Love

4.1K 343 17
                                    

Alwa mendekat lebih cepat dan melihat keluar jendela.

"OBIIIIIII!" Teriak Alwa terkejut. Tubuh Obi sudah putih pasi bergerak tak beraturan tepat di depan pintu kelas lalu jatuh begitu saja ke lantai koridor. Suara teriakannya terdengar melengking. Alwa tak kuasa melihatnya dan berlari ke arah pintu. Ahruz, Iki, dan Amir mencoba menahan. Namun tetap saja, Alwa mengamuk.

Obi masih menggeliat, teriakannya bahkan terdengar lebih melengking dari sebelumnya. Murid yang ketakutan mundur mengambil posisi yang menurutnya nyaman.Garis merah muncul dari leher, kemudian perlahan terbuka, darah keluar bersamaan dengan seekor kerangga.

"Lalat Phorid!!!!" Pekik Melly. Perut para murid mulai bergidik antara geli dan ngeri, mual tak tertahankan. Beberapa lari ke arah jendela di sisi lain untuk memuntahkan isi perutnya yang seperti di dorong paksa untuk keluar.

Leher Obi sudah hampir putus. Melihat itu Alwa kembali memberontak dan kali ini ia berhasil, ia keluar dan menemui Obi, atau lebih tepatnya jasad Obi.

Diyah segera menutup kembali pintu kelas karena ketakutan. Kini Alwa menjadi tontonan teman-teman satu kelasnya. Alwa memang tidak berani mendekati jasad Obi, namun ia terus duduk di dekat jasad yang sudah mengeluarkan bau busuk itu. Perasaan jijiknya muncul, bau amis karena darah yang mengalir di lantai membuatnya ingin muntah.

Tiba-tiba lalat yang tadi keluar dari tubuh Obi hinggap di dahi Alwa. Tentu saja Alwa berteriak sejadinya. Teriakan dan jeritan dari para murid yang ada di dalam ruangan maupun Alwa yang masih ada di luar memenuhi seisi sekolah.

"LALAT PHORID!!!!" Teriak Yuki membuat Alwa tambah panik. Ia berusaha membuka pintu kelas. Sayang, Arin, Juan, Oki, Masri dan Amir terlebih dahulu menahan pintu dari dalam agar Alwa tak bisa masuk membawa hewan terkutuk itu. Isti, Pena, dan Tika membantu menabur kapur anti serangga di sela-sela jendela yang sebenarnya sudah ditutup. Tak ada satupun yang dapat berpikir jernih untuk menenangkan suasana, semuanya kalut dalam ketakutan.

Alwa menangis sejadi-jadinya. Sesekali ia mencoba menggelengkan kepala, berharap lalat 'terkutuk' itu mau pergi. Namun nyatanya ia masih betah bertengger di dahi Alwa.

"BUUUKKKAAA!!!" teriak Alwa sambil menangis. Ia menggedor pintu lalu melihat jasad Obi. Garis merah di leher Obi terlihat jelas, seperti bekas sayatan yang tak dalam.

"SORRY, WA!!! LO GAK BISA MASUK SAMA TUH LALAT!" Teriak Nia dari balik jendela. Alwa terduduk lemas, bersandar di depan pintu. Ia pasrah kalau dirinya berubah seperti sang kekasih, Obi. Ia menangis terisak kemudian melihat kedua telapak tangannya yang sudah berlumur darah. Ia membersihkan noda itu dengan rok abu-abu yang ia kenakan. Tiba-tiba dahinya terasa sakit seperti tertusuk sesuatu.

"PLAKK!!!" Dengan refleks, Alwa memukul dahinya sendiri dengan keras. Sang monster kecil itu jatuh, tubuh Alwa gemetar, antara takut, senang dan bingung tak tau apa yang harus ia lakukan.

Tika yang masih melihat melalui jendela segera memberitahukan pada murid lain.

"AMIR! LALATNYA SUDAH MATI!!" Pekik Tika. Semua yang sedang tidak menahan pintu segera berlari kembali ke arah jendela untuk memastikan.

"Gak!!! Gak usah!! Mungkin Alwa udah terinfeksi!!! Lo semua gak tau!!" Kata Dila seperti orang gila karena ketakutannya sendiri.

"Hei!!! Gak bisa gitu dong!  Buktinya Alwa gak apa-apa..." Kata Yuki.

"Lo semua mau mati kayak Pak Manra yang tubuhnya hancur bahkan habis dimakan zombie atau kaya Obi?" Bentak Masri kali ini membela Dila. Murid lain yang masih melihat ke jendela kembali berteriak kalau ada beberapa Zombie yang mendekat. Kali ini tanpa pikir panjang, sang ketua kelas, Amir langsung membuka pintu dan menarik Alwa masuk. Untungnya Amir berhasil sebelum para zombie menghabisi Alwa.

Beberapa memegang sapu dan benda-benda lainnya yang bisa digunakan sebagai senjata. Mereka ketakutan, oleh karena itu mereka mencoba mempersiapkan diri kalau-kalau Alwa berubah menjadi zombie. Terdengar suara gaduh di luar. Sepertinya para zombie sedang menimati makan siangnya.
Dan Alwa hanya bisa kembali menangis dengan beberapa teman yang menatapnya tajam, memperhatikan tiap gerak-gerik Alwa.
To be continued...


Hohoho...
Ketemu lagi!!!
kali ini author pengen ngasih sedikit info tentang BSA...
Semua tokoh di cerita ini di ambil dari orang-orang di dunia nyata...
Tepatnya teman-teman sekelas author sendiri...
Dan cerita ini sebenernya cerita yang author buat udah dari tahun kemaren, cuma buat nyenengin temen-temen sih..
Nama tokohnya juga author ambil dari permainan huruf di nama mereka asli sendiri...
Hahaha
Love you flascita (nama kelas author)!!!
Jangan lupa vote dan comment...
Terimakasih juga buat yang udah vote dan comment atau pun yang cuma jadi sider, makasiiihhh

Bloody School AssignmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang