Malam tiba, suasana bertambah mencekam. Keheningan seperti menusuk tubuh masing-masing murid yang tertidur. Ah! Salah, Berpura-pura tidur. Memejamkan mata dan pasrah dengan apa yang mungkin terjadi di detik berikutnya. Beberapa kali terdengar suara seperti sesuatu yang di seret di halaman depan kelas.Tak tahan, Ridwan bangun dan bangkit dengan kesal, kemudian membuka PC ny, mencoba mencari tau apa yang terjadi. Beberapa negara kini terinfeksi. Membuat semua perbatasan, bandara, maupun pelabuhan di tutup di semua negara yang belum terinfeksi. Bahkan kendaraan dari luar di cegat paksa.
Beberapa murid yang mendengar langsung bangun dan kembali menelpon, lalu menangis, membuat semuanya kembali menegang.
"BRRUUUKKK!!!!" Ridwan memukul meja keras."LO SEMUA BISA DIEM GAK SIH??? Gimana sama gue? Nyokap bokap cerai, dan gak ada satupun yang peduli. Bahkan mereka gak tau gue sekolah di mana!!!" Kata Ridwan penuh emosi. Tak ada yang menggubrisnya. Semua murid malah menatap Ridwan aneh. Fahya menatap Amir.
"udah! Semua tidur, seenggaknya kita masih aman di sini! Istirahat, siapa tau, besok energi kita semua di butuhin!" Ajak Amir, kali ini bertindak sebagai ketua kelas. Semuannya menurut, kecuali Ridwan yang masih sibuk mengotak-atik PC nya.
Fajar tiba, semua murid 2-2 bangun. Terlihat Fahya duduk dengan pandangan kosong di depan kelas.
"kenapa?" Tanya Zahra sembari duduk di samping Fahya diikuti Sita.
"udah dari tadi?" Tanya Sita.
"kemaren jam segini, kita udah belajar..., sekarang..." Fahya tak melanjutkan ucapannya, namun kedua sahabatnya sudah mengerti. Seketika trio yang dianggap paling heboh di kelas 2-2 ini berubah menjadi trio mellow.
Isti dan Pena menabur kapur, Tika dan Angel menyapu, dan yang lain ikut membuat alat sederhana seperti pipa untuk mengalirkan air hujan kedalam dan beberapa alat lain yg bisa d buat dan dipakai dari lantai atas. Semua bekerja seolah sudah diperintah.
Setelah semua beres, Oki dan Juan mengambil makanan di atas dan membagikannya.
"eh! Angel! Ngapain lo ngambil juga?" Ejek Masri.
"Ichh..., Masri...!" Kata Angel dengan tingkah lebaynya.
"iiiiiiccccchhhhhhhh, Maaasssrrriiiiii...!?" Ulang Amir ikut mengejek Angel.Angel menghela nafas kesal kemudian diam.
"hayoo!!! Angel ngambeeekkkk!!" Kata Tiwi memprovokasi.
"bagus lah!!! Kalo dia gak mau, makanan nya kita sinpan lagi aja!" Kata Amir cengengesan.
"siang ini kita harus keluar!" Kata Alwa tiba-tiba. Semua mata tertuju padanya dengan heran. "ya..., sp tau ada yang selamat juga kya kita!" Lanjut Alwa.
"ngapain? Makanan kita terbatas! Kalau ada yang selamat, otomatis makanan berkurang!" Sahut Amir tiba-tiba serius. Masri hanya ikut mengiyakan perkataan Amir, sahabatnya.
"itu kalo dia gak punya apa-apa! Gimana kalau orang yang kita selamatkan punya lebih banyak?" Iki mulai buka suara, kali ini ia ada di pihak Alwa. Amir dan Masri menatap Alwa dan Iki tajam, entah apa yang sedang di rencanakan oleh kedua orang ini.
Tiba-tiba terdengar sesuatu seperti mendorong paksa pintu kelas. Hal tak biasa jika yang melakukan adalah para zombie. Madi melihat melalui jendela untuk memastikan.
"Alwa! Sini deh!" pinta Madi. Alwa yang berada di kerumunan teman-temannya melihat Madi heran. Ada perasaan ragu, Madi tiba-tiba memanggil namannya. Ia bangkit, namun tak segera melangkah. Madi melambaikan tangan agar Alwa bergegas. Namun, langkahnya masih terasa berat karena takut.
"cepet!" Pekik Madi. Murid lain yang penasaran bergegas menemui Madi dan melihat ke jendela meninggalkan Alwa.
Para perempuan berteriak tak keruan di susul para murid laki-laki.
"ALWAAA...!!!" Pekik Yuki.
To be continued.I'm baaaccckkk...
Hehehe
Bingung mau ngomong ap...
Ya udah lah...
Pokokny tolong vote dan comment nya!!!! :)
Terus, terimakasih buat yang udah vote, comment ataupun yang cuma sider...
Makasiiihhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody School Assignment
Fiksi IlmiahPetualangan para murid menghadapi petaka akibat percobaan mematikan di sekolah mereka, dan kini menjadi tugas yang harus mereka selesaikan untuk bertahan hidup.