max untuk mengobrol atau tidak. Tapi, karena tidak tahan, akhirnya ia mengajak max untuk chatting.
Kriesha : oyd, lagi sibuk gak?
Sedetik kemudian, ia merasa menyesal karena telah mengirimkan pesan tersebut. Sering kali, ia merasa menyesal sehabis mengirim pesan. Ia pun pergi dari ranjang, dan duduk di depan laptopnya. Ia mengerjakan proposal kegiatan osis, yang memiliki deadline satu minggu lagi. Daripada ia stress memikirkan chat, lebih baik ia mengerjakan yang lebih penting bukan? Sambil mengerjakan, ia memutar lagu bergenre ballad dan bernyanyi bersama alunan lagu.
Kriesha tertidur di depan laptop sampai pagi hari.
Cahaya matahari, memasuki kamar kriesha melalui jendela kamarnya. Mamanya masuk, dan membuka jendela kamarnya. Dan itu, membuat kriesha terbangun dan langsung menglap mulutnya, padahal dia tidak ngiler sama sekali.
Badannya terasa pegal, karena tidur di depan laptop dengan posisi tangannya dijadikan bantal untuk kepalanya.
Jam menunjukan pukul enam, dan dia langsung segera mandi dan menggunakan seragam sekolahnya. Berhubung hari ini hari jumat, jadi ia menggunakan baju casual bebas.
Semenjak suka dengan max, dia sangat memperhatikan penampilannya. Berat badannya sangat di jaga, lebih fashionable, dan sekarang sedang belajar makeup. Dulu, jika oergi pergi, ia santai saja dengan baju kaos dan celana kebesaran.
Hari ini, ia menggunakan kemeja yang bergabung dengan sweater berwarna merah, dan rok hitam. Kemudian, ia mengangkat rambutnya dan mengikat jadi satu. Lalu, ia poles sedikit bedak di wajahnya, dan juga menggunakan lipgloss. Setelah siap, ia langsung mengambil rotinya dan berangkat ke sekolah.
Ia berjalan kaki ke sekolah, sambil mendengarkan lagu dari handphonenya. Ia bersenandung kecil, dan menyapa beberapa orang yang ia lewati sambil tersenyum.
Sampai di sekolah, ia langsung menaruh tasnya, dan mengeluarkan semua bukunya. Kemudian, ia duduk di atas kursi dan membuka novelnya. Belum ada yang datang sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
If You Love Someone, You Have To Be Brave To Say (End)
Teen Fiction+Rochealine Lau's Third Story+ Berhubung, ini sudah tahun terakhir dari Maximus Aetelearth Geoffroy di sekolah, Autumina Lukriesha Linshira yang sudah menyukainya sejak setahun yang lalu, memberanikan diri untuk mengakui cintanya dan mengejar Maxim...