Part 24

39K 1.2K 41
                                    


Haii guys!!maaf kalo upnya selalu lama. 😅😅Kalian pasti tau gimana sibuknya anak sekolahan. 😉Jangan bosan dulu! Vote dan komennya juga jangan dilupa! Soalnya Authornya butu support dari kalian! 😌 suapaya ada tenaga buat lanjutkan ceritanya! 😪 Happy reading guys!! 😘😊😊

_______________________________

"Cinta bagaikan angin, tak terlihat namun dapat dirasakan kehadirannya. Terkadang datang dengan membawa kesejukan namun tak jarang membawa kehancuran".

※※•••••••••••••••••••••••※※

Author Pov*

Rachel berjalan menuju sofa ruang tamu dan mendapat Faudzy sudah duduk disofa dan sedang sibuk mengotak-atik ponselnya. Saat melewati ruang keluarga Rachel melihat Bianca menatapnya sinis sedangkan Rachel yang ditatap seperti itu hanya memutar bola matanya malas.

Merasa ada yang berjalan kearahnya Faudzy menghentikan kesibukannya pada ponselnya sambil mendongak melihat siapa yang datang. Ketika tau bahwa itu Rachel senyum Faudzy langsung mengembang.

Faudzy pikir Rachel akan memakai pakaian yang dibilang fashion atau bergaya, tetapi melihat Rachel hanya memakai Piyama ,pikiran Faudzy salah. 'Ternyata Rachel kalo dirumah tetap sederhana ngak banyak gaya. Tapi kenapa semakin Rachel bersikap sederhana kecantikan sama manisnya Rachel malah nambah' pikir Faudzy, Rachel yang melihat Faudzy tersenyum kearahnya juga membalas senyuman pria itu.

"Udah lama nunggu yah?" tanya Rachel sambil mendudukkan bokongnya disebelah Faudzy.

Entah kenapa Rachel betah berada didekat Faudzy, mungkin karena ia nyaman dengan sikap Faudzy yang sudah mirip sahabat sekaligus kakak baginya.

"Enggak kok, ngak lama"

"Ehh ngomong-ngomong siapa yang bukain pintu?" Rachel baru ingat bahwa siapa yang membukakan pintu untuk Faudzy, karena setahu Rachel tadi Faudzy masih didepan.

"Oh itu? Tadi Bianca yang bukain gue"

"Jadi? Kita mulai sekarang aja belajar barengnya?"

"Ngak. Kita tunggu lebaran monyet dulu baru kerjain tugasnya" ucap Faudzy asal membuat Rachel mendengus geli mendengarnya.

"Yakali ada lebaran monyet. Tunggu bentar gue naik ambil buku sama pulpen gue" Rachel langsung beranjak dan berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Saat melewati ruang keluarga Rachel masih melihat Bianca menonton sambil ngemil, dan ia bersikap seolah-olah rumah itu miliknya. Tidak ingin memperhatikan Bianca terlalu lama yang dapat membuatnya muak, Rachel langsung melanjutkan langkahnya.

Saat membuka pintu Rachel mendapati Bryan tertidur di kasur dengan kaki yang masih menggantung dipinggiran kasur. Entah mengapa saat melihat Bryan terlelap Rachel merasa damai.

Dengan perlahan Rachel mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Bryan, karena Bryan tipe orang yang tidak begitu suka dengan AC atau jenis dingin dinginan yang lainnya.

Tetapi karena Rachel yang terkadang merasa panas Bryan memasang AC dikamar mereka. Dengan perlahan Rachel mengusap dahi Bryan dan menatap suami yang ia cintai itu dengan tatapan sendu. Mengingat sikap Bryan membuat Rachel sesak.

Rachel menghela nafasnya berat dan kembali berjalan menuju meja belajarnya untuk mengambil alat-alat MAPEL yang ia butuhkan. Setelah itu ia kembali untuk menemui Faudzy yang berada dibawah, tetapi Rachel menghentikan langkahnya sejenak saat diruang keluarga Bianca sudah tidak ada lagi, yang bersisa hanya sampah kemasan makanan ringan Bianca.

Rachel & Bryan [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang