Agak panjang nih hehe
Semoga gak bosen ya:p~~~~~~~~~~
Happy Reading and Hope You Like It!!
**********
Leonyca melangkahkan kaki jenjang cantiknya menuju ranjang mereka-tidak, ralat, ranjang pria itu. Bryant sendiri yang menyuruhnya untuk duduk disana. Ya, Leonyca merasa kamar itu bukan lagi kamar milik mereka berdua setelah semua rahasia yang satu persatu mulai terbongkar seperti ini. Ia benar-benar sadar diri.
"Bryant," panggil Leonyca pelan. "A-aku akan menjelaskan ini semua dan kau harus mendengarkan penjelasanku sampai ha-,"
"Biar aku yang mulai." Bryant memotong ucapannya. Dirinya masih berada di ambang pintu balkon kamarnya yang terbuka.
Ia memutar kursi rodanya, menjalankan sepasang roda itu mendekat ke arah wanita yang sedari tadi menundukkan kepalanya dengan gelisah. Bryant mengambil kedua tangan Leonyca yang saling bertautan, menggenggamnya erat disana lalu mengusapkan ibu jarinya di punggung tangan itu lembut.
Desiran hangat pun menjalar di hati Leonyca, dan perasaan bersalah pun semakin menekannya keras.
"Aku sudah tahu semuanya," ucap Bryant memulai percakapan.
Membuat Leonyca yang sedari tadi menunduk kini mendelikkan matanya dari sela-sela salur rambutnya yang menutupi separuh wajahnya. Menatap pria itu tanpa mau bersusah payah mengangkat kepalanya.
Detak jantungnya berpacu dengan cepat. Seakan berlomba dengan tetesan keringat dingin yang mengalir di dahinya.
"A-apa Mommymu yang yang memberi tahumu tentang ini?" Tanya Leonyca terbata-bata. Jujur, ia masih takut dengan kenyataan yang ia hadapi sekarang ini.
"Bukan." Jawab bryant cepat. "Aku tahu hal ini bukan dari Mommyku, aku tahu hal ini dari awal kau datang, Ca..."
Leonyca mengangkat kepalanya cepat. Ia benar-benar kaget dengan apa yang ia dengar barusan. Dari awal katanya? Apa maksudnya?
"Jadi... saat itu," Bryant mulai bercerita, dan Leonyca mulai mendengarkan dengan seksama, ia tidak memotong ucapan bryant sedikit pun. Perasaannya dan pikirannya bertamabah kacau saat ini.
"Satu hari sebelum kau datang ke mansion ini, Haston, asisten pribadiku, melapor padaku jika
Mom menyuruhnya untuk menjemput seseorang wanita yang katanya akan membantuku untuk sembuh. Aku diam. Tidak Menjawab apa yang Haston katakan. Aku mengikuti apa yang akan Mom akan lakukan padaku nantinya. Sampai keesokan harinya, kau datang." jedanya sebentar, tangannya mulai terangkat untuk mengusap dahi lembab Leonyca karena keringat dinginnya tadi."Kau datang..., dan kau masuk ke kamarku lalu mulai berakting sebagai Jessica, yang jelas-jelas aku tahu dia sudah mati. Meskipun aku tidak pernah melihat jasadnya, tetapi aku tahu dia sudah tiak ada." Suara Bryant semakin mengecil saat menyebut nama Jessica. Membuat Leonyca merasakan rasa ketidakrelaan sepintas di hatinya. Dia cemburu. Cemburu pada orang yang bahkan sudah tidak ada lagi di dunia ini.
What a silly!
"Sejak saat itu aku mulai mencari tahu tentangmu, tentang keluargamu, tentang semua yang berhubungan denganmu. Sampai akhirnya... Kau membuat aku nyaman dengan dirimu. Kau membuatku merasakan lebih hidup dengan candaanmu, kau membuatku merasakan hal lain yang belum pernah aku rasakan sebelumnya dari semua perhatian-perhatianmu padaku.""
KAMU SEDANG MEMBACA
My FAKE Fiancé
RomansHighest Rank #130 in Romance Category - [15/02/2018] Leonyca Genevieve Alston, Manusia yang mempercayai love at first sight, cinta pertamanya pada bocah laki-laki yang memberikannya bandul saat mereka masih berumur delapan tahun. Pertemanan singkat...