Begin

7.8K 447 42
                                    

Jam istirahat tiba, seperti biasa, kelas 2-2 yang awalnya rapi saat masih ada guru di kelas berubah menjadi seperti habis terkena badai tornado. Makanan dan bungkusnya bertebaran di mana-mana. Beberapa bergerumul bersama 'geng'-nya. Berbeda dengan laki-laki yang sibuk dengan sisir dan cermin. Dunia memang terbalik di kelas 2-2 ini, di mana murid laki-lakilah yang lebih membutuhkan bedak dan cermin dibanding perempuan. Terutama Juan, murid laki-laki mertoseksual di kelas 2-2. Sedangkan Isti masih sibuk dengan buku pelajaran yang baru saja dibahas.

Sekarang kelas 2-2 makin ruweh karena kehadiran murid pindahan yang sok dalam segala hal, namun tak bisa apa-apa. Dan namanya adalah Oka. Pekerjaan mereka hanya bermain akrobat di depan kelas. Bagian depan kelaspun kini beralih fungsi menjadi seperti sebuah panggung serba guna oleh para murid laki-laki. Di sana ada yang sedang bergulat, bernyanyi, menari ataupun menjadi propokator untuk murid perempuan. Sesekali mereka menggoda Angel, murid perempuan yang selalu update di sosmednya. Namun, semua itu 180° di kenyataan. Hal itu membuat Angel menjadi bahan bully-an di kelas. Selain itu, Angel juga sering memakai makeup yang sebenarnya tidak sesuai dengan wajah dan usianya.

Yuki dan temannya dari kelas lain pergi ke kantin melewati lab. Kimia. Di sana ia melihat para senior (kakak kelas) sedang membuat eksperimen dengan pak Rahmat yang mengawasi dari pintu. Sesampainya di kelas, Yuki langsung bergabung bersama Melly, Tiwi, dan Rianis.

"Woi!! Lo semua tau gak?" Tanya Yuki.

"Gak!" Sahut Tiwi dan Melly spontan. Yuki segera memperlihatkan wajah cemberutnya.

"Haha...! Sorry, becanda! Kenapa?" Tanya Tiwi.

"Itu, senior ngelakuin eksperimen lagi di lab. Pak Rahmat!" Kata Yuki.

"Halah! Paling juga yang kerja para murid! Pak Rahmat paling cuma ikut unjuk gigi kalo eksperimennya berhasil!" Celetuk Melly.

"Ehm... Liat aja nanti!" Sambung Rianis dengan senyum bengisnya. Kini mereka berempat terdiam sejenak. Lalu kembali ribut membahas topik lain.

Tugas Kimia para senior masih terus berlangsung. Para senior juga menggunakan bakteri yang membuat beberapa semut menjadi seperti zombie. Banyak yang meremehkan pekerjaan mereka dan menganggap semuanya sia-sia. Entah apa yang dipikirkan guru Kimia mereka itu, sehingga menyuruh para murid untuk melakukan semua eksperimen itu.

Di kelas 2-2, Tika, sahabat Angel tiba-tiba berteriak karena dari bagian bawah lemari kelas keluar beberapa kecoa dan membuat para murid perempuan takut, kecuali Melly. Ia malah menakuti murid lain.

Keesokan harinya, para murid kelas 2-2 masih takut kalau-kalau Melly mengganggu mereka lagi. Saat Pena, sang bendahara kelas datang, terlihat kantung plastik sedang tengah dibawanya. Dan Ternyata isinya adalah kapur anti serangga dengan berbagai aroma. Ia pun meletakannya di berbagai sudut ruangan kelas serta dibawah tangga di dalam kelas mereka yang menuju ke arah gudang, tempat menyimpan alat-alat kebersihan dan makanan yang akan dijual di koperasi sekolah.

"kapan pak rahmat nyudahin tugasnya, ya? Tanya Isti saat berkumpul dengan yang lain.

"kenapa? Kangen lo sama pak Rahmat?" Ejek Yuki.

"ye...! Bukan! Gara-gara dia, kakak gue jadi sering pulang malam!" Gerutu Isti.

"mungkin nunggu lebaran Monyet!" Celetuk Melly. Semuanya diam.

"krik...krik...!GAK LUCU! HAAAA!" Tiwi tertawa keras siikuti yang lain., sedangkan Melly terus mendorong tubuh mungil Tiwi karena kesal.

"Gara-gara pak Rahmat, kakak gue jadi sering lemes di rumah! Ya..., sakit gitulah...!" Kata Isti, dan sepertinya tidak ada satupun yang merespon perkataannya.

Jam sekolah hampir selesai, lab. Kimia masih tertutup rapat dengan beberapa murid masih di dalam bersama sang guru killer, Pak Rahmat. Tak lama, terdengar sorak-sorai dari dalam lab. Namun, suara tiba-tiba berubah seperti jeritan. Semua guru dan murid dari setiap kelas berlari mendekati lab, kecuali kelas 2-2 yang masih jam pelajaran pak Manra. Sang ketua kelas, Amir sesekali berdiri melihat dari jendela apa yang sedang terjadi di luar. Suara jeritan kelas 2-2 tak tahan terus menunggu, beberapa diantara mereka tak lagi menghiraukan pak Manra dan berlari keluar. Pak Manra tentu tak tinggal diam. Ia menyuruh si 'kutu' kelas, Izah, untuk menutup pintu.

"untuk apa keluar? Mereka semua itu berlebihan!" Kata pak Manra kesal. Karena waktu hampir habis, pak Manra mengutus Iki untuk memanggil teman-temannya yang keluar untuk masuk terlebih dahulu. Terlihat para orang tua datang menjemput anak-anak mereka yang berteriak dan terus meronta seperti orang kerasukan.
To be continued...






Happy read...
Jgn lupa tinggalin jejak dan komen;)
Pokok nya, komen aj, mau jelek kek, bagus kek...
Biar bisa dikoreksi lagi kurang ny d mn...
Mohon bantuan nya...
:)

Bloody School AssignmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang