"Cinta tak harus berkiaskan kata-kata yang membuat hati bungkam untuk mengungkapkannya".◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈◈
Rachel hanya mendengus kecil saat Faudzy tiba-tiba menghentikan mobilnya. Faudzy hanya meringis sambil minta maaf akibat ulahnya.
"Dzy lo kenapa sih?"
"Hehe maaf Hel gue ngak sengaja. Gue cuma lupa nanya, alamat rumah lo dimana?" Faudzy hanya cengengesan menatap Rachel yang terlihat jengkel.
Rachel yang mendengar pertanyaan Faudzy langsung tercengang.
Haruskah ia pulang kemansion kedua orang tuanya atau kemansion miliknya dan Bryan? Bisakah? Saat ini Rachel benar-benar belum siap bertemu dengan Bryan, tetapi apa kata kedua orang tuanya jika Rachel pulang kemansion mereka?
Faudzy hanya mengernyitkan dahi bingung melihat Rachel yang tampak melamun atau lebih tepatnya berpikir, entahlah Faudzy tidak tahu.
"Hel lo ditanya juga, malah bengong segala" Faudzy menjentikkan jarinya didepan wajah Rachel membaut Rachel langsung menoleh kearah Faudzy.
"Dzy sebelum lo nganterin gue balik gue mau ngomong sesuatu sama elo"
Faudzy hanya menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan ucapan Rachel. Rachel menarik nafas dan menghembuskannya perlahan sambil menatap Faudzy.
"Sebenarnya gue udah nikah" lirih Rachel tetapi Faudzy masih dapat mendengarnya dengan jelas.
"Cihh, lolucan lo apaan dah? Ngak lucu" Faudzy tidak percaya apa yang ia dengar menurutnya Rachel hanya bercanda dengan ucapannya.
"Gue ngak becanda Dzy. Gue dijodohin sama bonyok gue, dan... Dan.. Orang yang dijodohin sama gue itu Kak Byan"
Faudzy yang mendengar itu hanya tercengang tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Lagi-lagi Faudzy merasa sakit dan sesak dengan kabar ini, entah samapi kapan ia akan memendam rasa yang ia punya untuk Rachel.
"Gue ngak tau mau ngapain untuk saat ini Dzy? Ngak mungkin gue balik kerumah bonyok. Yang ada mereka kecewa sama gue, dan gue ngak mau mereka kecewa sama gue. Dan disisi lain kalo gue balik kerumah gue sama kak Byan gue belum siap ketemu sama dia" Rachel berucap dengan suara serak karena menahan tangis, hanya menyebut nama Bryan saja sudah membuat mata Rachel merasa perih lagi.
Tanpa Rachel sadari Faudzy yang mendengar pernyataannya mencengkram setir mobil dengan erat. "Cihh. Dasar bangsat, lo udah nyakitin Rachel, lo udah nikah dan lo deket sama sahabat lo tanpa tau apa yang Rachel rasain. Kali ini gue ngak akan pendam rasa ini lagi, sekalipun elo suami Rachel gue akan tetap rebut Rachel kalo lo sampai sakitin dia terus-menerus kek gini" batin Faudzy sambil mencengkaran setir mobil makin erat dengan rahang yang sudah mengeras.
"Ngak papa Hel, menurut gue lo balik kerumah kalian aja, lo harus bisa hadapin masalah lo ini, lo harus kuat. Gue ada didekat lo jadi ngak usah khawatir, jangan mikir lo sendiri disini" Faudzy berucap tanpa melihat Rachel pandangannya terus menerawang kedepan, Faudzy benar-benar merasa sesak. Entah kenapa hanya karena ia mengucapkan Rumah kalian ia merasa benar-benar sakit.
Tanpa menunggu persetujuan Rachel Faudzy menjalankan mobilnya menuju mansion Rachel dan Bryan, tetapi sebelum itu ia menyempatkan menanyakan alamat rumah Rachel dan Bryan.
Suasana hening ketika mereka dijalan hingga tiba dimansion Rachel. Rachel yang memang tau sejak dulu Faudzy punya rasa terhadapnya hanya memandang Faudzy dengan rasa bersalah.
"Hel gue entar malam dateng kesini yah?" Faudzy tidak memandang Rachel saat ia berbicara, pandangannya hanya menatap lurus kedepan.
"Emangnya lo mau ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel & Bryan [PROSES REVISI]
Novela JuvenilPROSES REVISI!!! TAPI KALAU KALIAN NGOTOT MAU BACA, GAK APA-APA JUGA:) Rachel Audyna Revano siswi kelas X IPA 1 Hanya dengan satu kali pertemuan MOS ia langsung terkenal dan menjadi primadona sekolah Merah Putih hanya dalam jangka satu hari ia jadi...