Tiga Puluh Sembilan

171 5 0
                                    

Keesokan harinya,

Saat itu, kriesha sedang memasak roti bakar untuk satu keluarganya. Termasuk, untuk max juga saat nanti ia datang. Ini sudah jam empat sore, dan katanya max akan datang pukul lima sore dan kriesha benar benar senang.

Ini adalah pertama kalinya, ia membawa max masuk kedalam rumahnya. Dan entah mengapa, ia sangat senang dengan hal itu. Sudah berapa lama, ia memimpikan untuk membawa max ke rumahnya. Mungkin, sejak SMA dulu?

Kris mengintip kriesha, yang sedang senyum senyum sendiri sambil membakar roti bakar, dan kris menghampiri kriesha.

"Yaelah, seneng banget sih max dateng" ucap kris, kreisha menoleh dan melotot kepada kris.

"diem ah" ucap kriesha

"Tapi, seneng bener kan? Akhirnya, setelah empat tahun penuh penantian.. Lu akhirnya bisa ngebawa si max kerumah" ucap kris, kriesha akhirnya tidak dapat menahan lagi dan memeluk kris dengan erat.

"Aduhhhhh gue seneng pake bangettt" ucap kriesha, dan kris pun juga ikut tersenyum untuk kriesha.

"Gih, lu jagain si kristoff gue yang lanjut bikin roti bakar" ucap kris, kriesha pun langsung berlari ke kamar kristoff. Berhubung tahun ini kristoff berumur lima tahun, dia sudah punya kamar sendiri dan sudah benar benar mandiri lah intinya.

"Kristoff lagi apa?" Tanya kriesha, dan masuk ke kamar kristoff. Ia sedang membuat pekerjaan rumahnya, bersama dengan mamanya. Kriesha duduk di sebelah kristoff, dan ikut melihati dia menggambar.

"Ini kristoff gambar siapa?" Tanya kriesha

"Ada cici, koko, mami, daddy, kristoff dan koko max" ucap kristoff, sambil mewarnai. Entah mengapa, kriesha langsung blushing ketika kristoff bilang ia menggambar max dalam foto keluarganya.

"Why ada koko max? Di akan bukan keluarga kita" ucap kriesha

"Alah, banyak bacot. Tap ilu seneng kan, adek lu gambar max di gamber keluargakita?" Tanya mamanya.

"Apa sih ma.. Suka brisik deh ma,.." Ucap kriesha, dan kriesha kembali blushing karena ucapan mamanya .

"Koko max baik , gendong kristoff dibahu kayak koko kris. Dan cici juga pacaran sama koko max jugw kan? Kan orang pacsran bakalan nikah, jadi harus ada di foto keluarga kita" ucap kristoff, kriesha dan mamanya tertawa. Kristoff sangat polos, sampai sepolos itu ia berbicara.

Dan mendadak, bel rumah dibunyikan dan kriesha pun langsung mengajak kristoff dan mamanya untuk keluar dari kamar dan kriesha mendadak shock ketika melihat daddynya sudah ada di depan pintu dan menyambut max.

"Halo om" ucap max

"Ngapain lu dateng" ucap daddynya, dengan tatapan super tajam. Kriesha mengigit bibirnya, dan mendadak takut dngan daddynya.

"Halo ii" ucao Max menyapa mama kriesha, ketika bertemu dengan mamanya. Kris juga keluar dari kamarnya, dan mendadakduduk di sofa.

"Saya diminta dateng kesini kan om?" Tanya max

"Dad" ucap kriesha

"enggak, keluar lu sekarang" ucap daddynya

"Ongkin!" Ucap ashter, daddynya melitot dan kriesha memegang tangan max.

"Gak lah, om bercanda" ucap daddy nya, dan langsung tersenyum dan memeluk max. Max diam saja, taoi ia bernafas lega. Kriesha tidak tahu, jika orang tuanya membuat skenario untuk mengerjai max saat datang.

"Gila, mami sama daddy sih parah. Itu liat, mukanya ko max jadi begitu" ucap kriesha, dan max mendadka tertawa dan memegang jantungnya.

"Lebih serem dari ngehadepin sponsor ya?" Tanya ashter

If You Love Someone, You Have To Be Brave To Say (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang