(C) You're Confused

292 43 15
                                        

Chanyeol

"Lo dimana anjir ini pacar lo ngapain duduk depan kelas daritadi?"

Begitu terdengar suara lantang milik Senna via telfon pada waktu yang sudah menunjukan pukul setengah delapan malam ini.

"Ha? Siapa? Seulgi? Dia udah pulang kali, tadi dia ngabarin gue. Ini gue di tempatnya Ben," jawabku santai

"Ya anjir emang pacar lo berapa banyak pake nanya siapa, pulang mata lo peang, serius gue ini si Seulgi sendirian depan kelas kita anjir, dikira masih ada kelas kali lo, cepetan sini,"

"Gue chat Seulgi dulu deh, kali lo bohong, gue bunuh lo anjir," ujarku lalu mematikan komunikasiku dengan Senna yang masih berada dikampus

Tanpa menunggu waktu lama, akupun langsung mengarahkan jari-jariku pada sebuah aplikasi untuk mengirimi kamu beberapa pesan. Namun sayangnya setelah lima menit lamanya tak ada kunjung balasan dari kamu, hingga kucoba telfonpun tidak kamu angkat, Gi.

"Halo, Sen. Seulgi ga bales chat sama telfon gue," ucapku pada Senna via telfon

"Pake telfon gue segala ya ke kampus aja anjir susul dia, bego lu mah, buruan keburu dia pulang sendiri kasian,"

"Maksud gue tolong tahan dia biar ga pulang dan bilang kalo gue otw kesitu, ini udah dimobil,"

"Ga berani nanya dia, gue. Mukanya capek banget kayaknya, udah anjir lo buruan cepet susul dia aja. Gue lagi dijalan mau pulang nih, dah ya bye,"

Perasaanku tiba-tiba berubah, jantungku berdegup kencang, seluruh saraf pada tubuhkupun bergerak menjadikanku gelisah tak karuan. Ku kendarai mobilku dari tempatnya Ben menuju kampus yang tidak banyak menghabiskan waktu untuk sampai menemui kamu disana, Gi. Dengan perasaan yang khawatir akan takutnya terjadi sesuatu kepada kamu, akupun tetap mencoba untuk fokus mengendarai hingga sampai dengan selamat.

Sesampainya ditempat parkir, akupun langsung bergegas keluar dari mobil dan berlari menuju kelasku yang beruntungnya kelasku berada dilantai dasar. Namun apa yang dikatakan Senna ditelfon tadi tidak sama dengan apa yang kulihat sekarang ini. Didepan kelasku tidak ada kamu, Gi. Hanya beberapa orang yag sepertinya baru keluar kelas.

"Woy, Yeol. Belum pulang lo?" sapa temanku Zean

"Eh Yan, belum nih. Lo liat Seulgi ga Yan katanya tadi dia duduk disini?" tanyaku sambil menunjuk kursi yang tepat berada didepan pintu kelasku

"Lha tadi baru aja dia pergi, gue sempat nanya nunggu lo apa gimana terus jawabannya cuma pengen duduk disini katanya, terus dia pamit pulang. Baru bangetdeh, coba lo susul lewat pintu sana," jawab Zean kepadaku dengan diakhiri menunjukan arah jalan belakang dari gedung kuliahku

"Sip Bro, Thanks ya, gue duluan," ucapku berterima kasih sekaligus pamit

Jantungku semakin berdegup kencang, perasaanku semakin gelisah karena tidak mendapati kamu duduk disana seperti apa yang dikatakan Senna ditelfon tadi. Hati dan pikirankupun tidak henti-hentinya bertanya ada apa sebenarnya dengan kamu, Gi?

Hari yang sudah gelap serta lampu sepanjang jalan dikampus yang remang menyulitkanku untuk menemukan kamu, Gi. Ditambah handphone kamu yang tidak aktif menyulitkanku untuk mengetahui keadaan kamu saat ini dimana dan bagaimana. Aku seperti orang tua yang sedang mencari anaknya yang hilang tahu ga sih, Gi?

Aku tidak berjalan sambil melihat kesekelilingku saja untuk menemukan kamu, Gi. Akupun mencoba bertanya kepada orang-orang yang kukenal masih berseliweran disana untuk sekedar bertanya apakah melihat kamu atau tidak, dan semua orang yang kutanya itupun menjawab tidak. Hingga kulihat tidak jauh dari tempat dimana aku berdiri saat ini, terlihat seorang wanita dengan tas totebag menggelantung dipundak kirinya serta ditangan kanannya yang memeluk sebuah map sedang berjalan dengan sedikit guntai.

HomeWhere stories live. Discover now