"Hyung berhentilah hyung. Kita selesaikan semua ini secara baik-baik hyung".
Sehun berhasil menemukan Chanyeol yang saat ini tengah berdiri menatap seseorang dihadapannya. Seseorang yang terlihat begitu mirip dengannya. Seseorang yang selama ini menjadi tempat untuk Chanyeol bercerita. Seseorang yang tetap diam meskipun Chanyeol menangis dihadapannya.
"Sehun pergilah, aku hanya ingin berdua bersama noona". Chanyeol menggenggam erat jemari wanita yang merupakan saudara kandungnya. Satu-satunya saudara kandung yang ia miliki.
"Hyung, ayo kita berbicara diluar hyung. Ayo kita selesaikan permasalahan ini hyung".
Sehun melangkahkan kakinya mendekat menuju Chanyeol sebelum akhirnya suara Chanyeol menghentikan langkahnya.
"Kenapa harus berbicara diluar? Kenapa tidak disini saja? Biarkan saja noona memarahimu seperti biasanya. Noona, lihatlah bocah tengik itu menggangguku. Ia merebut Soojungku. Noona tau kan Soojung? Gadis yang sering aku ceritakan itu".
Sehun terdiam ditempatnya. Hatinya teriris melihat Chanyeol yang mengadu kepada noonanya. Sementara lawan bicaranya hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Noona jahat, noona tidak adil. Sudah 5 tahun noona mendiamiku. Sudah 5 tahun noona mengabaikan dan menghukumku. Noona maafkan adikmu yang paling bodoh ini. Harusnya dulu aku menyelamatkanmu noona harusnya dulu aku menjawab panggilan telfonmu noona. Maafkan Park Chanyeol yang bodoh ini ya?".
Chanyeol menetaskan air matanya mengenang peristiwa 5 tahun silam.
5 tahun yang lalu
Hari itu adalah hari yang paling menyibukkan untuk keluarga Park. Putri mereka yang bernama Park Yoora akan melangsungkan pernikahan pada hari ini. Mereka harus berangkat pagi-pagi agar tiba tepat waktu, namun Park Chanyeol yang notabenenya adalah saudara laki-laki dan anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki oleh keluarga Park belum juga kembali.
Oh ayolah! Waktunya satu jam lagi pernikahan mereka akan dilangsungkan dan sayangnya Park Brengsek Bodoh Chanyeol yang saat itu duduk di bangku kelas 1 SMP belum juga menunjukkan batang hidungnya.
Yoora yang telah mengenakan gaun putihnya mulai mendengus dan menghentak-hentakkan kakinya.
"Appa Eomma! Tinggalkan saja Park Chanyeol bodoh itu ayo kita pergi saja! Aish kepala ku sudah pusing sekali ya ampun!".
"Auh Yoora-ya sabar ne? Baiklah kau masuklah ke dalam mobil ne? Kita akan segera berangkat biarlah Chanyeol berangkat bersama pak Lee. Ayo kita berangkat sekarang".
Setelah berbicara dengan pak Lee, tuan Park pun memasuki mobil dan bergegas mengendarai mobilnya. Diperjalanan, Yoora terus menerus menelpon Chanyeol namun si Bodoh itu tetap tidak mengangkatnya.
"Jika Park Chanyeol bodoh itu tidak datang maka aku akan benar-benar menghapus namanya di dalam keluarga kita! Aish siapa yang akan membawakan cincinku nanti di altar?".
"Yoora-ya, tenanglah. Chanyeol hanya lupa menaruh cincinmu dimana. Ia pasti menemukannya, eomma yakin itu. Jangan marah, wajahmu akan menjadi keriput eoh?".
Nyonya Park menatap putri sulungnya itu. Ia begitu mengerti jika Yoora ingin Chanyeol menenangkannya seperti biasanya. Namun Chanyeol tetaplah Chanyeol yang ceroboh. Pagi tadi ia berhasil membuat Yoora naik pitam saat ia bilang lupa menaruh kotak cincin pernikahan Yoora.
"Ah-eum bisakah kalian berpegangan erat? Aku merasakan ada yang salah dengan mobil ini. Yoora-ya berpeganganlah".
Tuan Park yang saat ini tengah mengendarai mobilnya terlihat gugup. Keringat dingin membasahi wajahnya. Kakinya terus menerus menginjak rem namun tak ada perubahan.
Yoora dan Nyonya Park mencengkram seat belt dan menangis. Nyonya Park berusaha untuk menenangkan Yoora namun Yoora bertambah histeris. Tangannya gemetar dan mulai menelpon seseorang. Ia terus menerus menelpon adiknya namun tak ada jawaban.
Handphonenya terlempar saat mobilnya menabrak pembatas jalan dan berguling beberapa kali. Suara terakhir yang bisa Yoora dengar adalah nada tunggu untuk meninggalkan pesan kepada sang pemilik nomor, Park Chanyeol hingga akhirnya kesadarannya menghilang.
Seminggu sejak kecelakaan itu, Yoora akhirnya tersadar setelah mengalami koma. Baru daja dapat menghirup kembali oksigen tanpa alat bantuan, Chanyeol memasuki kamar rawatnya.
Bukan, bukannya Yoora tidak senang saat melihat kehadiran Chanyeol. Hanya saja pakaian serba hitam dengan badge berwarna hitam dan putih di lengan kirinya. Chanyeol sedang berduka? Siapa yang meninggal hingga akhirnya Chanyeol mengenakan pakaian berduka?
Ingatan Yoora terputar kembali pada saat kecelakaan seminggu yang lalu. Jangan, tolong jangan katakan apa yang ia fikirkan ini benar.
"No-noona, noona sudah sadar? Noona ingin makan? Chanyeol suapkan ne?".
"Chan-yeol, eomma appa. Dimana mereka?". Lidahnya kelu saat mengucapkan kalimatnya.
"Noona makan dulu ne? Chanyeol akan menyuapkan noona ne?".
Chanyeol memegang nampab berisi makanan untuk Yoora dan mendekatinya. Mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan oleh saudarinya.
"Berhentilah mengabaikan pertanyaanku Chanyeol. Katakan, dimana eomma dan appa? Dimana mereka Chanyeol? Aku ingin bertemu dengan eomma dan appa!! ".
Yoora semakin histeris saat melihat Chanyeol terdian ditempatnya. Dapat Yoora saksikan jika raut wajah Chanyeol berubah semakin sendu. Tak ada lagi cengiran khas miliknya yang tersisa hanyalah mata bengkak dan sisa sisa air mata yang telah mengering diwajahnya.
"Noona, Chanyeol berjanji akan menjaga noona dengan sepenuh hati. Maafkan Chanyeol noona. Eomma dan appa, mereka telah pergi".
Chanyeol menitikkan air matanya mengingat jika sejam yang lalu ia baru saja menyelesaikan acara pemakaman kedua orangtuanya. Setelah dirawat selama dua hari kedua orangtuanya menghembuskan nafas terakhir.
Yoora mencengkram tempat tidurnya menahan sesaknya kenyataan.
"Park Chanyeol bodoh apa yang kau lakukan? Seharusnya hari itu kau tidak terlambat datang! Seharusnya kau mengangkat telfonku! Seharusnya aku juga ikut mati bersama eomma dan appa daripada harus hidup berdua bersamamu! Apa yang kau lakukan Bodoh!".
"Noona mianhae noona mian! Aku memang bodoh noona seharusnya aku berada di dalam mobil itu dan menolong keluarga kita noona. Mian noona".
Semenjak kejadian itu Park Yoora mengalami depresi dan sering kali mengamuk hingga akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa. Park Yoora selalu mengabaikan Chanyeol yang datang menemuinya hampir setiap hari. Keadaan Park Yoora memang sudah membaik bahkan hampir tidak pernah mengamuk namun tetap mengabaikan Chanyeol.
🐌🐌
Bandar Lampung, 6 Maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Taekwondo Love
FanfictionSoojung, atlit taekwondo internasional yang telah mengharumkan nama Korea Selatan karena segudang prestasinya. Siswi terpopuler di sekolahnya karena sifatnya yang ramah. Berbanding terbalik dengan Oh Sehun. Atlit basket tingkat nasional. Siswa terp...