Seketika suasana jadi Akward karena tidak ada lagi yang memulai pembicaraan. Tetapi suara melengking seorang gadis yang keluar dari kelas Bryan mampu menyita perhatian Bryan dan Rachel. Rachel mengernyitkan dahinya bingung melihat tingkah gadis di hadapannya.
"Morning honey! Kamu udah sampai? Kok ngak masuk ke kelas sih? Malah berdiri depan kelas sama cewek ngak jelas kek gitu?! " ucap Nadia sinis, sambil melihat Rachel yang berada di hadapan Bryan. Nadia adalah Kakak senior Rachel sekaligus teman sekelas Bryan.
NADIA ANGELIA adalah geng pembuli yang terkenal di SMA Merah Putih. Apalagi ketika ia melihat ada yang mendekati Bryan selain dirinya, dia tidak akan segan-segan membuli gadis-gadis itu sampai ia tak sanggup lagi mendapat perlakuan gila dari Nadia Cs dan memilih untuk pindah sekolah.
Nadia juga salah satu keluarga kaya di Indonesia. Dan juga ketiga temannya Citra sarasfati, Prisilla Argita dan Maura evelyn. Maka dari itu tak ada yang berani berhadapan dengan mereka bertiga. Selain Terkenal dengan sifat pembuli ketiganya mereka juga terkenal dengan kecantikannya karena mereka bertiga juga primadona di SMA merah putih.
Rachel yang mendapatkan tatapan sinis dari Nadia hanya memutar bola matanya jengah. Pasalnya dari SMP ia sudah sering mendapatkan tatapan semacam itu dari kakak kelasnya. Hanya karena Rachel yang memang memiliki paras yang cantik dan banyak cowok yang menyukainya jadi ia sudah terbiasa dengan semua itu.
"Kak Byan gue balik ya. Gerah gue kelamaan disini, kalau kak Byan mau hukum gue, pas ISHOMA aja, gue tunggu di kantin, ok?" ucap Rachel karena sudah muak dengan tatapan sinis Nadia.
"Enak aja lo anak baru, pokoknya lo harus tetap di sini ngak boleh kemana-mana!" perintah Bryan, membuat Rachel menggeram kesal.
'Nih senior satu kok nyebelin sih? Gak peka banget lagi, temennya udah ngeluarin tanduk gara-gara ada gue di sini' batin Rachel sambil menggaruk kepala bingung, bagaimanapun Rachel harus sopan terhadap seniornya. Walaupun tadi sikap bar-barnya keluar dikit.
"Lo kenapa masang muka kaya gitu?" tanya Bryan. cowok itu heran sendiri.
"Suka-suka gue dong, muka-muka gue. Kenapa situ yang repot?"ceplos Rachel, membuat Nadia berang. Enak saja anak baru ini bersikap kurang ajar kepada Bryan.
"Heh anak kecil! Kalau ngomong itu dijaga yah, kurang ajar banget sama senior, Yang sopan lo!" semprot Nadia.
Rachel sendiri melotot tidak terima dikatain anak kecil, wahh enak saja Nadia ini. Memangnya Nadia sudah setua apa harus berkata demikian? Sedangkan Bryan menarik pelan lengan Nadia, bias berabe jika gadis itu menjabak Rachel.
"Udah Nad, gak usah diperpanjang. Soal ini bocah biar gue yang atasin, elo gak usah ikut campur" peringat Bryan. Membuat Nadia menghela nafas, gadis itu harus sedikit mengalah jika masih ingin berbicara dengan Bryan.
"Udah sih kak, gue balik aja. Ketinggalan materi nih gue kalau ngeladenin elo mulu" Rachel benar-benar jengah dengan kedua orang di hadapannya.
"Elo kok makin ngelunjak sih? Belum tau gue siapa? Dasar gak tau sopan santun, gak pernah diajarin lo sama orang tua di rumah?" hujat Nadia, Rachel yang mendengar penuturan Nadia terbelalak tidak percaya, benar-benar sial Rachel hari ini. Harus bertemu dengan senior seperti dua orang ini, suka berlaku seenaknya.
"Maaf kak, kalau gue gak sopan" Rachel meminta maaf sambil membungkukkan badannya, ia sudah tidak tahan lagi di sini. Ingin segera menyingkir. Tetapi perlakuan Rachel barusan malah membuat Nadia makin tersulut emosi, gadis itu merasa Rachel sedang meledeknya.
Bryan sendiri hanya mengurut keningnya, jika Nadia sudah emosi akan sangat sulit mengendalikannya. Gadis itu sudah seperti beruang jika mengamuk, dan Bryan yang akan dapat imbasnya karena harus menemani gadis itu berbelanja jika ingin moodnya membaik,
"Dy, mending elo balik ke aula aja. Soal hukumannya biar gue pikirin dulu" putus Bryan akhirnya, tidak ingin memperkeruh suasana.
"Gitu dong, dari tadi kek" lega Rachel, gadis itu baru saja ingin melangkah pergi. Tetapi dengan sadis Nadia menarik rambutya kuat, membuat Rachel memekik kaget. Sedangkan Bryan sudah menggeram kesal, ia terlambat, nyatanya tanduk Nadia sudah keluar.
"Ehh sialan lo, ngapain jambak sahabat gue?!" tiba-tiba Nazkia muncul sambil melepas dengan kasar tangan Nadia yang menjambak sahabatnya.
Rachel menghela nafas lega, untung saja Nazkia datang, tetapi gadis itu membulatkan matanya bingung. Pasalnya Nazkia tidak datang seorang diri, melainkan bersama Cinta dan Aurel, mereka berempat memang bersahabat sejak Sekolah Menengah Pertama. Begitu banyak kejutan yang didapatkan Rachel hari ini.
Sedangkan Bryan hanya diam, tidak tahu ingin berlaku seperti apa lagi, jika cowok itu perhatikan, Nadia masih terlihat begitu marah. Bryan diam-diam mengumpat dalam hati, sebab harus mengikhlaskan lagi dirinya membawa Nadia jalan-jalan.
Nadia menatap keempat gadis di hadapannya penuh kebencian, sungguh, tidak pernah ada yang berani menepis tangannya dengan kurang ajar seperti tadi. Nadia berumpah akan memberi pelajaran kepada mereka berempat, gadis itu merasa harga dirinya diinjak, sebab perlakuan anak baru ini. Saat ini Nadia hanya berusaha menahan emosinya yang ingin meledak, jika saja bukan adik Bryan yang menepis tangannya, sudah Nadia berikan pelajaran yang tidak akan pernah gadis itu duga sebelumnya.
Nadia memang sudah tahu perihal Nazkia, sebab Bryan kerap memposting foto dirinya dengan Nazkia di Instagram, lagi pula bukan Nadia namanya jika tidak tahu-menahu perihal Bryan.
"Eh, elo adiknya Bryan kan? Kenalin gue Nadia, calon kakak ipar elo" sapa Nadia dengan senyum lembutnya. Bryan sendiri hanya menghela nafas pelan, tidak ingin protes dengan perkataan Nadia, jika mood gadis itu kembali rusak, maka tamatlah riwayat Bryan.
"Enak aja! Calon adik ipar pala lo peang! Gue ngak bakal pernah mau punya kakak ipar jadi-jadian kek lo! " ketus Nazkia sambil menatap Nadia sinis.
"Ki, abang gak pernah ngajarin kamu ngomong sekasar itu sama yang lebih tua dari kamu" akhirnya Bryan angkat bicara, tidak habis pikir juga, adiknya yang begitu manis di rumah bisa berkata kasar seperti tadi.
Sedangkan Nadia yang merasa dibela tersenyum penuh kemenangan, membuat Rachel, Nazkia, Cinta, dan Aurel memutar bola mata malas.
"Aku gak bakalan sekasar itu kalau cewek yang katanya calon istri abang gak jambak sahabat aku" bela Nazkia, ia jadi kesal terhadap Bryan, kenapa juga kakaknya itu membela nenek sihir seperti Nadia?
"Nadia juga gak akan semarah itu, kalau cewek yang kamu bilang SAHABAT itu bisa sopan sama seniornya" tunjuk Bryan kearah Rachel.
Rachel yang ditunjuk Bryan mendengus sinis, memangnya siapa yang membawa Rachel pada situasi seperti ini jika bukan cowok itu? "Dasar cowok sialan!," umpat Rachel pelan.
"Kok malah ngebelain dia sih bang?!" Nazkia kecewa, kenapa Bryan harus membela dan dekat dengan gadis sejenis Nadia.
Bryan baru saja ingin menjawab pertanyaan Nazkia, tetapi Nadia menarik lengannya pelan, "Udahlah Yan, gak usah berbedat sama adek lo sendiri, mending kamu nyuruh mereka balik ke aula" Nadia berucap lembut, gadis itu sudah merasa puas karena Bryan membelanya, ia akan membebaskan keempat anak ingusan itu dulu. Nadia akan menyusun rencana untuk membalas perlakuan kurang ajar mereka, dengan cara yang halus tentu saja. Nadia tidak ingin menyulut emosi Bryan, maka dari itu, ia akan bermain cantik.
"Yaudah mending kalian balik ke aula" Bryan nurut, mungkin itu lebih baik. Jangan sampai semuanya makin rumit, sedangkan Nazkia menatap abangnya sinis. Lihat saja, Nazkia akan mogok bicara dengan Bryan, biar tahu rasa.
Rachel yang mendengar perkataan Bryan langsung berjalan menuju aula, gadis itu bahkan tidak berbicara apapun. Ia muak dengan senioritas, muak dengan pembulian, penindasan. Rachel muak, ingin rasanya gadis itu meninju wajah Bryan dan Nadia tadi.
"Dasar norak, mabok senioritas" gerutu Rachel sepanjang perjalanan menuju aula sekolah.
Seperti yang aku bilang di part awal, cerita ini tahap revisi, dan banyak alur cerita yang berubah. But, jangan lupa voted dan komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel & Bryan [PROSES REVISI]
Teen FictionPROSES REVISI!!! TAPI KALAU KALIAN NGOTOT MAU BACA, GAK APA-APA JUGA:) Rachel Audyna Revano siswi kelas X IPA 1 Hanya dengan satu kali pertemuan MOS ia langsung terkenal dan menjadi primadona sekolah Merah Putih hanya dalam jangka satu hari ia jadi...