C A U T I O N !Ceritanya cukup panjang dan gak ada gambar,
hati-hati bosen. Kalau bosen bilang ya jangan pergi tanpa pamit kaya doi.HOPE YOU LIKE IT!!
**********
Setelah pengungkapan siang itu, keduanya-Bryant dan Leonyca menghabiskan waktu mereka hanya di dalam kamar seharian penuh. Mereka keluar hanya untuk makan malam lalu kembali ke kamar. Tidak ada aktifitas apapun selain bercerita sepanjang waktu.
Membahas semua yang Bryant ketahui selama ini. Membahas yang Leonyca ingin tahu dari Prianya. Tetapi, dari semua pembahasan yang ada tidak sedikit pun Bryant menyinggung tentang pangeran pada masa kecilnya itu. Biannya.
Bryant sama sekali tidak menyinggung tentang itu. Membuat Leonyca bertanya dalam hatinya. Apa dia tidak tahu tentang Bian atau memang tidak mau membahas cinta masa lalunya? Entahlah mungkin memang Bryant tidak mencari tahu hingga sedetail itu. Pikirnya dalam hati.
Tapi keheningan sesaat membuat pikiran Leonyca berkelana.
Apa benar Bryant mencintainya seperti saat siang tadi ia katakan? Jika benar Bryant mencintainya kenapa pria itu tidak mengungkapkannya langsung? Bahkan pria itu hanya mengucapkan kata cinta seperti orang yang sedang bercanda. Batinnya berbicara lagi.
Leonyca tidak terlalu yakin jika cintanya terbalaskan untuk saat ini. Tapi setidaknya, ia akan berusaha agar Bryant benar-benar mencintainya dengan tulus nanti. Tak terasa leonyca mengulum senyumnya memikirkan tentang itu.
"Apa kau ingin mendengar tentang Jessica?" Tanya Bryant lembut. Leonyca menatapnya sebentar lalu mengangguk.
"Mendekatlah." ucap Bryant seraya menepukkan tangannya di kasur. Leonyca beringsut mendekat, hatinya menghangat seketika nyaman dengan apa yang mereka lakukan sekarang. Tubuhnya meringkuk di dalam pelukan hangat prianya, bersandar pada dada bidang yang kokoh. Padahal, baru satu malam Leonyca tidak memeluknya tapi entah mengala dia terlalu rindu dengan pelukan ini, dan seakan membuatnya terlihat seperti wanita yang menye-menye.
Tubuhnya yang setengah bersandar pada bantal yang menyangganya, dan tangan yang mengulur untuk mengusap-usap puncak kepala Leonyca dengan sayang. Sesekali jemarinya menari-narik kecil salur-salur rambut Leo dengan pelan, berbeda dengan Leonyca yang sedari tadi hanya diam menikmati jemari bryant yang menyentuhnya dengan sayang seraya menunggu bibir prianya bercerita.
"Namanya Jessica Steinfeld..," Bryant berucap memecah keheningan. Matanya menatap lurus ke depan.
Leonyca mendongakkan kepalanya sesaat lalu menyenderkannya lagi pada dada bidang Bryant yang hanya tertutup oleh kaos tipis, tadi dia hanya ingin melihat raut wajah Bryant saat mengucapkan nama itu. Mencari tahu apa pria ini masih jatuh cinta pada mantan tunangannya itu atau tidak.
Pandangan pria itu menerawang. "Pertama kali aku bertemu dengannya itu di sebuah taman kota yang berada di kota Merseille, Prancis saat umurku empat belas tahun. Saat itu aku sedang bersama Brylee, kami sedang lari sore disana. Aku melihatnya baru saja duduk di bangku panjang dengan satu cup ice cream di tangannya. Dia cantik, bahkan sangat cantik hanya dengan tatapan datarnya. Aku menyukainya."
Napas Leonyca terdengar mendengus, menyadari jika Leonyca tengah cemburu membuat Bryant mengulum senyuman lalu mengusapkan tangannya di lengan atas Leonyca.
"Brylee mengajakku ke tempat perempuan itu duduk. Aku setuju, lalu kami berdua berjalan menuju ke arahnya. Disaat baru saja aku ingin berkenalan, Brylee sudah lebih merangkulnya dan menarik perempuan itu ke dalam pelukannya. Dan saat itu juga Brylee bilang kalau mereka telah berpacaran selama dua bulan. Aku terkejut, karena yang aku tahu Jessica bukanlah anak dari sekolah kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
My FAKE Fiancé
RomanceHighest Rank #130 in Romance Category - [15/02/2018] Leonyca Genevieve Alston, Manusia yang mempercayai love at first sight, cinta pertamanya pada bocah laki-laki yang memberikannya bandul saat mereka masih berumur delapan tahun. Pertemanan singkat...