Chapter 12 - I've Loved You.

11.7K 584 22
                                    


Hope you like it!!
Jangan lupa Votemmentnya yaa 😋❤️
**********

Seseorang dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu. Begitupun dengan perasaan. Entah berubah menjadi benci ataupun berubah menjadi cinta. Entah bertahan ataupun melupakan. Itu karena waktu. Waktu yang mempunyai andil untuk itu semua. Kita sebagai pemilik rasa hanya bisa mengikuti kemana perasaan itu ingin berlabuh.

Leonyca memasukkan sendokkan terakhirnya pada penggorengan itu ke dalam tempat makan yang sudah hampir terisi penuh dengan mac n cheese yang ia buat.

Dirinya sedang mempersiapkan makan siang untuk Bryant. Hari ini seperti sebelum-sebelumnya- Sudah kurang dari satu bulan ini Leonyca selalu mengunjungi perusahaan dimana Bryant bekerja. Membawakan makan siangnya, menemaninya bekerja hingga tertidur di ruangan khususnya lalu pulang bersama setelah pekerjaan Bryant selesai.

Hati Leonyca sudah berlabuh pada dermaganya. Entah sejak kapan Leonyca sudah mencoba membuka hatinya untuk pria itu. Entah sejak kapan ia melupakan statusnya sebagai tunangan palsu pria itu. Entah sejak kapan Leonyca sudah melupakan Biannya dan bandul yang menggantung di lehernya itu.

Ah! Ia teringat! Dia harus bertanya kali ini, siapa tahu, Bryant dan Bian adalah orang yang sama. Leonyca berharap akan hal itu, Semoga saja, karena di Thompson Group hanya ada dua orang penerus. Brylee dan Bryant, jika saat itu Brylee mengatakan tidak maka besar kemungkinan Bryant adalah Biannya yang selama ini ia cari.

Tapi Leonyca mendadak ragu, ia tidak mungkin menanyakan hal itu jika posisinya saja sekarang ia masih sebagai Jessica bukan Leonyca. Ia harus mengetahuinya dengan cara lain. Leonyca berpikir sejenak.

"Huhh..." Leonyca menghela gusar. Hal itu tak lepas dari pandangan sepasang mata safir yang berada di seberang sofa yang ia duduki.

"Ada apa sweetheart?" Bryant menghampirinya, menjalankan kursi roda itu kearahnya. Meninggalkan sejenak laporan-laporan yang sudah meraung minta di selesaikan.

"Tidak ada." Ujar Leonyca pelan. "Makanlah dulu, nanti keburu dingin jadi tidak enak." Leonyca mengusapkan jari-jari lentiknya pada salur-salur rambut Bryant. Bryant menutup matanya, menikmati sentuhan wanitanya.

"Kau sudah tidak pernah terapi lagi, Bry..." ucapan itu membuat Bryant membuka matanya. Mengambil jemari tangan Leonyca lalu mengecupnya pelan.

"Kau malu ya punya pria seperti ku? Yang hanya bisa duduk di kursi rodanya lalu-"

"Tidak, bukan seperti itu." Selak Leonyca cepat. "Aku hanya ingin kau bisa menikmati hidupmu, Bry... Apa kau tidak ingin sembuh, hmm? Kau masih ada peluang untuk sembuh sayang... Aku hanya ingin yang terbaik untukmu."

"Aku tahu. Tapi aku merasa cukup untuk sekarang." Jeda Bryant sejenak.

tangannya kini berpindah ke pipi Leonyca dan menangkupnya disana. "i dont need anything else when i have you for my life. Selagi kau tidak pergi, tetap selalu berada disisiku dan mencintaiku dengan tulus.., maka aku sudah merasa cukup dengan semua itu."

Leonyca tersenyum terharu. Ia terenyuh dengan perkataan Bryant padanya. Ia terenyuh dengan segala tutur manisnya. Ia terenyuh dengan perlakuan padanya yang benar-benar memanjakan dirinya dan itu sudah berubah dari sebelum-sebelumnya. Namun tidak lama Leonyca terenyuh ia sudah kembali terekejut karena kalimat yang Bryant ucapkan.

"I've loved you when the first time we met, Ca."

Leonyca sedikit terkejut mendengar perkataan barusan yang di lontarkan Bryant.

My FAKE FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang