(C) Gemas

316 49 14
                                    


Sore ini seharusnya kita makan mahal, Gi. Kamu yang meminta kepadaku untuk meluangkan waktu di hari ini, kamu yang menentukan tempat pula dimana kita akan makan. Tapi sayang, kamu sedang badmood. Gemas deh, kekanak-kanakkannya kamu lagi muncul.

Aku sudah mengatakan aku akan pergi futsal bersama teman-teman kampusku dulu, ya sekaligus juga reuni karena sudah lama tidak pernah mengadakan acara kumpul seperti ini. Iya, aku juga salah. Aku pergi pada hari sudah malam, malah sampai larut malam. Aku juga salah, menjawab pesan tidak diizinkannya oleh kamu ketika aku sudah berada ditempat futsal. Pikirku kamu akan mengizinkanku, malam itu. Karena ini acara langka, aku pikir kamu mengerti itu, Gi.

Selama bermain futsal, dalam hati aku sudah yakin ini akan menjadi sebuah masalah. Ditambah dengan futsal ini diberi bonus waktu oleh salah satu temanku, sudahlah pikirku akan di beri tambahan atau tidaknya waktu kamu akan tetap marah. Betul kan, Gi? AH, lanjut main aja ,Yeol....

'Cpt plg, aku ngantuk'

'23.36'

'Trsrh km aja Chanyeol.'

HAHAHAHAH. Sudah kuduga, akan seperti ini. Ketika teman-teman yang lain mengganti pakaian, aku sibuk pamit untuk pulang duluan. Karena percayalah, jantungku juga dag dig dug malam itu.

Dengan kecepatan tinggi aku mengendarai sepeda motorku, begitu sampai rumah aku membersihkan diri terlebih dahulu dan langsung berbaring diatas tempat tidur sembari berpikir aku harus melakukan apa agar pacarku ini tidak kesal lagi.

'Aku baca pesan kamu udah sampai ditempat futsal, sayang' balasku pada pesan yang kamu kirimka kepadaku

Sudah teramat yakin pesanku tidak akan mendapat balasan, karena waktu sekitar 20 menit sudah berlalu. Entah kamu sudah tidur, atau sudah sangat kesal kepadaku, aku tidak tahu.

Hingga dimana keesokkan hari kamu masih belum membalas pesanku, jangankan membalas, kamu bacapun tidak. Masalahnya sebesar apa sih? Hanya futsal? Sampai sesiang itupun belum juga membalas pesanku?

Aku juga sengaja tidak mengirimi kamu pesan-lagi,Gi. Bukannya kita sepakat jika terdapat masalah diantara kita harusnya saling terbuka saja?

Hingga sekitar jam tiga, aku mendapat sebuah pesan dari salah satu teman dekatnya Seulgi. Dia mengirimiku sebuah foto, dan didalam foto itu adalah kamu yang sedang tidur dengan mata yang sembab, Gi. Aku mengeluarkan smirk ku, 'sifat kamu yang dulu muncul lagi' ucapku dalam hati.

Aku membalas pesan singkat temannya, mengucapkan terima kasih dan memberi tahu bahwa aku akan menjemput Seulgi.

Setelah GPS kamu matikan, ternyata kamu pergi kerumah teman kamu tanpa memberi tahu kepadaku, Gi. Kamu ini kenapa?

Bersyukur sore ini Bandung begitu cerah tidak seperti hari sebelumnya, hujan. Bersyukur pula hari ini tidak mendapat pekerjaan dadakan yang biasanya selalu diberikan oleh mama tercinta untuk menemaninya kerumah oma. Dengan keadaan yang sudah rapih, aku pun menyambar kunci mobil yang tergeletak diatas dvd player dikamarku.

Aku mulai mengendarai mobil dengan kecepatan standar, disertai suasana yang kubawa santai. Sambil ditemani lagu Dan nya milik Sheila on 7, aku pun ikut berdendang dengan menyanyikan lagu tersebut dengan semangat. Sorry guys, akan menghadap ibu negara so jangan terlihat tegang.


Drrrrrrrt.. drrrrrrrt...... drrrrrrrrt


Kurasakan handphoneku bergetar panjang ternyata terdapat sebuah panggilan dari Senna.

"Gue lagi ngopi ditempat biasa anjir berdua kayak guy sama si Ben, sini bawa si Seulgi," ajak Senna tanpa memberikan sapaan diawal panggilan

HomeWhere stories live. Discover now