Menuju pulang, mataku tiada hentinya menelusuri jalan daerah Dipatiukur yang masih ramai oleh beberapa pemuda-pemudi yang sedang nongkrong bersama teman-temannya. Lalu melewati simpang dago kearah sabuga suasana kembali sepi, yang terdengar hanya suara mesin pada mobil yang kutumpangi ini. Hingga tersadar melalui kaca mobil sebelah kiriku terlihat sebuah mobil menyalip dengan cepat yang membuat supir grab yang kutumpangi mobilnya harus menekan klakson dengan kencang. Tidak hanya pak supir, akupun sangat terkejut karena penyalip itu ternyata lolos dengan cepat menjadi didepanku.
Hingga aku merasa mengenal plat nomer pada mobil yang menyalip tadi, maka langsung kuingat-ingat dengan melihat secara detail setiap huruf dan angkanya yaitu, 'D 2711 CY'.
"Chanyeol?"
Iya, benar. Mobil itu milik kamu, yeol, aku yakin. Rumah kita beda arah namun mengapa kamu melewati jalan taman sari?
Hingga kualihkan pikiranku dengan memilih untuk tidur meskipun hanya sebentar karena kurang lebih dari sepuluh menitpun aku sudah sampai didepan rumah. Aku benar-benar tidur, kepala yang aku sandarkan pada kaca jendela mobil sebelah kiri sambil mendekap tas kerjaku.
"Neng, tos nyampe,"
Aku terbangun ketika mendengar suara pak supir grabku mencoba untuk membangunkanku, dengan segera akupun mengeluarkan beberapa uang kertas untuk kuberikan kepada pak supir grab itu. Setelah aku turun dari mobil dan mulai berjalan menuju gerbang ada sesuatu yang aneh. Tidak aneh, hanya saja ada yang berbeda.
"Ya ampun salah rumah," ucapku dalam hati
Aduh ini pak supirnya yang salah atau aku yang tidak teliti? Untung kesadaranku dari tidur sepuluh menit tadi tidak berlangsung lama, kebayang dong kalau aku sampai masuk gerbang rumah tetanggaku bagaimana? Parah lagi kalau sampai masuk rumahnya bakal bagaimana coba?
Tidak ada yang bisa kulakukan lagi selain berjalan menuju rumahku yang tidak jauh dari tempat dimana aku turun dari mobil grab tadi, hanya tiga rumah yang kulewati dan sekarang aku sudah berada tepat didepan rumahku yang gerbangnya terbuka.
"Mana si Harya nya?"
Suara laki-laki itu sangat familiar, suara khas itu aku mengenalnya.
"Ngapain kamu kesini? Udah selesai tugas kantornya?" tanyaku balik
"Akukan udah bilang aku baru mau jemput kamu, Gi, pulang sama siapa tadi?"
Suaranya semakin menurun dan semakin lembut, terasa seperti dia juga sudah lelah dan tidak mau ada pertengkaran dalam hubungan ini. Ya siapa lagi laki-laki itu jika bukan kamu, Yeol?
"Udahlah aku capek, kamu pulang aja, kamu juga pasti capekkan? Permisi aku mau masuk,"ucapku lelah sambil berjalan melewati kamu yang sedang duduk pada teras depan rumahku
Satu langkah ketika akan melewati kamu, tangan kananku berhasil kamu pegang. Langkahku menjadi tertahan dan kamupun mulai berdiri mensejajarkan diri didepanku lalu menarikku kedalam dekapan kamu.
"Aku gak ada hubungan apa-apa sama Shanin, Gi. Yang jemput kemarin-kemarin itu karena emang urgent banget aku harus bantu dia ke rumahsakit, adiknya kena DBD. Aku tau kamu dapet info semuanya pasti dari Wendy.
Gi, kamu boleh dengar semua info tentang aku dari siapapun, tapi sebelum aku menjelaskan semuanya kamu jangan mudah percaya kayak gini dong. Kita pacaran bukan dari lusa kemarin kan, you know me so well," jelas kamu padaku sambil mengusap-usap belakang kepalaku
"Justru karena i know you so well mangkanya aku percaya sama Wendy, kamu pernah keseleo kasus sama cewe lain, gimana aku bisa percaya secepat itu sama kamu coba?"

YOU ARE READING
Home
Fanfiction[BEBERAPA PART DI PRIVATE, SILAHKAN UNTUK MEMFOLLOW SAYA TERLEBIH DAHULU] "Everywhere i go. I'll be back to my home, You." -Chanyeol "With you, im home.' - Seulgi