Seulgi
Selama satu bulan lebih aku membangun benteng diantara hubungan kita, dan baru kali ini aku merasakan begitu rindunya sama kamu, Yeol. Aku rindu senyum kamu, tawa dan candaan kamu, pelukan kamu, perhatian kecil kamu dan segala hal yang berbau kamu, Yeol. Should i destroyed fort i wake up during this time?
"Gi, jam 3 aku tunggu dikantin atas ya, ada yang mau aku jelasin, penting."
Bahagia itu sederhana ya, ketika kita sedang merindukan seseorang dan seseorang yang kita rindukan itu tiba-tiba hadir dalam bentuk notification dihandphone kita. Sesederhana itu bahagiaku sekarang, Yeol. To be honestly, aku tak berhenti tersenyum melihat nama kamu terpampang jelas dilayar handphoneku satu menit yang lalu itu.
Tidak biasanya matakuliah yang kulewati selambat ini, aku selalu mengubah posisi dudukku kesana kemari mencari posisi ternyaman. Ku ketukkan ujung pensilku diatas meja hingga pensilku menumpul. Jantungku berdegup kencang, perasaanku berubah seperti akan terjadi sesuatu. Iya, aku gelisah.
"Bisa diem gak sih lo, Gi ? Pusing gue liat lo kayak orang lagi gelisah tau gak?"
Aduh Wend, emang faktanya aku sedang seperti itu. Mata kuliah yang kulewati hari ini pula tumben sekali berjalan begitu sangat lambat, aku menjadi semakin gelisah. Aku berkali-kali melirik jam yang kupakai disebelah lengan kiriku, seharusnya mata kuliah ini sudah selesai. Seharusnya aku sekarang sedang berjalan menemui kamu, Yeol
"Wend, Chanyeol pengen ketemu gue hari ini. Gue juga pengen ketemu dia," kataku pada Wendy sedikit berbisik ditengah penjelasan materi yang sedang disampaikan oleh dosenku
"Finally, Gi, setelah sekian lama, "
"Aduh Wend, Masalahnya ini dosen kenapa gak selesai-selesai jelasinsih? Gue udah telat empat puluh menit,"
"Yaa anjir dadakan banget, bentar lagi juga kayaknya beres, Gi. Tenang,"
Wend, ada cara lain supaya bikin aku lebih tenang, Gak? Ini juga aku kenapa jadi ngebet banget buat ketemu kamu sih, Yeol?
--
Chanyeol
"Ah anjir lo ngapain chat si Seulgi kayak gitu sih, Ben?" tanyaku kesal pada Ben yang kini sedang asyik bermain kartu UNO dengan Kayi, Riyo, dan Senna.
"Buat apalagi kalo bukan buat bantu kelarin masalah lo sama Seulgi? Duh coba sini jidat lo, kayak gitu aja pake nanya segala elah,
Eh anjir, badan lo panas banget, Yeol,"
"Lebay lo,"
Inilah rasanya ketika makan dan tidur tidak teratur akhir-akhir ini, inilah rasanya ketika sekalinya makan ya gak lain makanannya junkfood, inilah rasanya ketika sekalinya tidur ya yang bisa terhitung paling lama itu hanya lima jam. Selamat menjalankan hari-hari tanpa melihat Seulgi meskipun dari jauh, selamat menjalankan rasa sakit yang kini menyerang tubuh kamu, Chanyeol.
"Gue serius caplang, udah gue duga lo sakit tapi lo masih so kuat, hah? Pulang aja sono lo, kedokter minta obat,"
"Kapan Chanyeol lemah anjir?" kataku dengan kutunjukan smirkku
Aku gak pernah sakit karena masalah sekecil ini, seperti karena makan gak teratur atau yang lainnya. Tubuhku sudah kebal untuk penyakit seperti demam, flu, dan batuk. Meskipun penyakit itu menyerang tubuhku, paling keesokkan harinya juga hilang. Tapi sudah beberapa akhir ini, demamku tak kunjung hilang. Mungkin sore ini ketika aku sedang menunggu kamu adalah waktu klimaks penyakit demamku ini semakin meninggi, kepalaku pusing, dan badanku nyeri semua.
Aku berusaha menahan sakit itu untuk bisa bertemu kamu, Gi. Meskipun sebenarnya aku tidak akan seberani ini untuk menemui kamu secara tiba-tiba tanpa persiapan untuk menceritakan apa yang terjadi dibalik hubungan kita yang semakin jauh ini, terlebih mungkin ini semua juga karena ulahku yang menyimpan rahasia yang seharusnya kamu ketahui kemarin-kemarin.

YOU ARE READING
Home
Fanfic[BEBERAPA PART DI PRIVATE, SILAHKAN UNTUK MEMFOLLOW SAYA TERLEBIH DAHULU] "Everywhere i go. I'll be back to my home, You." -Chanyeol "With you, im home.' - Seulgi