Aku suka lihat ekspresi kamu kalau lagi marahin aku, Gi. Aku juga suka lihat ekspresi kamu kalau lagi khawatirin aku. Seperti dimalam itu, dimana ketika insiden tangan sebelah kananku tulangnya sedikit bergeser akibat menahan bola yang akan aku tangkap ketika menjadi penjaga gawang (kiper).
Aku langsung dilarikan ke tempat ahli tulang bukan ke rumah sakit, karena aku yang meminta. Aku pikir jika aku dilarikan ke rumah sakit mungkin satu-satunya solusi adalah aku harus menjalankan operasi yang pasti banyak biaya yang harus aku keluarkan, dan aku tidak menginginkannya maka dari itu aku meminta untuk dilarikan ke ahli tulang saja. Dan ketempat tersebut, aku dibantu oleh teman-teman yang lain menggunakan mobilku.
Sekitar jam sebelas malam, setelah tanganku selesai diluruskan kembali lalu diperban dan segala macamnya, aku mencoba memberanikan diri untuk menghubungi kamu yang saat itu sudah tidur, ingat gak Gi? Sebelum aku nelfon kamu, sebenarnya aku suruh teman-temanku untuk pulang terlebih dulu, aku lupa ngasih alasan apa sampai mereka benar-benar percaya dan akhirnya mereka pulang.
"Halo, Gi? Gi, Jemput aku dong, di ahli tulang yang deket rumahnya Dio ituloh. Aku udah pesenin gojek, mang gojeknya udah otw rumah kamu"
"Aku ngantuk, Yeol. Kamu ngapainsih disana?"
"Tanganku patah, Gi."
"SUMPAH YEOL? KAMU GABOHONG?
Kamu tahu gak, Gi? Teriakan ternyaring setelah mamah aku itu kamu loh. Aku paham mungkin kamu kaget saat itu, makanya kamu teriak kencang sampai aku harus menjauhkan handphone dari telinga sebelah kananku.
Sekitar dua puluh menit, kamu pun datang. Aku yang sedang berbaring dengan selimut menutupi sebagian badanku pun langsung menyadari ada seorang perempuan yang menggunakan stelan baju tidur berlari sambil menangis menuju kearahku.
"Kenapa?"
"Gapapa ko, Cuma kaya kegeser doang nih tulangnya," jawabku sambil memperlihatkan tangan kananku yang sudah diperban
"Gapapa gimana? Tangan kamu diperban itu. Aku bilang juga istirahat aja kamutuh baru pulang KKN, malah sosoan tanding futsal."
"Ih nangis apa an, aku yang celakanya aja senyum nih,"
Aku beneran senyumkan, Gi? Sebenarnya aku gak tega liat kamu nangis kayak gitu lihat keadaan aku, tapi aku juga senang karena sebegitu khawatirnya kamu sama aku, padahal yang kenapa-kenapa hanya tanganku saja. Dan kamu kalau nangis, wajah kamu langsung merah semua, Gi, apalagi bagian pipi, rasanya ingin aku gigit dan gak aku lepas.
"KAMUTUH BIKIN KHAWATIR AKU TAU GAK?"
Gi, kamu nangisnya makin keras. Kalau kayak gitu tuh kamu kode banget minta aku peluk, ya? Karena aku seorang laki-laki yang peka, akupun langsung mengubah posisi badanku menjadi duduk dan menarik badan kamu untuk aku peluk. Hangat ya kalau 'dirumah'.
"Maaf," aku cuma bilang itu sambil ngelus-ngelus rambut belakang kepala kamu pakai tangan sebelah kiriku
Dan kamu hanya menjawab,
"Jangan sakit lagi,"
Aku pikir kamu gak akan sekhawatir ini, aku pikir kamu gak akan nangis sekeras ini, makanya aku mau minta tolong kamu buat jemput aku. Maaf ya Gi, aku gak nurut.
Sampai dimana aku minta kamu untuk mengantarkan aku ke kos-an Baekhyun saja, tapi kamu menolak sangat keras. Kamu bilang katanya aku perlu dimarahin mamahku supaya aku nurut sama beliau dan sama kamu, terus supaya aku bisa lebih banyak istirahat karena kamu yakin kalau aku di kos-an Baekhyun, bisa-bisa malam itu juga aku bukannya istirahat malah pergi ke club malam.
Diperjalanan kamu gak berhenti ceramahin aku, Gi. Kamu udah kayak mamah sama Kak yura, tahu gak? Tuh kan, bagian ini juga termasuk harusnya aku ga minta tolong kamu aja. Harusnya tadi aku telfon Baekhyun aja langsung, meskipun dia bakalan cerewet juga tapi ya dia gaakan sekumplit kamu kalau udah ceramahin aku kayak gini.
Aku cuma bisa jawab iya, atau yang lain mungkin aku hanya menganggukkan kepalaku sambil mengelus-ngelus tangan kananku yang diperban. Sampai tiba-tiba suasana jadi hening. Hanya terdengar suara kendaraan-kendaraan yang menyalip mobil yang kita naikkin.
"Kenapa diem? Udah ngomelin aku nya?"
Ini pertanyaan terbodoh yang aku lontarin disaat keadaan kamu sedang emosi karena insiden tangan sebelah kananku. Buat kalian para laki-laki diluar sana, sebaiknya kalian tetap diam saja ketika pacar kalian sedang marah, gak perlu dikasih pertanyaan, apalagi pertanyaan seperti yang aku lontarkan. Karena setelah itu kamu jawab,
"Kenapa? Kamu capek dengerin aku yang lagi nasehatin kamu? Aku belom selesai ya, aku udah berapa kali hari ini bilang nyuruh kamu buat istirahat aja coba? Kamu gak dengerin aku, pake alasan mamah kamu udah ijinin segala, aku telfon mamah kamu taunya kamu langsung pergi gitu aja tanpa pamit. Kamu kalau kenapa-kenapa dijalan gimana coba?"
Iya. Ketahuan lagi, aku bohong lagi. Simple sih bohongnya, tapi tetep aja itu bohong. Gitu kata kamu. Dan aku malah video-in kamu yang ngomelin aku dengan tangan yang kamu gerak-gerakin juga sebagai pengungkapan apa yang kamu utarakan. Kamu gak sadar aku video-in karena kamu fokus lihat kejalan tapi mulut kamu tetap mengeluarkan suara nasihat untuk aku.
Sampai akhirnya,
CUP!
Ampun deh sama kamu, Gi. Capeknya kamutuh gak ada habisnya ya, kebayang kalau gak aku cium waktu itu kamu kayaknya sampe besok juga gak akan berhenti buat ngomelin aku. Kayaknya kamu gak cuma berhenti ngomel deh, tapi juga berhenti nafas.
"Ngomel lagi dong, aku siap mendengar sampai pagi," kataku menggoda kamu, Gi.
Hening.
Kamu masih gak bicara, tatapan kamu lurus kedepan, bola mata kamu juga sama sekali gak melirik kearah dimana aku sedang terduduk manis dengan segala pikiran yang mulai berkecamuk diotakku. Kamu marah aku cium?
"Kamu harus sering aku cium, Gi. Biar gak ngefreeze kayak gini. Ya?" aku menggoda kamu-lagi.
"Aku patahin aja sekalian tangan kiri kamu yah?"
Aku langsung tertawa terbahak-bahak malam itu didalam mobil, sampai aku berhenti tertawa karena rasa nyeri pada tangan kananku mulai bereaksi. Demi Tuhan, gak bohong sakit banget. Tapi nyerinya gak lama ilang lagi, tapi tiba-tiba datang lagi, terus saja begitu sampai sebulan lamanya dan akhirnya aku dinyatakan sembuh total oleh seorang ahli tulang yang menanganiku dan semua ini juga berkat bantuan orang-orang disekelilingku, terutama kamu, Seulgi, pacarku.
Dan sekarang juga aku punya solusi terbaik jikalau kamu mulai menasehatiku karena apapun, aku sangat siap mendengarkannya dengan seksama lalu ketika aku rasa itu sudah cukup, aku akan menghentikannya dengan sebuah kecupan dipipi kamu. Aku pikir itu juga bisa jadi solusi buat kalian, para laki-laki. Selamat mencoba!
![](https://img.wattpad.com/cover/98965687-288-k400435.jpg)
YOU ARE READING
Home
Fiksi Penggemar[BEBERAPA PART DI PRIVATE, SILAHKAN UNTUK MEMFOLLOW SAYA TERLEBIH DAHULU] "Everywhere i go. I'll be back to my home, You." -Chanyeol "With you, im home.' - Seulgi