Chapter 9 - I Got You!

13.5K 714 11
                                    


Happy Reading and Hope You Like It!!

**********
Jangan Lupa Votemmentnya yaa! :p

🎤Play Mulmednya yaa! Meskipun gak nyambung sama ceritanya XD🎤

Ini UP kedua aku dalam seminggu ini, dan lagu itu yang bikin aku nemu ide untuk ngetik chapter ini😆

Semoga Chapter ini tidak mengecewakan yaaa.. Part kali ini lebih panjang dari sebelum-sebelumnya😁

- - - - -

Pria itu tampak menatap suasana malam hari kota Los Angeles dari jendela besar di kamar panthousenya, kabut hitam sudah menyelimuti kota hiburan dunia itu sedari beberapa jam yang lalu. Kemeja putih yang melekat di tubuhnya sudah berantakan, lengannya sudah tergulung sampai siku, dua kancing teratasnya sudah ia buka, sedangkan nasib dasi dan jasnya sudah terlempar entah kemana.

 Kemeja putih yang melekat di tubuhnya sudah berantakan, lengannya sudah tergulung sampai siku, dua kancing teratasnya sudah ia buka, sedangkan nasib dasi dan jasnya sudah terlempar entah kemana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana, iris mata jernihnya memandang gemerlap lampu kota di bawah sana. Meskipun hanya dengan cahaya yang minim, hal itu tidak mengurangi ketampanan dan kesempurnaan satu bagianpun pada pria itu.

Pria itu menghela napasnya perlahan. Tangannya menggenggam sesuatu di balik sakunya. Ia mengepalkan tangannya kuat, raut wajahnya pun mengeras seketika. "Akhirnya aku menemukanmu Kika..." gumam pria itu, masih dengan sorot mata yang tajam.

"Kenapa kau tidak mengganti bajumu, sayang?" Ucap lembut wanita yang baru saja keluar dari walk in closet, berjalan dengan anggunnya lalu memeluk pria itu dari belakang.

Wanita itu hanya menggunakan kimono sutra minim yang hanya bisa menutupi sampai pangkal pahanya saja, itupun tanpa menggunakan penutup lainnya yang melekat pada tubuh wanita itu. Jemari lentiknya bergriliya dengan sengaja untuk menggoda pria itu. Mengelus, mengusap dari atas hingga ke bawah sebisa yang ia jangkau.

"Aku sedang tidak ingin bermain Megan. Kau pakai bajumu lalu ambillah cek di atas nakas itu dan segera pergilah dari sini. Aku sudah bosan bermain denganmu." Ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya pada kaca besar dihadapannya.

Wanita yang di sebut Meganpun tersenyum tipis, ia maju menyetarakan dirinya dengan pria itu agar saling berhadapan, tidak semudah itu mengusir dirinya. "Apa ini semua karena wanita itu?" Tebak wanita itu tepat. Pria itu mendesah, "Kau tahu semuanya Meg, lantas mengapa perlu bertanya?" Pria itu mendelik malas pada Megan yang hanya di tanggapi dengan menggedikkan bahunya acuh. "Ya-ya, lagipula itu salahmu, mengapa tidak kau buka saja identitasmu yang sebenarnya? Apa kau takut huh?"

Pria itu melirik malas. "Aku takut? Yang benar saja!" Protes pria itu, ia tidak terima dirinya di bilang penakut. "Aku hanya mencari waktu yang tepat untuk membuka indentitasku yang sebenarnya, kali ini, cukup seperti ini aku sud-"

My FAKE FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang