Walaupun jam masih menunjukkan pukul setengah enam, kriesha sudah terbangun. Ia langsung bergegas mandi, dan keluar dari kamarnya. Yang ia pikirkan, ia bangun pagi agar saat mengambil makanan tidak ada yang tahu.
"Udah kayak tikus kamu, pagi pagi buka kulkas" ucap ashter, mama kriesha. Kriesha terhenti, dan tersenyum kepada mamanya. Langsung cepat cepat, ia ambil bungkusan yang berisi roti dan susu tersebut.
"Buat siapa?" Tanya asheter, kriesha terhenti dan membalikkan badannya dan tersenyum kepada mamanya.
"Anu.. Buat.." Ucap kriesha, dia benar benar tidak tahu harus bohong atau jujur pada saat ini.
"Buat koko max? Jujur aja keles" ucap ashter, kriesha tersenyum paksa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Anak mama cewek satu satunya, mama kira bakal di kejar kejar cowok. Eh, malah dia yang ngejar cowok" ucap ashter. Sebenarnya, agak nyesek mendenagr mamanya berkata demikian. Namun, mamanya memang memiliki tipe nyablak seperti orang betawi. Dan karena mamanya juga, kriesha jadi kebal dengan semau perkataan yang tidak enak di dengar.
"Mungkin SMA cici ngejar, tapi kuliah mungkin cici yang di kejar. Gak ada salahnya kan ma, supaya masa Sma cici seru. Ngek" ucap kriesha, mamanya hanya menggeleng. Kriesha langsung lari ke kamar.
Setelah mandi, ia menggunakan baju seragamnya. Dan tepat pukul setengah tujuh, ia berjalan menuju sekolahnya dengan berjalan kaki. Pasti, jam segini belum ada yang datang. Wajar sih, sekolah mulainya jam delapan.
Kriesha telah sampai di sekolah, dan ia langsung berlari menuju kelas max. Benar saja, tidak ada orang. Beruntung!
Kriesha masuk, dan mencari meja max. Demi tuhan, dia tidak tahu dimana meja max. Jika kalian ada disana, kalian bisa mendengar deru nafas kriesha yang benar benar kencang, dan mukanya yang sangat pucat. Seolah, dia adalah maling.
Kemudian, karena frustasi, ia akhirnya kembali ke kelas untuk menaruh tas dan juga menulis kata kata terlebih dahulu. Ia berlari, dan menaruh tasnya. Langsung ia ambil spidol hijau, dan menulis "semangat tryoutnya"
Ia kembali ke kelas Max dan kembali mencari. Memang dasar kriesha itu orang yang mudah panik, ia sampai keliling satu kelas dan terus terusan kembali ke meja yang sama. Dia menarik nafas dalam dalam, dan melirik ke meja yang sedang ia pegang.
"What the.. Ini mejanya!" Ucapnya dalam hati. Benar saja, di kursi tersebut ada tulisan AMG. Inisial dari nama panjang max. Untuk memastikan, ia melihat buku buku yang ada pada laci meja tersebut.
Itu benar meja max!
Kriesha menaruh bungkusan itu, dan berlari kembali ke kelasnya. Sisa sisa gugup, masih ada di jantung kriesha.
Kalau kalian bertanya, kriesha ini gila atau bagaimana. Bahkan, dia tidak paham dengan dirinya sendiri. Entah keberanian dari mana yang muncul mendadak, padahal biasanya kriesha paling anti jika diminta melakukan hal gila.
Ini sendiri, bermula dari perkataan daddy dan yori. Mereka berdua, menyarankan untuk memberikan sarapan kepada max. Dan entah darimana, keberanian itu muncul.
Kira kira jam pelajaran pertama mulai, kriesha langsung bercerita kepada amber dan belline. Dan meremas tangan mereka berdua, saking gugupnya. Kriesha tidak tahu, reaksi apa yang akan diberikan oleh max saat mendapatkan bungkusan tersebut.
"Siapa tahu dia bilang makasih" ucap amber
"Kalau menurut gue sih, dia kan tau lu suka sama dia. Pasti, dia tahu kalau itu lu yang ngasih" ucap belline, kriesha mengacak rambut ku dengan frustasi. Ada perasaan mau gila, dan juga ada perasaan lega sebetulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Love Someone, You Have To Be Brave To Say (End)
Teen Fiction+Rochealine Lau's Third Story+ Berhubung, ini sudah tahun terakhir dari Maximus Aetelearth Geoffroy di sekolah, Autumina Lukriesha Linshira yang sudah menyukainya sejak setahun yang lalu, memberanikan diri untuk mengakui cintanya dan mengejar Maxim...