"Mereka saling gigit..." Ujar Nia, murid yang keluar sebelum Tiwi dan yang lain, dengan tatapan kosong karena masih syok.
"Lo liat semuanya?" Tanya Yuki. Nia hanya mengangguk pelan.
"Tapi, kenapa mereka gak masuk atau seenggaknya ngedobrak pintu?" Tanya Zahra bingung.
Suasana di kelas hening karena terlalu panik, terlebih saat Juan berkata kalau ia melihat darah di mulut 'orang-orang' itu.
"Semoga gue ditolong Jimin..." Doa Tiwi.
"Gue juga! Semoga Kim Taehyung datang!!" Sambung Yuki.
"Iya..., terus, mereka datang pake helikopter dan bawa kita ke Korea!" Lanjut Tiwi.
"Terus, kita di rawat sama Song Jung Ki!" Ucap Rianis. Kini semua mata tertuju pada trio K-Popers yang masih saja sempat berkhayal di tengah kepanikan itu.
Tak lama, 'orang-orang'itu pergi. Semua murid langsung membuat keributan besar. Mereka menelpon orang tua atau siapapun keluarga yang bisa mereka hubungi, termasuk Pak Manra. Sayangnya, hanya telpon Pak Manra yang tidak mendapat respon. Perasaan sedih dan kesal bercampur aduk, namun Pak Manra mencoba menahan diri. Dengan tenang, ia mencoba menyuruh para murid agar tenang dan tidak panik, walaupun sebenarnya yang paling panik sekarang adalah dirinya sendiri.
Meski begitu, para murid 2-2 tetap tak bisa tenang. Mereka yang belum mendapat respon dari orang tuanya masih mencoba menelpon, beberapa ada yang menangis. Di tengah keributan dan kepanikan para murid,Oka berjalan santai ke depan kelas, pak Manra hanya diam ikut memperhatikan. Oka diam sejenak di depan kelas, melihat teman-temannya yang sedang menatapnya dengan tatapan bingung dan frustasi.
"halah!! Cuma kayak gitu doang!" Ejek Oka sambil perlahan mendekati pintu. Semua menatap tajam ke arah pintu. Semua terdiam karena takut, dan pintu sudah terbuka. Dengan perlahan, Oka mengeluarkan satu kakinya. Setelah dirasa aman, ia lantas melangkah panjang keluar kemudian berbalik badan menghadap ke dalam kelas.
"Yeee!! Gak ada apa-apa!" Ejek Oka dengan girang. Semua masih terdiam.
Tiba-tiba...
"AAAAAAAA!!!!!!!!!" Tubuh Oka ditarik oleh sesuatu hingga tersungkur. Para makhluk aneh keserakahan dengan buas menyambar tubuh Oka yang berisi. Kini teriakan Oka bercampur dengan suara teriakan para murid di dalam kelas yang panik. Darah segar mengalir di lantai di depan pintu bagian luar. Para murid makin panik dan histeris, juga ada yang menangis dan berteriak seperti orang-orang yang kerasukan.
Tak lama, satu makhluk berpakaian seragam lab itu berdiri di depan pintu menatap para murid. Jeritan, teriakan, panik dan suara isak makin menjadi, terutama dari para murid perempuan. Namun, anehnya, makhluk itu tak melakukan apa-apa, hanya diam, menatap ke dalam, lalu pergi begitu saja. Beberapa murid yang penasaran dan berani, mencoba melihat keadaan Oka. Tubuh yang sudah hancur tak berbentuk, dengan beberapa bagian tubuh hilang seperti habis di makan oleh binatang buas. Mereka terkejut dan langsung mengunci pintu. Beberapa murid perempuan menangis sambil berpelukan. Pak Manra meringkuk di pojok kelas dengan keringat dingin yang terus mengalir di tubuhnya. Matanya terlihat sayu karena syok.
Hari mulai gelap, pak Manra dan murid kelas 2-2 sudah lebih tenang. Ridwan membuka PC dan mencoba melihat wifi sekolah yang ternyata masih aktif. Beberapa situs berita memberitahukan kalau semuanya sudah menyebar sampai satu negara. Mendengar berita itu, kepanikan kembali muncul. Semuanya kembali mengambil handphone dan menelpon keluarga mereka. Sayangnya, untuk kali ini tak satupun yang merespon telpon mereka.
Di tengah kepanikan, Yuki tiba2 teringat eksperimen para senior mereka.
"Mell, lo inget percobaannya senior kemaren gak?" Tanya Yuki pada Melly. Sejenak Melly terdiam memikirkan sesuatu.
"setau gue..." Ekspresi Melly sekejab berubah serius. " semua yang mereka pake, semut yang terinfeksi" kata Melly mantab. Teman-teman yang ada di sekitar Melly dan ikut mendengar langsung menatap Melly tajam.
To be continued....Maaf, telat update!!!
But, thanks buat yang masih setia nunggu...
Jangan lupa vote dan comment, biar tambah semangat lanjutin nyaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody School Assignment
Fiksi IlmiahPetualangan para murid menghadapi petaka akibat percobaan mematikan di sekolah mereka, dan kini menjadi tugas yang harus mereka selesaikan untuk bertahan hidup.