Part 21

39.7K 1.3K 32
                                    

"Seseorang memilih tuk sendiri, bukan karena takut tuk mencinta lagi, tapi karena takut terluka dengan alasan yang sama tuk kedua kali".

*Rachel Audyna Revano*

Happy Reading Readers!  and Dont Forget Your Voted guys! 😉😅

※※••••••••••••••※※

Rachel dan ketiga sahabatnya itu sempat menghentikan acara makan es cream mereka. Tetapi saat mereka sadar siapa pemilik suara tersebut mereka mengedikkan bahu acuh dan kembali memakan es cream mereka tanpa memperdulikan sang ketua osis yang tak lain adalah Bryan menatap mereka tajam.

Bryan yang merasa yang tak ditanggapi melangkahkan kakinya kemeja keempat gadis itu dan berdeham, tetapi Bryan tak dapat respon lagi.

"Kalian kenapa ngak masuk kelas?" Bryan berucap begitu dingin. Rachel yang mendengar nada dingin Bryan hanya mendengus kesal.

Lagi? Tidak ada yang menjawab pertanyaan yang dilontarkan Bryan. Mereka berempat seakan menutup mata dan telinga, bersikap seolah Bryan tak kasat mata.

"Kalian budeg atau gimana sih?! Ditanya tapi ngak ada yang jawab. Ini masih jam pelajaran pertama dan kalian semua bolos!? Kalian itu cewek ngak pantes bersikap barbar kek gini" geram Bryan sambil meninggikan nada suaranya.

Bryan benar-benar kesal saat ini, ia kesal saat pagi tadi ia melihat Rachel berpeluakn dengan Faudzy dan kekesalannya makin bertambah saat ini. Karena Rachel juga ikut membolos, juga tidak menatapnya saat ia berbicara.

Entah kenapa dadanya sesak hanya karena Rachel bersikap beda dari biasanya. Bryan berpikir entah apa yang salah sehingga Rachel jadi seperti ini. Padahal saat mereka dirumah sampai diparkiran mereka masih baik-baik saja. Tapi kenapa Rachel langsung menjadi aneh.
Baru saja Bryan ingin membuka suaranya lagi, tetapi tanpa aba-aba Rachel langsung berdiri tanpa suara. Berjalan tanpa melihat Bryan atau meliriknya walau hanya sekilas, Bryan hanya menatap cengo kepergian Rachel.

Sedangkan Nazkia, Aurel dan Cinta masih sibuk memakan es cream mereka. Bukannya mereka tidak ingin mengejar Rachel tetapi mereka mengerti Rachel ingin sendiri saat ini.

"Kalian kenapa ngak masuk kelas?! Dan Audy kenapa?" tanya Bryan kepada ketiga sahabatnya Rachel.

Nazkia menghentikan suapan es creamnya dan menatap tajam kakaknya saat ini.

"Mending bang Bryan kejar aja si nenek lampir Bianca kesayangan bang Bryan! Ngak usah peduliin Rachel! Rachel mau kejar kebahagiaannya sendiri. Biarpun bang Bryan saat ini menyandang status sebagai suami Rachel kalo kelakuan bang Bryan kek gini! Kia yakin Rachel pasti cari cowok yang bisa ngertiin dia, yang bisa kasi dia ketenangan. Bukan kek bang Bryan yang bisanya cuma nyakitin dia aja, disaat bang Bryan lagi bahagia sama si nenek sihir itu, bang Bryan ngak nyadar kalo ada orang yang tersakiti saat liat kalian. Mungkin aja dia bilang dia baik-baik aja, tapi ternyata itu semua cuma sangkalan agar dia tidak terlihat rapuh dihadapan kalian! Kia dukung aja kalo Rachel mau nyari cowok lain, ngak peduli kalo bang Bryan itu abangnya Kia, tapi kalo bang Bryan udah tega nyakitin sahabat Kia, mau di apa lagi?" Nazkia berucap panjang lebar sambil menatap kakaknya tajam.

Seakan mengetahui apa yang akan Bryan katakan Nazkia langusung memotongnya.

"Jangan bilang kalo bang Bryan sama dia cuma sahabatan. Kia tau bang Bryan sama dia cuma sahabatan, dan Kia bisa ngerti, tapi apa kabar buat Rachel yang liat kedekatan kalian yang cukup keterlaluan sampai cium segala? Emang bang Bryan mau Rachel dicipok!? Ngak bakal mau pasti, jadi ngertiin Rachel yang saat ini menyandang sebagai istri sekaligus pacar banga Bryan, jangan egois" sarkas Nazkia. Bryan hanya diam mencerna setiap kata-kata yang dikeluarkan sang adik.

Rachel & Bryan [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang