"Tidak ada waktu dan tempat yang tepat untuk cinta, karena cinta bukanlah sandiwara yang dibuat-buat melainkan kenyataan yang dapat terjadi kapan saja"
---------------------------------------------------------
Author Pov*
Disinilah tauran terjadi antara sekolah Merah Putih dan Jaya Utama. Orang yang melihat tauran antara dua sekolah itu akan bergidik ngeri. Pasalnya seragam sekolah yang seharusnya putih kini banyak noda yang tidak lain adalah bercak darah yang tidak sedikit.
Mereka terus saja beradu jotos, mereka juga tidak hanya memakai bogem tetapi juga memakai benda-benda tumpul. Sekarang ini yang terlihat unggul dalam tauran adalah sekolah Merah Putih sedangkan Jaya Utama sudah banyak yang tergeletak di gang yang sunyi tempat mereka tauran.
Gang ini memang sudah terkenal tempat tauran anak sekolahan, disini juga sudah begitu banyak anak sekolahan yang meninggal hanya karena tauran. Tauran mereka terus saja berlanjut, Disana Bryan terlihat bertarung dengan sekolahan sebelah hanya memakai tangan kosong, wajahnya masih bersih begitu pula dengan seragam sekolahnya. Tidak terlihat bercak darah sedikitpun, Bryan memukul sepuasnya ia melampiaskan semua amarahnya dengan memukul membabibuta lawannya dengan kalut. Ketiga sahabat Bryan hanya memandang Bryan cengo.
Suara serine yang terdengar membuat tauran mereka semua berhenti, mereka semua bubar dari gang tersebut dan membawa kendaraan mereka dengan ugal-ugalan agar tidak tertangkap polisi.
Bryan dan juga ketiga sahabatnya melajukan kendaraannya mereka kemansion milik Bryan untuk beristirahat karena letih, efek tauran.
Selang beberapa menit mereka semua sampai dimansion milik Bryan.
"Anjirrr muka ganteng gue jadi bonyok kena bogemnya si otong dari sekolah jaya utama" Dicky langsung membuka helmnya dan sambil menatap wajahnya di spion motornya.
"Emang lo tau dari mana kalo namanya otong?" tanya Stevannus juga sedikit meringis akibat luka yang ada diwajahnya.
"Yah ngak tau dari mana-mana sih. Gue ngak tau siapa namanya jadi bilang otong aja" Dicky meringis saa Bryan menabok kepalanya dan berjalan masuk tanpa memperdulikan ketiga sahabatnya yang sibuk melihat wajah mereka yang luka-luka akibat tautan tadi.
"Gue heran Bryan belajar adu jotos dari mana? Liat muka tuh bocah ngak ada luka-lukanya. Kita bertiga kok babak belur yah?" tanya Aldo sambil mengikuti Bryan masuk disusul Dicky dan juga Stevannus.
Pertanyaan dari Aldo tidak ada yang menggubrisnya. Mereka hanya duduk disofa depan TV Bryan sambil nonton.
"Dikacangin itu ngak enak loh tong" ujar Aldo tapi lagi-lagi tidak di gubris oleh Dicky dan Stevannus. Merak berdua sibuk menatap tayangan TV, sedangkan Bryan sudah sedaritadi naik kekamarnya.
Lelah karena tidak digubris, Aldo langsung berjalan menuju dapur untuk mengambil cemilan dan segelas jus jeruk. Aldo dengan santainya duduk kembali disofa sambil memakan cemilan yang telah ia ambil.
Merasa ada grasak-grusuk disebelahnya Dicky lantas menoleh melihat Aldo.
"Do minta dong cemilan lo" Dicky bergeser agar lebih dekat dengan Aldo.
Tetapi Aldo tidak menghubsir ucapan Dicky, ia sibuk dengan cemilannya dan fokus kearah TV."Balas dendam nih ceritanya? Yaelah ngambekkan, baperan. Baru gitu doang ngambek" Dicky mencolek-colek lengan Aldo sambil tersenyum tanpa dosa.
"Janji deh ngak bakalan kacangin lo lagi" denga lebaynya Dicky bersandar dibahu Aldo sambil marik-narik ujung seragam sekolah Aldo.
Aldo menoleh sambil mengangkat jari kelingkingnya "janji yah ngak kacangin gue lagi?"
Dicky juga mengangkat jari kelingkingnya sambil tersenyum konyol "gue janji"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachel & Bryan [PROSES REVISI]
Teen FictionPROSES REVISI!!! TAPI KALAU KALIAN NGOTOT MAU BACA, GAK APA-APA JUGA:) Rachel Audyna Revano siswi kelas X IPA 1 Hanya dengan satu kali pertemuan MOS ia langsung terkenal dan menjadi primadona sekolah Merah Putih hanya dalam jangka satu hari ia jadi...