The First Infected

3.7K 296 15
                                    

"Semua pengganggu memang lebih baik disingkirin!!" Kata Masri sembari muludah pada jasad teman-temannya tanpa berdosa. Sita sesenggukan  menahan tangis karena takut. Mereka hanya berusaha mengikuti perkataan Masri dan berharap lepas dari 'monster yang menyamar' ini.

Di saat bersamaan dengan kematian Dila. Alwa yang sedang merebahkan diri di kelas tiba-tiba berteriak kencang mengagetkan Yuki yang duduk di sampingnya. Lama kelamaan, teriakan Alwa berubah menjadi jeritan mengerikan. Tubuhnya terhempas kesakitan. Jesi dan yang lainnya ikut berteriak histeris. Sementara itu Yuki malah mendekat. Terlihat mata Alwa sudah menjadi putih bak bola matanya yang terbalik, serta benjolan mulai tumbuh di dahinya.

"BRAAKKK!!!" Tanpa diduga Melly melemparkan sebuah kursi ke arah Alwa, kemudian diikuti murid lain yang ikut memukul Alwa dengan berbagai macam benda yang mereka  temukan. Sedangkan Jesi dan Angel hanya berteriak di pojok ruang kelas karena terlalu takut. Tubuh Alwa terkulai lemas, memar serta luka menghiasi tubuhnya. Semua terdiam, mereka masih syok atas apa yang baru saja mereka lakukan. Entah karena saking takut atau kejiwaan mereka yang terganggu menghadapi keadaan ini. Pikiran mereka kacau, takut, lega, cemas, sedih bercampur aduk. Angel mencoba mendekat memastikan Alwa.

"AAAAA!!!!!!" Angel berteriak keras karena Alwa yang langsung menggenggam tangannya erat, membuatnya syok bukan kepalang.

Para murid yang panik segera mengambil kembali dan menyerang Alwa, sementara Melly tengah bepikir keras.

"Semua berhenti!!!" Kata Melly.  Semua ikut berhenti sembari menatap Melly heran. Dan entah kenapa, Alwa yang sudah terinfeksi langsung hendak menyerang Melly, yang sekarang menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya.

Tak ada respon berarti dari Melly. Ia hanya berdiri mematung, tak bergeming dari posisinya.

"sraakk!!" Melly melempar serbuk putih ke wajah Alwa. Terlihat Alwa kembali kejang-kejang tanpa suara.

"dia kenapa?" Tanya Rianis.

"Larva ny lagi pindah..." Jawab Melly sembari tersenyum.

"Maksudnya?"

"larvanya dari kepala atau deket kulit wajah..." Kata Melly.

"Emang tau dari mana?" Jesi ikut menimpali.

"dia tadi rebahan kan? Di bawah ny ada serbuk kapur, terus waktu dia jalan, kakinya juga kena! Tapi, gak ada reaksi apapun.. Jadi.. Ya... Gue nyoba ke kepala nya." Jelas Melly. "padahal gue juga nyoba keberuntungan, mana gue tau kalo larva nya ada d deket kulit~" Gumam Melly.

Amir, Madi dan Ahruz berinisiatif membawa jasad Alwa keluar sebelum kembali menyerang. Mereka menggunakan plastik bungkus snack sebagai alas tangan mereka memegang tubuh Alwa. Sayangnya, saat hendak kembali, mereka malah terkepung oleh para zombie lain yang datang dari hampir segala arah.

Ahruz, Amir, dan Madi tidak tau harus berbuat apa karena para monster itu makin mendekat. Ada sekitar delapan makhluk yang harus mereka hadapi dengan tangan kosong, namun tentu saja itu tidak mungkin. Untung nya, Masri dan yang lain datang tepat waktu. Masri langsung menghantam beberapa zombie. Sementara itu, tanpa aba-aba, Oki segera menyemprotkan spray anti serangga ke tubuh Madi, Amir, dan Ahruz. Ahruz menatap Masri heran karena keadaannya yang mengerikan, baju dg banyak noda darah.

"Iki, Dila, sama Juan Mana?" Tanya Amir yang langsung menyadari temannya yang kurang. Masri menunjukan wajah sedih, sementara yang lainnya menatap Masri aneh. Seolah ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan.

"Udah..., gak usah gue bilang, pasti lo udah tau kan?" Kata Masri merangkul Amir, mencoba menghilangkan kecurigaan. Amir hanya terdiam memikirkan perkataan Masri.

Mereka pun berjalan ke arah kelas menemui teman-teman yang lain. Tak banyak yang di bicarakan karena semuanya lebih banyak diam.

"Lo bertiga tadi ngapain?" Tanya Masri pada Amir. Amir pun menceritakan bagaimana Alwa terinfeksi, menjadi murid terinfeksi yang pertama dari kelas 2-2, karena sebelumnya hanya mati karena
.
.
.
Pembantaian...
To be continued.

I'm bacckkk...
Gimana cerita nya?
Hehehe
Thank you for read this story...
And just let's vote and comment...
Karena comment para reader lah yang menentukan kelanjutan ceritanya...
Wkwkwk...
*lebay!
Sekali lagi terima kasiiihhh banyak...

Bloody School AssignmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang