13

1K 126 31
                                    

"Tae oppa, dorong yang lebih tinggi lagi yuhuuu".

Saat ini Soojung dan Taehyung sedang berada di taman di dekat sekolah mereka. Minhyuk tidak bisa mengantarkan Soojung pulang karena ia masih harus berlatih. Jadilah Taehyung dengan suka rela menawarkan diri untuk mengantarkan Soojung.

Soojung yang memang dasarnya tidak menyukai kesendirian meminta Taehyung untuk menemaninya bermain di taman ini. Karena kedua orangtua Soojung yang sedang berada di luar kota jadilah Soojung tinggal sendiri di rumahnya.

Berkat rayuan Soojung dan keikhlasan hati Taehyung, disinilah mereka berada. Tangan Taehyung sudah pegal sekali karena terus mendorong ayunan. Namun rasa lelahnya terbayar saat Soojung tertawa dihadapannya.

Taehyung menyukai tawa milik Soojung, ia bisa ikut tersenyum saat melihat Soojung tersenyum. Dan ikut tertawa saat Soojung tertawa. Semudah itu Soojung mengubah Taehyung. Si pria kaku dan tanpa ekspresi menjadi pria posesif dan konyol karena Soojung.

Taehyung mulai menyukai Soojung saat kelas dua. Saat wanita itu membantu melampiaskan rasa kesal yang sudah Taehyung pendam selama ini. Taehyung akui dia bukanlah salah satu pria yang bisa dengan bebas mengekspresikan perasaannya.

Wanita itu dengan sukarela mempersiapkan sandsack untuknya lalu memancing emosinya. Taehyung benar-benar kalut saat itu, saat ia kehilangan neneknya. Namun ia tidak bisa kembali ke kampung halamannya karena saat itu Taehyung masih harus menuntaskan ujiannya.

Taehyung benar-benar merasa bersalah karena tidak hadir disaat terakhir neneknya akan dimakamkan. Namun ia hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Dan disanalah Soojung mulai membantunya.

Soojung menariknya masuk ke dalam ruang latihan setelah ujian berakhir. Ia membuka dasi yang Taehyung pakai dan mengikatnya di kepala Taehyung.

Taehyung masih ingat, saat itu Soojung terlihat begitu cantik dengan rambut yang diikat setengah lalu dikepangnya. Karena jarak yang begitu dekat,Taehyung bisa mengamati wajah Soojung dengan leluasa.

Bulu mata yang tidak terlalu lentik, mata tajam serta hidung yang menurut Taehyung sangat sempurna. Bibir tipis berwarna pink dan wajah tirusnya terpahat begitu sempurna. Taehyung yakin jika banyak wanita diluar sana yang ingin memiliki wajah seperti Soojung.

Selama ini ia selalu menjauh dari Soojung, Taehyung tau jika Soojung adalah primadona di sekolah ini. Ia malas berurusan dengan para lelaki yang mengagung-agungkan nama Soojung. Baginya wajah bukanlah hal yang terlalu penting untuk dijadikan alasan jatuh cinta. Baginya kepribadian adalah hal terpenting dan terwaras untuk jatuh cinta.

Taehyung tidak mengerti kenapa wanita yang selama ini ia jauhi tiba-tiba mendekat dan mengulurkan tangannya untuk membantunya. Apakah Soojung senaif itu hingga berani mendekati Taehyung yang notabenenya tidak pernah memperhatikannya?

Setelah Soojung selesai mengikatkan dasi dikepalanya, wanita itu mendongak dan mengeluarkan suaranya. Suara yang teramat merdu dan penuh dukungan baginya. Suara yang menyadarkannya jika ia bisa mengekspresikan perasaannya. Ia hanyalah remaja berusia tujuh belas tahunan yang dapat meluapkan perasaannya.

"Bangunlah, lampiaskanlah selagi kau bisa melakukannya. Hanya berdiam diri tanpa melakukan apapun untuk melampiaskan amarahmu maka akan merusak jiwamu. Nikmatilah dunia ini selagi kau bisa menikmatinya. Berhentilah bersikap seperti orang dewasa jika nyatanya kau belum siap menjadi orang dewasa. Ayo Taehyung, aku akan menemanimu". Soojung menepuk pundaknya pelan lalu berjalan menuju sandsack lainnya.

Soojung mulai menendang sandsack itu dan mengumpat mengeluarkan amarahnya. Dan yang membuat Taehyung tersenyum adalah ketika wanita itu mengumpat karena tidak berhasil mendapatkan tiket konser salah satu grup favoritnya. Soojung benar-benar terlihat seperti fans yang gila saat itu.

Taekwondo LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang