~PART FIVE~

95.5K 4.9K 122
                                    

Tugas seorang cewek itu adalah diem, nunggu untuk dikejar. Bukan mengejar. Tapi biar antimainstream, gak apa-apalah sekali-kali mencoba rasanya berjuang. Karena kalau lo tetap stuck di situ terus, lo gak akan bisa berhasil.
-Maya-

~·~

"UNTUK tugas di rumah, silakan kalian membuat sebuah puisi dengan tema bebas. Silahkan kalian bebas mengekspresikan tema kalian sesuai minat dan kemampuan kalian."

Titah Bu Mika kepada seluruh penghuni kelas XI MIPA 3. Guru muda berkerudung biru muda dan berkacamata bulat tersebut selalu bisa membawakan materi pembelajaran dengan santai. Kriteria yang sering di favoritkan setiap siswa. Caranya dalam menerangkan juga mudah dipahami dan lihai dalam menjelaskan sehingga sebagian besar membuat semua murid paham. Tetapi ada sebagian yang justru beranggapan diampu Bu Mika itu justru mengundang kantuk. Memang benar, karena saking santainya ia dalam menjelaskan justru membuat beberapa murid bosan dan mengantuk. Bu Mika adalah guru yang ramah dan baik sehingga tidak menyandang guru killer. Maka dari itu karena tidak ada yang ditakuti darinya, beberapa murid tidak perlu takut jika sedang diajar olehnya. Contohnya adalah seperti yang tengah dilakukan oleh tiga siswi yang duduk di tengah kelas. Siapa lagi kalau bukan sang ratu sekolah, Maya Augrellia dan dua orang temannya.

Gadis yang memakai softlens berwarna biru tersebut justru asyik sendiri dengan dunia webtoon yang ada di ponselnya di bawah meja. Perlu kalian ketahui, sang Queen Bee adalah seorang pecinta weebton. Ia memiliki banyak koleksi komik di rumahnya. Ia juga sedikit menyukai game.

"Aduuuuuh, keren banget sih Jihoo-ya..." gumam Maya sambil mengelus layar ponselnya yang sedang menampilkan sebuah tokoh anime pria yang menurutnya sangatlah tampan.

Sementara itu di seberang mejanya, ada Resti yang sedang merapikan kuku-kukunya dengan pencatut. Ia baru saja habis manycure padycure ke salon kecantikan kemarin. Lalu di belakang mejanya, ada Vinka yang tengah chatting dengan pacarnya, Vino Bramastya, senior di Green High yang dulunya ditaksir abis oleh Prita sebelum akhirnya ia berpaling pada Arash.

Kriiiiingggg

Baru saja bel tanda dimulainya istirahat berbunyi dan seketika menggemparkan seluruh penghuni kelas karena bisa segera mengisi perut mereka.

"Baiklah, jangan lupa akhir bulan PR kalian harus sudah siap. Ibu berharap kalian dapat mengapresikan, mengeksplor, memainkan imajinasi, ketrampilan kalian sebagus mungkin, karena puisi ini akan ibu jadikan sebagai penilaian akhir semester." Sekali lagi Bu Mika mengingatkan sambil mengemasi bukunya, "Ibu akhiri dan selamat siang."

"PR apaan?" Tanya Vinka sedikit memajukan postur tubuhnya.

Baik Maya maupun Resti sama-sama mengangkat bahu.

Vinka mendengus sambil menjatuhkan tubuhnya pada sandaran kursi. "Seharusnya saat pembelajaran berlangsung kalian tuh dengerin bukan asyik sendiri."

"Excuse me? Lo udah ngaca belum pagi ini?" Balas Maya sarkas.

"Ini ngaca nih ngaca!" Resti mengarahkan cerminya ke hadapan Vinka.

Vinka yang disodori cermin segera mematut dirinya merapikan rambut. "Tanpa perlu ngaca gue udah tahu kali kalau gue cantik." Sahutnya percaya diri.

Maya memutar bola matanya, "yuk ah kantin."

"Yuk." Sahut Vinka dan Resti kompak sambil berdiri. Baru saja mereka hendak melangkah tangan Maya terulur menghalangi.

"Entar-entar,"

"Apaan sih?" Tanya Resti.

"Lihat tuh,"

SCOMPARIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang