Seulgi
Sore ini kota Bandung diguyur hujan sejak tadi pagi, meskipun begitu tetap saja tempat kerjaku tidak henti dari pengunjung yang sengaja meluangkan waktunya disela-sela hujan untuk sekedar konsultasi perihal masalah pada wajahnya ataupun yang sudah rutin menjadwalkan diri untuk proses merawat kulit wajahnya.
"Wend, gue mau sakit deh kayaknya," ucapku pada Wendy yang sedang tidak ada pasien diruangannya
Memang akhir-akhir ini aku selalu mengikuti atasanku untuk kerja lembur, terhitung sudah empat hari aku pulang hampir larut malam dan menuju rumah dengan menggunakan ojek online karena Chanyeol sedang berada diluar kota untuk menyelesaikan beberapa project ditempat kerjanya. Sementara Wendy yang sudah menjadi segalanya bagiku, ia tidak mengambil jadwal lembur karena memang tidak ada pekerjaan yang menyita waktunya untuk diselesaikan hingga larut malam.
"Kenapa? Lembur mulu sih lo," jawab Wendy sekaligus bertanya mengapa dengan pernyataanku tadi
"Iyasih, masuk angin kayaknya gue. Ga enak badan ini nafas gue juga udah panas, bisa-bisa demam nih gue abis pulang kerja hari ini,"
"Yaudah gausah lembur dulu hari ini buruan izin sana, pulangnya gue anter sampe depan gerbang rumah lo. Kurang baik gimana coba gue?" ucap Wendy kepadaku sambil melihat wajahku dengan tatapan mengejek
"Hahaha, terbaik emang lo pacar kedua gue, Wend. Makasih Wendy sayang aku akan izin dulu kepada Ibu Diana, i love you," jawabku kepada Wendy seraya melemparkan kiss bye kearahnya lalu pergi keluar dari ruangannya itu
"Najis lo," ucap Wendy ketika aku sudah membuka pintu ruangannya dengan diiringi sebuah tawaan
Setibanya dirumah, badanku drop sekali. Badanku seketika demam dengan ingus yang terus keluar dari kedua lubang hidungku, disusul dengan batukku seperti kakek-kakek yang sudah tidak kuat untuk merokok namun tetap melakukannya karena tidak bisa lepas dari rokok. Aku pun sengaja memejamkan mataku mencoba untuk mengistirahatkan badan dan juga pikiranku.
Sekitar pukul 8 malam, aku terbangun dengan sebuah panggilan yang sepertinya sedari tadi tidak berhenti berdering pada ponselku. Panggilan itu berasal dari Chanyeol. Iya, aku lupa tidak mengabarinya.
"Iyaa maaf aku ketiduran, aku sakit, Yeol," ucapku pada Chanyeol yang benar dia marah karena aku yang sedari tadi menghilang tanpa mengabarinya dengan satu pesan saja
"Iya abis ini minum obat. Kamu cepet pulang dong," jawabku lagi seraya meminta kamu untuk cepat pulang
Hingga akhirnya telfon darinya diakhiri dengan sebuah kekhawatiran Chanyeol terhadap kondisi badan serta suaraku yang sudah mulai tidak karuan lagi. lalu aku memutuskan untuk keluar kamar mencari makanan diatas meja barangkali ibuku menyisakan makanan karena hari ini kebetulan ibu dan ayahku menginap di rumah nenek sekitar daerah Riung Bandung. Dan aku bersyukur, terdapat soup cream yang memang sudah dingin namun aku segera menghangatkannya lalu memakannya dengan perlahan karena lidahku yang terasa kelu akan menerima sebuah makanan yang masuk kedalam mulut. Akupun berhasil memakan sebuah obat pereda demam, flu, juga batuk yang menyerang badanku hari ini.
Aku istirahatkan kembali tubuhku diatas tempat tidurku dengan selimut yang sengaja menutupi seluruh bagian tubuhku terkecuali bagian kepalaku. Hingga aku pun tertidur kembali, mungkin efek reaksi obat yang ku minum tadi sedang bereaksi pada tubuhku sehingga mengeluarkan efek mengantuk pada kedua mataku.
Pagi tiba, tubuhku semakin menggigil. Kurasakan demam ini memang sejak sedari subuh tadi namun aku enggan untuk keluar dari kamarku karena badanku tidak sanggup untuk menerima angin yang akan menyerang tubuhku yang sedang demam ini. Hingga akhirnya aku putuskan untuk menelfon Wendy, dan melihat pada layar ponselku ada sebuah pesan masuk yaitu dari kamu, Yeol, yang mengatakan bahwa pagi ini kamu sedang berada diperjalanan pulang menuju Bandung.

YOU ARE READING
Home
Fanfiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE, SILAHKAN UNTUK MEMFOLLOW SAYA TERLEBIH DAHULU] "Everywhere i go. I'll be back to my home, You." -Chanyeol "With you, im home.' - Seulgi