Happy Reading and Hope You Like It!!********************
Jangan lupa Votementnya yaa :p
Berbeda dari pintu-pintu yang lain-yang berada di lantai itu. Dua pintu kayu jati dengan gagang yaang terbuat dari marble pilihan-yang tertutup rapat-berdiri kokoh di hadapannya. Membuat kesan jika sang empunya adalah orang yang perfeksionis dan angkuh bagi yang melihatnya.
Leonyca melihat jam yang membalut pergelangan tanganya. Sudah lima belas menit ia berdiri di depan pintu ini tanpa berani mengetuk. Setelah sebelumnya ia membersihkan diri dikamar barunya lalu ia bertemu dengan Mrs.Wayne di ruang santai yang berada di lantai dua dekat lorong yang menuju ke halaman belakang, berbincang sejenak tentang kehidupan dirinya dan kehidupan anaknya yang-wajib-ia ketahuhi.
Bryant Aldrich Thompson-Her fake fiance.
Tok... Tok...
Tidak ada sahutan yang terdengar dari dalam. Ia mencoba mengetuk pintunya sekali lagi, namun tetap saja tidak ada balasan yang terdengar.
"Apa sebaiknya aku masuk saja? Toh, aku kan tunangannya..." gumam Leonyca ragu.
Ceklek
Gelap. Itulah pandangan pertama Leonyca saat memasuki kamar itu.
"Aku sudah bilang pada mu Haston, aku tidak ingin makan sekarang! Taruh saja makanan itu diatas nakas dan segera keluarlah aku tidak ingin di ganggu!" Suara bariton itu terdengar di ujung kamar. Seorang pria yang duduk di kursi roda yang sedang menghadap ke jendela kamarnya. membelakangi Leonyca.
Leonyca berjalan pelan kearahnya memberanikan diri. Bunyi langkah yang Leonyca ciptakan membuat pria itu berucap lagi. "Sudah kukatakan untuk segera kelu-"
Tubuh itu seketika kaku, Leonyca memeluk lehernya dari belakang lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Bryant. "Tidak ada Haston disini, baby..."
Leonyca memutar kursi roda itu agar menghadap ke dirinya.
Matanya membelalak kaget, pria di hadapannya ini di luar dugaannya. Memang, sebelumnya ia sudah melihat foto-foto yang diperlihatkan oleh Mrs.Wayne, namun saat ia melihatnya langsung seperti ini.. Geez.. pria idaman semua wanita!
Pria itu mempunyai sepasang mata biru yang indah dan cerah seperti kolam yang berisikan berlian-berlian yang berkilau, bibirnya yang penuh dan alis hitamnya yang tebal membuat dirinya terlihat sangat kharismatik. Dan jangan lupakan satu hal, rahang kokohnya seperti dipahat oleh dewa yunani hingga ia terlihat begitu sempurna.
Bryant menatapnya datar tanpa ekspresi apapun, membuat dirinya menjadi kikuk.
"Kau tidak rindu padaku, hm?" ucap Leonyca memecah keheningan diantara mereka, ia membelai pipi Bryant dengan sebelah tangannya.
Matanya menatap tajam, "Siapa kau?" Leonyca sudah menduga bahwa Bryant akan bertanya seperti ini, ia sudah menyiapkan segala sesuatu yang kemungkinan akan Bryant lontarkan padanya.
"Aku tunanganmu, babe... kau melupakanku hm?" ucap Leonyca sembari menatapnya dengan pandangan sedih yang tidak ia tutupi.
"Wanita yang aku cintai sudah meninggal!! Sebaiknya kau keluar sekarang sebelum aku menyuruh Haston untuk menyeretmu!" bentak Bryant marah lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Leonyca yang tidak siap dengan bentakan seperti itu hanya bisa menunduk, menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Dia tidak boleh seperti ini, Dia harus meyakinkan Bryant jika memang tunangannya itu belum mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My FAKE Fiancé
RomanceHighest Rank #130 in Romance Category - [15/02/2018] Leonyca Genevieve Alston, Manusia yang mempercayai love at first sight, cinta pertamanya pada bocah laki-laki yang memberikannya bandul saat mereka masih berumur delapan tahun. Pertemanan singkat...