Waktu itu-3

357 64 10
                                    

Chanyeol

Tiga minggu telah berlalu. Hari ini mamah berulang tahun, dan mamah juga mengadakan makan malam sebagai bentuk perayaan kecil-kecilan bersama keluarga. Tidak hanya itu, mamah beserta kak Yura juga menginginkan kamu ikut hadir nanti malam, Gi. Papah juga menanyakan kamu, karena biasanya setiap minggu kamu selalu kerumahku.

Dengan kita yang sekarang seperti ini, aku selalu berusaha untuk memperbaiki diri untuk hubungan kita, Gi. Dari hal terkecil, aku selalu memberi kabar kepada kamu, aku berusaha untuk selalu mucul di notification handphone kamu, Gi. Meskipun kamu jarang sekali untuk sekedar membalas chat atau telfon dariku, aku tidak akan pernah bosan untuk melakukan hal itu. Aku akan membuktikan jika aku bisa memperbaiki diri untuk hubungan kita, Gi.

Hingga sampai malam ini tiba, kamu yang sudah aku jemput untuk ikut menghadiri makan malam bersama keluargaku di sebuah restoran daerah Lembang pun langsung memasuki venue tersebut. Aku sedikit tercengang ketika tangan dingin kamu menggenggam tangan kiriku, Gi. Aku refleks melihat wajah kamu, namun yang kulihat adalah tidak ada bentuk sebuah senyuman sedikitpun, kamu fokus melihat kedepan.

"Seulgi, ya ampun mamah kira kamu gak bakal dateng, sini duduk pinggir mamah, biar Chanyeol sebelah kak Yura."

"Masa Seulgi gak dateng sih, Mah. Selamat ulang tahun, Mah. Ini maaf Seulgi Cuma bisa ngasih ini," ucap kamu sambil memberikan bingkisan tas kecil yang bisa kutebak isinya itu adalah sepasang sepatu

Gi, malam ini kamu beda. Wajah kamu lebih bersinar dari biasanya, kamu tidak menghilangkan sedikitpun senyum yang kamu punya itu. Ketika aku dan papah melontarkan candaanpun kamu ikut tertawa, bahkan kamupun ikut membuat makan malam itu menjadi hidup

Saat hidangan makanan sudah datang, tidak ada diantara kami yang mengeluarkan suara kecuali suara sendok yang beradu dengan garpu diatas piring. Semuanya fokus pada makanan masing-masing, kulihat mamah yang antusias sekali mengambil makanan demi makanan yang diambilnya lalu memberikan terlebih dulu kepada papah, tidak kalah dengan kak Yura yang memang dasarnya pelahap yang baik sama sepertiku, ia mencicipi semua makanan yang ada diatas meja. Namun tidak dengan kamu, Gi.

"Kamu sakit, Gi?" tanyaku

Kamu hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban kamu, Gi, itupun tanpa melihat kearahku. Aku juga beberapa kali melihat kamu mengarahkan pandangan kepada jam yang terpasang dilengan kiri kamu, kenapa, Gi? Ada apa?

Ketika makan malam selesai, kak Yurapun meminta supaya untuk berfoto terlebih dahulu sebelum pulang menggunakan kamera yang dibawanya itu. Mulai dari foto mamah bersama papah, lalu mamah bersama kak Yura dan aku, mamah bersama aku dan papah, dan itu semua kamu yang memfotokan kami, Gi. Hingga yang terakhir adalah permintaan kak Yura yang meminta agar aku bersama kamu berfoto berdua.

--

Seulgi

"Gi, Aku udah didepan rumah kamu,"

Dengan langkah perlahan akupun mulai menuruni tangga dari kamarku menuju pintu rumahku untuk segera menemui kamu yang sudah menjemputku. Tidak lupa juga aku berpamit kepada ibu dan ayahku bahwa aku akan pergi menghadiri acara perayaan ulang tahun mamah kamu.

Tanpa basa-basi akupun langsung masuk kedalam mobil kamu. Aku memasang seatbelt dengan hati-hati lalu ku benahi kembali ponnyku yang malam itu sedikit susah diatur. Selama perjalanan dari rumahku menuju venue dimana perayaan itu dilaksanakan, aku sama sekali tidak berbicara sedikitpun, begitu pula dengan kamu. Aku sibuk dengan penglihatanku melihat pemandangan jalan daerah Lembang dimalam hari melalui kaca mobil sebelah kiriku, sedangkan kamu fokus melihat kedepan.

HomeWhere stories live. Discover now