Pagi yang cerah, dimana semua orang biasanya menyambut dengan ceria. Berbeda dengan kelas 2-2 SMA ini, mereka malah mengeluh karena matahari terlalu terik ditambah lagi hari ini adalah hari Senin; hari upacara bendera rutin dilaksanakan. Beberapa diantara mereka ada yang hanya mengibas-ngibas topi untuk menghasilkan angin sejuk walaupun kecil. Ada juga yang bagian atas tubuhnya diam seperti patung namun bagian kaki terus bergerak karena penat. Sisanya hanya bergosip ria satu sama lain.
Upacara selesai, semua masuk ke ruang kelas masing-masing. Ketua kelas 2-2, Amir dan Masri, sang sahabat plus wakil ketua kelas terlebih dulu menemui wali kelas, Bu Yuli, untuk memberikan laporan harian kehadiran murid. Sedangkan yang lain tetap di kelas menyejukan badan di bawah kipas angin. Beberapa duduk di lantai sambil minum es.
Tengah asyik bersantai tiba-tiba seseorang menggedor pintu, membuat seisi kelas gelabakan dan segera duduk ke kursi masing-masing. Kini semua mata tertuju pada pintu; menanti Pak Manra, guru pertama hari ini datang.
"Hahaha...!" Suara Amir tertawa keras sambil masuk ke dalam kelas diikuti Masri. Semua murid yang semula tegang langsung berubah kesal dan menyoraki Amir dan Masri. Dengan percaya diri yang tinggi, Masri berdiri di depan kelas.
" Woi! Pak Manra hari ini gak masuk!" Kata Masri. Semua murid bertepuk tangan gembira.
"Kenapa lo semua? GUE BELOM SELESAI!!" Kata Masri sedikit kesal.
"Tapi, kita dapat tugas!" lanjut Masri. Terlihat semua wajah di dalam ruangan berubah.
"Awas ya...! POKOKNYA SATU KELAS JANGAN ADA YANG NGERJAIN!!" Perintah sang ketua kelas Amir. Semua yang setuju segera pergi ke kantin, dan Ridwan yang hanya sibuk di pojok kelas sambil fokus pada laptopnya.
Yang tinggal di kelas sekarang hanya Ridwan, serta anak-anak k-popers; Yuki, Rianis, dan Tiwi. Sedangkan si 'madam gedek', Jesi sibuk dengan chatannya bersama gebetan barunya. Semuanya 'sangat normal'.
Jam pelajaran berikut nya dimulai. Lagi-lagi guru pelajaran kali ini tidak masuk. Hal itu menjadi kesempatan bagus untuk seluruh murid kelas 2-2 untuk 'istirahat'. Madi dan Ahruz tidur dengan beralaskan tikar anyaman yang entah didapat dari mana. Ridwan seperti biasa; sok cool di pojok kelas dengan laptopny. Mungkin Ridwan berpikir jika hal itu terlihat keren, nyatanya seluruh kelas menganggapnya aneh.
Trio perempuan rempong yang juga ikut istirahat, mereka memiliki bagian belakang kelas untuk tidur, dengan tas masing-masing yang dijadikan sebagai bantal. Zahra, Sita dan Fahya kini sudah terlelap.
Dihari yang berbeda, kali ini pelajaran fisika (lagi). Isti dan Jesi tentu sudah siap, mereka pesaing di kelas. Bersaing untuk mendapat nilai yang lebih tinggi."Baiklah! Ada yang tau apa itu momen gaya?" Tanya pak Manra. Sejenak kelas terdiam, kecuali Melly yang sibuk mengganggu Tiwi di depannya.
"Gue tau..." Gumam Melly. Tiba-tiba Isti yang ada di meja sebelah Melly mengangkat tangan. Sambil membaca catatannya Isti menjawab. Tak ada repon berarti dari murid di kelas karena mereka tau Isti selalu menjawab. Berbeda dengan Melly yang meski sudah tau tapi sangat malas untuk berbicara dan lebih memilih untuk bermain. Pertanyaan berikutnya dan kali ini Melly menjawab, kemudian lanjut mengganggu Tiwi. Beberapa kali Tiwi menggerutu, namun, Melly tak menggubris nya.
To be continued...Aku gk tau kapan lanjut nya, soal ny buat nulis kayak gini tergantung mood.
Apalagi sekarang udah kelas 3 sma, jadwal makin padat...
So, tetap sabar nunggu ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody School Assignment
Ficção CientíficaPetualangan para murid menghadapi petaka akibat percobaan mematikan di sekolah mereka, dan kini menjadi tugas yang harus mereka selesaikan untuk bertahan hidup.