(S) Chanyeol Marah

440 54 3
                                    

"Yeol, kamu dari tadi diem mulu. Jangan marah gitu dong. Inikan udah tuntutan pekerjaan aku, masa iya aku nolak?" Ucapku kepada kamu ketika kamu menjemputku malam itu

Iya, malam itu ketika aku meminta kamu untuk menjemputku ditempat kerjaku yang cukup jauh dari posisi kamu saat itu yang sedang berada di kafe milik teman masa SMP kamu. Sejak aku masuk kedalam mobil kamu hingga ketika mobil sudah melaju setengah jalan dan kamu masih tetap tidak membuka mulut kamu untuk sekedar menyapaku.

"Yeol aku lagi ngomong sama kamu," ucapku lebih tegas karena pembicaraanku yang tadi tidak mendapat jawaban sedikitpun dari kamu

Jalanan sudah cukup sepi untuk sekitaran jalan Laswi di jam setengah sebelas malam, hanya suara mesin mobil yang aku tumpangi bersama kamu serta lagu-lagu yang keluar dari radio mobil kamu dengan volume yang kecil. Lantas mengapa kamu sama sekali tidak menanggapi semua apa yang aku katakan?

Dengan gerakan cepat aku memutar bagian volume supaya lagu yang sedang terlantun itu mengeluarkan suara yang kencang. Kamu yang sedang mengemudikan mobilpun refleks mematikan radio yang menyala itu.

"Apa an sih, Gi. Udah malem juga, berisik." Ucap kamu kepadaku dengan hanya menoleh sebentar lalu fokus kembali ke jalanan

Mendapati ucapan kamu yang seperti itu akupun refleks menjadi kesal.

"Kamu yang apa an, aku dari tadi ngomong gak kamu tanggepin," balasku kepada kamu

"Yaudahsi orang udah pulang juga ngapain masih diomongin. Susah emang ngomong sama orang yang udah ga nurut lagi," jawab kamu kepadaku tapa melihat wajahku yang saat itu menatap tajam kearah kamu

"Apasih kamutuh, ko jadi kayak anak sekolahan gini? Aku kerja Yeol, bukan main"

"Ya kamu pergi sama cowok-cowok, Gi. Kamu cewek, kamu mikir gak sih orang-orang bakal anggep kamu apa?"

"Apa? Cabe-cabean? Iya? Kamu juga dikelilingin cewek-cewek, kemana-mana pasti ada ceweknya tapi aku gak pernah semarah ini kan?"

Setelah beberapa bulan tidak mengalami permasalahan dalam hubungan bersama kamu, finally malam itu kamu memulai pertengkaran lagi, Yeol. Aku pikir dengan aku bekerja seperti ini kamu bisa mengerti dan bisa memaklumi, tapi ternyata tidak. Aku gak tahu deh itu pikiran kamu karena khawatir sama aku atau emang pure karena kamu gak mau lihat aku dekat dengan rekan kerja laki-laki ditempat kerjaku.

"Kamutuh selalu kayak gini, susah dibilangin, bisanya ngebalikin. Cowok dikelilingin cewek ya wajar Gi, orang-orang bisa maklumin itu. Tapi cewek beda, kamu pikir pulang kerja semalem ini wajar bareng segerombolan laki-laki? Kalau mau main cantik yaudah jadi cantik aja ga usah deket sana-sini sama cowok lain," jelas kamu kepadaku dengan penuh penekanan

"Kamutuh mikirin omongan orang, kamu ga mikirin omongan aku Chanyeol. Aku kerja bukan buat orang lain, aku kerja buat keluarga aku, buat diri aku, juga buat ka..." ucapku terpotong oleh kamu

"Kalau kerjanya kayak gini, seminggu sekali selalu keluar kota bareng cowok-cowok, itu bukan buat aku Gi. Aku jadi ga suka kamu kerja kayak gini, kamu bagian perawat kenapa jadi ikut sana-sini survei clinic skincare ke kota-kota lain? Aku bisa maklumin kalau sesekali, Gi. Tapi ini udah berkali-kali." Jelas kamu lagi

"Sekarang terserah deh kamu mau denger aku sebagai tunangan kamu atau sebagai musuh kamu aku ga akan komen apa-apa lagi, semuanya terserah kamu," sambung kamu lagi

Ok, kali ini memang aku yang salah. Iya aku sudah sesering ini pergi keluar kota bersama rekan laki-laki di tempat kerjaku, namun dalam beberapa waktu aku juga ditemani dengan rekan kerja perempuan meskipun seringnya hanya aku sendiri. Aku ngerti kamu khawatir, tapi ini pure emang aku kerja dan merekapun (rekan kerja laki-laki) sebatas rekan kerja, tidak lebih.

HomeWhere stories live. Discover now