Part 20

41.3K 1.2K 3
                                    

"Datang dan pergi seperti angin tidak beraturan dan arah merasakan cinta dalam kehidupan kadang ku bahagia kadang ku bersedih."

*Rachel Audyna Revano*

Happy Reading readers! 😘😉
Jangan lupa vote dan komennya. 😁

♔♚♔♚♔♚♔♚♔

Rachel terus berjalan menuju koridor sekolah yang masih terlihat sepi. Ia berjalan cepat tanpa melihat sekitarnya dan menabrak seseorang.

Rachel mendongakkan kepalanya siapa yang ia tabrak. Dengan mata yang masih sembab dan air mata yang masih jatuh ia melihat orang didepannya.

Tanpa pikir panjang Rachel langsung memeluk orang yang ia tabrak dan ternyata itu Faudzy. Faudzy yang melihat Rachel menangis dan tiba-tiba memeluknya hanya bisa membalas dan sesekali mengusap punggung Rachel pelan untuk menenangkan.

"Hel lo kenapa nangis?" Faudzy berucap sambil menguraikan pelukannya dan mengusap lembut air mata Rachel.

Mata Rachel masih berkaca-kaca sambil menatap Faudzy sendu. Entah mengapa Rachel merasa hatinya makin terhenyu ketika melihat Faudzy yang begitu lembut padanya.

"Dzy sakit hiks... Gue ngak tau kenapa gue selalu diginiin hikss.. Apa salah gue Dzy hikss... Kenapa dia tega giniin gue Hikss?"  Rachel tidak mampu lagi berucap langsung memeluk Faudzy erat. Rachel benar-benar rindu dengan sosok daddynya saat ini, rindu dengan kehangatan pelukannya.

Faudzy tidak tau harus menanggapi keluh Rachel seperti apa. Ia hanya memeluk dan menepuk punggung Rachel pelan.

"Kalian ngapain?" suara yang begitu berat membuat Faudzy memberhentikan tepukan kecil dipunggung Rachel dan menatap cowok yang kini menatapnya tajam dan dengan seorang gadis yang memeluk lengan Bryan dengan begitu manja.

Rachel yang mendengar suara yang tidak asing lagi langsung melepas pelukannya dengan Faudzy sambil menghapus air matanya ia juga menghela nafas berat.

Rachel langsung memutar badannya menuju suara Bryan, ia bisa melihat tatapan Bryan yang tajam dan Bianca yang tidak tahu malunya memeluk lengan Bryan manja.

"Kalian kenpa pelukan dikoridor? Ngak nyadar kalo kalian jadi bahan tontonan?" Bryan berucap dengan suara yang begitu dingin dan tajam.

Rachel merasa dadanya benar-benar sesak dan muak. Bryan bersikap seakan-akan Rachel yang paling bersalah dengan semua ini.

"Aku cuma mau nyari ketenangan aja kok" jawab Rachel sekenanya dengan suara serak.

Faudzy dan Bianca tidak ada yang berbicara meraka tetap melihat apa yang terjadi dengan kedua orang ini.

"Kamu kenapa nagis?" tanya Bryan ketika ia baru sadar dengan suara Rachel yang serak dan mata Rachel yang sembab.

"Aku cuma kangen sama daddy" sangkal Rachel sambil menunduk.

"Emang lo tinggal dimana sampai lo kangen sama daddy lo?" tanya Bianca sinis.

"Dia tinggal diapartemen" Bryan langsung menjawab pertanyaan Bianca.

Bianca hanya mangguk-mangguk mendengar jawaban Bryan.

"Dzy kita kekelas yuk!" Rachel langsung menarik tangan Faudzy tanpa memperdulikan Bryan yang berada dibelakangnya menatapnya dengan tatapan tajam. 

Sesampainya dikelas Rachel langsung mendudukkan bokongnya dikursinya sambil tiduran dimejanya.

"Hel lo kenapa?"  Nazkia heran melihat sahabatnya datang dengan muka murung dan langsung tiduran.

Rachel & Bryan [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang