Chapter 3 - New Job

16.1K 952 3
                                    




Happy Reading and Hope You Like It

********************

Jangan lupa Votemmentnya yaa :p


Leonyca bergerak gelisah, sudah ada empat gelas kosong di hadapannya. raut wajahnya pun bisa membuat orang lain yang melihatnya akan terheran-heran. pasalnya sudah tiga setengah jam ia menunggu sang pemilik cafe namun orang yang ia tunggu tidak kunjung datang. Padahal, saat mereka masih dalam perjalanan menuju cafe, Charline sangat meyakinkan dirinya jika Bossnya itu sudah berada disini.

Charline tidak bisa menemani dirinya, Ia harus melayani pengunjung karena cafenya mendadak sangat ramai.

Leonyca mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja bulat di depannya, pandangannya sedari tadi tidak terlepas dari pintu masuk, dan ia berharap orang yang ia tunggu segera menampakkan dirinya disana.

"Permisi.. Boleh saya duduk disini?"

Leonyca tersentak kaget, ia di kagetkan oleh seorang wanita yang tidak ia ketahui siapa. Namun, ia seperti telah mengenal wanita ini. Tapi dimana...

"Boleh saya duduk disini, Miss?" Tanya wanita itu lagi.

Leonyca yang melamunkan wanita di depannya itu kini kembali tersentak, geez... untung saja ia tidak punya riwayat penyakit jantung.

"Silahkan Ma'am," ucap Leonyca seraya menarik kursi kosong yang berada disebelahnya untuk diberikan pada wanita itu.

"Ah.. Terimakasih." ucap wanita itu lalu memberikan senyuman tulus.

Leonyca mengangguk tersenyum lalu mengalihkan kembali pandangannya pada pintu masuk yang masih tidak menunjukkan tanda pemilik cafe itu akan datang.

Ya Tuhan.. Jika seperti ini lebih baik aku bergelung di dalam selimut seharian.

"Kalau saya boleh tahu, siapa namamu?"

Suara wanita itu memecahkan keheningan diantara mereka, Leonyca menengok kearahnya.

"Eh... Saya Leonyca, Leonyca Genevieve Alston, Ma'am" sahut Leonyca pelan lalu melirik kembali pintu masuk itu.

Untuk kesekian kalinya, Leonyca menghela napasnya panjang..

"Pintu itu akan pecah jika terus-terusan kau pandang.."

"Kau terlihat sangat gelisah, jika kau mau cerita, saya dengan senang hati akan mendengarkanmu," ucap wanita ini lembut.

Wanita ini... Wanita yang baik menurut Leonyca, terlihat dari raut wajahnya yang sangat keibuan sekali. Leonyca tahu, wanita yang duduk disampingnya kini bukanlah wanita sembarangan, itu sangat terlihat dari gaya berpakaiannya from head to toe.

Geez.. jika ia mempunyai mesin pendeteksi harga maka ia bisa pastikan dari semua yang wanita itu pakai bisa membeli sebuah mobil baru.

Ia teringat pada alrmahum Ibunya, meskipun Ibunya bukanlah orang yang mampu, tapi, ia merasa wanita didepannya ini sangat mirip dengan ibunya. Perhatiannya yang tinggi terhadap orang lain.

"aku hanya sedang menunggu seseorang, Ma'am," Leonyca tersenyum.

"Aku ingin melamar pekerjaan disini, menjadi penyanyi di cafe ini, namun pemilik cafe ini tidak kunjung datang. Aku merasa... sebaiknya aku pulang saja karena sudah hampir empat jam aku berada disini." Ucap Leonyca dengan pandangan sedih yang kentara.

"Sebelumnya kau pernah bekerja?" Tanya wanita itu pelan sembari meminum machiatonya yang sudah mulai dingin itu dengan gaya anggunnya.

"Ya... sebelum ini aku bekerja di sebuah restoran, tapi, karena ada sedikit masalah aku keluar dari pekerjaan itu..." Ucap Leonyca dengan nada sedih. Ia mengingat dirinya saat ia di tuduh oleh teman-temannya dan Bossnya sendiri saat berada disana.

"Kalau kau mau, aku ada pekerjaan untukmu... Kau bisa mendapatkan dua puluh kali lipat bahkan lebih dari gaji yang kau terima saat bekerja di restaurant itu.." ucap wanita itu.

Leonyca tersentak kaget, hampir saja ia menyemburkan minuman kelimanya itu.

Bayangkan saja... dua puluh kali lipat bahkan lebih untuk perbulannya. Geez.. jika seperti itu, dalam setahun ia bisa membeli dua mobil dengan merek ternama keluaran terbaru.

"Pekerjaan apa yang Anda berikan kepadaku jika aku menerimanya?" tanya Leonyca penasaran.

"Berpura-puralah menjadi tunangan anakku."

Lagi-lagi Leonyca tersentak kaget, matanya terbuka melebar. Ia tidak percaya dengan apa yang wanita itu ucapkan, menjadi tunangan palsu? Hell... Itu bukanlah sebuah pekerjaan!!

Tadinya, Leonyca mengira ia akan menjadi pelayan pribadi wanita ini, atau mungkin akan bekerja di perusahaan miliknya, namun ternyata sangat-sangat di luar dugaannya.

Dan... mengapa anaknya itu tidak mencari pasangannya sendiri? Mengapa anaknya itu membutuhkan ikatan palsu seperti itu? dan masih banyak 'Mengapa' lainnya di otak Leonyca.

Orang kaya kelakuannya aneh-aneh saja..

"Saya Wayne Thompson, dan ini kartu namaku... Jika kau menyetujuinya, silahkan datang ke alamat itu... Saya menunggu kabar baiknya segera Nona Alston." Wanita itu tersenyum seraya memberikan kartu namanya pada Leonyca yang masih shock dengan ucapannya lalu pergi meninggalkannya sendiri.

Leonyca mengambilnya lalu membaca kartu nama yang berwarna silver itu. Thompson Group Int.

Astaga... Leonyca ingat, ia tahu siapa wanita di sampingnya ini. Nyonya Thompson, istri dari Dalton Thompson--. Salah satu orang terkaya di Dunia versi majalah Forbes. perusahaan yang bergerak di bidang Architecture dan Furniture itu sudah tersebar luas di berbagai Benua. Selain itu, Thompson Group juga mempunyai Hotel & Resort, Sekolah, Universitas, yang tersebar luas di berbagai Negara. Thompson Group juga terkenal karena mempunyai dua belas pulau miliknya sendiri. Ya Tuhan...

Ia juga ingat, dulu ia pernah merasakan duduk di bangku sekolah milik Thompson Group karena mendapatkan beasiswa-. CarringThomp International School. Ya... Sekolah itu, awal dari semua masa lalu Leonyca yang tidak bisa hilang sampai sekarang. Jatuh cinta pada pandangan pertama, klise memang, namun benar adanya.

Bian nya dan bandul itu...

My FAKE FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang