Chapter 22 - The Truth

8.6K 574 36
                                    



Happy Reading and Hope You Like It!!!

**********

Leonyca membuka matanya perlahan. Mengerjapkan kelopak matanya berulang-ulang, membiarkan bias cahaya lampu masuk ke dalam matanya.

Ia mencoba menatap langit-langit di ruangan itu. Melihat langit-langit yang terasa tidak asing baginya. "Ah kamarku." Gumamnya lemah.

"Jadi itu hanya mimpi ya." Tanyanya pada dirinya sendiri.

Setelahnya, Leonyca mencoba duduk dari tidurnya dengan erangan tertahan karena tiba-tiba saja ia merasakan hantaman yang begitu keras pada kepalanya. Kepalanya terasa sangat berat bahkan berdenyut-denyut. Sangat sakit. Membuat dirinya mengerang tertahan sekali lagi.

"Sayang, are you okay?" Leonyca mengangguk lemah dengan mata yang masih terpejam menahan sakit. "Jangan di paksakan untuk bangun, kau belum terlalu pulih." Nada khawatir terdengar di telinganya, Leonyca sangat tahu siapa yang berbicara padanya sekarang.

"Kepalaku sangat sakit," ucap Leonyca di susul dengan erangan menahan sakit. "Tadi kau pingsan, sayang. Dan dokter sudah datang untuk memeriksamu sebelumnya dan memberimu beberapa obat yang nantinya kau harus minum."

Apa katanya? Pingsan? Jadi itu semua bukan mimpi? Batinnya berbicara.

"Tadi Grandma dan Wayne panik lalu-,"

"Dimana Bryant, Grandma??!" Tanyanya memotong ucapan Cathaly.

Ia panik, Leonyca sudah melupakan rasa sakit di kepalanya, yang dia pikirkan sekarang hanyalah perasaan takut jika Bryant mengetahui kenyataan ini.

Kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan yang Leonyca sendiri masih belum bisa menerimanya. Kenyataan yang membuat dirinya jatuh pingsan seperti ini.

"Grandma dimana Bryant??!!!" Tanyanya lagi seraya duduk kembali dari tidurnya. Ia benar-benar tidak perduli lagi dengan rasa sakit yang menyerang kepalanya itu.

"Dia pergi..., Grandma tidak tahu dia kemana, ponselnya juga tidak aktif saat kami meneleponnya pas kamu jatuh pingsan." Jawab Cathaly, "Sebelum kau pingsan- maksudku, saat Grandma memelukmu. Grandma melihatnya sedang berdiam diri di depan pintu penghubung taman mansion dengan mata yang menatap ke arahku. Belum Grandma memanggilnya, anak itu sudah memutar balik kursi rodanya dan tidak lama setelah itu kau pingsan..."

Leonyca semakin panik, ia tidak tahu harus bagaimana lagi setelah hal ini.

Pasti Bryant sudah mengetahui semua kebohongan yang ia perbuat ini-, tidak, maksudku semua kebohongan yang Wayne dan dia perbuat. Pikirnya begitu.

Ah damn!!!!!!

Ingin rasanya ia meneriakkan kekesalannya. Perasaannya kini campur aduk. Sedih, takut, panik, marah. Semua bergabung menjadi satu. Membuat dirinya tidak sadar tengah di peluk oleh Cathaly yang sedang berusaha menenagkannya.

"Its gonna be fine... Bryant pasti akan mengerti... Tenanglah.... Grandma dan Wayne akan bantu menjelaskan semua ini padanya nanti." ucap Cathaly lembut, Wanita tua itu mengerti- bahkan sangat mengerti apa yang di takutkan oleh cucu dari sahabatnya ini.

Dan akhirnya, air mata yang sedari tadi Leonyca tahan pun tumpah begitu saja di dalam pelukan Cathaly. Membuat Cathaly dengan terus mengusap tangannya ke punggung yang bergetar hebat itu dan mengucapkan kata-kata yang cukup menenangkan.

My FAKE FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang