Chapter 25 - Telling The Truth

9.3K 539 61
                                    


Halohaaaa!
Maaf sebelumnya yang udah nunggu lama, di chapter sebelumnya aku udah bikin AN di bawah kalau aku udah mulai masuk lagi,

Dan yap! Sekarang lagi hectic bgt sama tugas😭

So sorry..., up gak bisa secepat dulu (yg bahkan dulu aja lambat bgt😅) krn tugasnya semakin berat😫😫

Happy Reading and Hope You Like It!!

**********

"Lalu apa yang membuatmu mengurung diri setelah kematian Jessica? Apa saat itu kau sudah benar-benar jatuh cinta padanya?" Gumamnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Bryant.

Tidak ada sahutan dari Bryant, membuat Leonyca lagi-lagi mendongakkan kepalanya. Karena merasa di tatap, pria itu menurunkan pandangannya tepat ke manik mata Leonyca. Leonyca menatap dalam diam, tapi tidak dengan degup jantungnya yang bergemuruh.

"......Aku,"

**********

"Aku hanya merasa bersalah padanya..." ucap Bryant pelan. Membuat Leonyca ternganga sesaat saat mendengarnya.

Jadi Bryant sama sekali tidak mencintai Jessica?! What a surprise!! Unbelievable!

"Saat itu dia tengah mengandung calon bayi yang masih berumur empat bulan."

Leonyca sudah terlepas dari keterjutan sesaatnya, dan sekarang dia dibuat kaget kembali. Tubuhnya menjadi kaku di dalam rengkuhan Bryant, dan saat Bryant menyadari itu, cepat-cepat dia menambahkan "Bayi di dalam perutnya itu bukan anakku." Seketika tubuhnya kembali rileks.

"Dia tengah hamil saat itu, calon bayi dari Jessica dengan Orlando-pacarnya yang manjijikkan itu. Mom menyadari perubahan bentuk tubuh pada Jessica. Mom mengajaknya ke rumah sakit untuk periksa. Saat pertma kali tahu umur kandungannya sudah bermur 3bulan. Mom, Dad, Brylee dan keluargaku yang lainnya akhirnya tahu tentang kehamilan jessica. Sampai akhirnya mereka memutuskan akan menikahkanku sebulan setelahnya. Aku benar-benar shock karena hal itu di luar rencanaku. Dan setelahnya Brylee memutuskan untuk pindah ke Barcelona dengan alasan melanjutkan kuliahnya sambil mengurus cabang perusahaan disana. Saat itu tidak ada yang mengerti raut sedih dan kecewa dari Brylee selain aku. Rasanya aku ingin berteriak bahwa yang Jessica kandung bukanlah anakku tetapi aku tidak bisa. Aku tidak bisa menghentikkan permainan sebelum tahu siapa yang akan memenangkannya."

Bryant berhenti sebentar mengontrol emosinya lalu kembali bercerita. "Satu minggu sebelum pernikahan, aku mengajaknya pergi ke Budhapest. Keluargaku tahu jika aku berencana melamarnya untuk menikah denganku.... Tapi nyatanya itu sangat berbeda dengan niatku. Niatku yaitu, saat sampai disana aku akan membuatnya jujur dengan apa yang ia sembunyikan selama ini atau kalau tidak dia akan aku tinggal di kota dan negara asing tanpa pegangan apapun. Tapi rencana hanyalah rencana, helikopter yang aku kendarai lepas kendali begitu saja dan membuat aku tidak bisa mendapatkan bantuan karena sinyal terputus begitu saja dan ya... Kecelakaan itu terjadi..." Leonyca menyadari perubahan nada bicara Bryant yang semakin pelan.

"Aku membunuh dua orang sekaligus..." leonyca beringsut bangun dari senderannya, menangkup wajah pria itu agar memandangnya. "Itu bukan membunuh Bry! murni kecelakaan, kedua hal itu jelas berbeda!"

Bryant mengangguk, matanya masih menatap Leonyca dengan sendu. Menarik wanita itu kembali ke rengkuhannya.

"Bukan hanya itu yang membuatku merasa bersalah hingga akhirnya aku lebih memilih mengurung diri selama mungkin..." lanjut Bryant bercerita. "Brylee yang mengetahui kejadian itu langsung bertolak kesini. Saat aku sudah terbangun dari koma dan pulang, aku melihat matanya, sinar hitam itu tidak terpancar saat melihatku. Padahal aku sudah membuat wanitanya meninggal, tetapi Brylee tetaplah Brylee... dia sama sekali tidak marah ataupun benci padaku. Dia bahkan ikut merawatku sebelum akhirnya ia kembali ke Barcelona."

My FAKE FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang