~NINETEEN~

66.4K 3.9K 133
                                    

Buku itu kebanyakan bullshitnya! Gak pernah sesuai sama realitanya! Kalo gue gak suka buku emang kenapa? Terserah gue dong, kalian lagi di cerita gue sekarang!
-Maya efek pms-

~·~

"UDAH selesai 'kan?"

Maya menoleh membalas tatapan Arash.

"Lo udah dapat ponselnya 'kan?"

"Tapi bukan ponsel ini yang gue mauuu." Maya merengek. Ia menggoyang-goyangkan lengan Arash, merajuk seperti anak kecil.

Merasa risih, Arash menarik tangannya menjauh. "Yang penting gue udah tanggung jawab 'kan?"

"Ya tapi 'kan--"

"Kalo gitu kita bisa balik sekarang."

Sebelum Arash berhasil melangkahkan kakinya, Maya telah terlebih dahulu menahan tangannya, "kok balik sih?"

"Lo 'kan udah wujudin keinginan lo beli ponsel? Ya udah balik."

"Stupid." Desis Maya bergumam.

"Apa?"

"Eh, lo gak kepingin ke bazar? Katanya mau beli buku?" Usul Maya agar Arash tak berniat kembali ke sekolah

Arash tampak menimang, "gue bisa ke sana kelar sekolah nanti."

"Ah kelamaan sekarang aja." Maya meraih tangan Arash dan menyeretnya untuk mengikutinya.

"Lepasin tangan gue!"

Pertanyaan Arash tak diindahkan karena Maya memilih untuk menulikan telinga.

~·~

Spanduk besar bertuliskan 'BAZAR MURAH' terpampang jelas di depan pintu masuk. Cuaca yang tidak terlalu panas juga mendung mengundang banyak orang untuk datang mengunjungi bazar pada jam makan siang ini.

Selain menjajakan buku-buku, juga banyak yang menjual makanan berkuah seperti bakso, mie ayam, soto, dan banyak lainnya. Selain itu, aksesoris, pakaian, gorden, juga bisa di temui di sini. Pengunjung lumayan padat, dan akan lebih padat lagi jika hari telah menjelang sore sampai malam karena bazar ini ditutup pada pukul sembilan malam.

Di antara banyaknya pengunjung yang hilir mudik sibuk dengan tujuannya masing-masing, dua orang berseragam SMA Green High tengah memasuki sebuah stand penjual buku dari buku pembelajaran hingga buku bacaan seperti novel, komik, dan buku panduan.

Tangan dengan berbagai macam gelang terulur mengambil sebuah novel bergenre fantasi romance, membolak-balik lembar demi lembar, lalu sedetik kemudian melemparnya dengan jengah.

"Ngapain sih di sini?" Tanya Maya menghampiri Arash yang nampak bingung antara memilih dua buku yang ada di kedua tangannya

"Beli buku lah. Lo sendiri yang tadi ngajak ke sini."

"Lo beli lama banget." Sindir Maya yang sejak tadi sudah jengah terus menunggu Arash menentukan buku yang akan diambilnya. "Genius Fisika dalam Satu Jam," Maya membacanya, "bullshit. Jangan percaya."

SCOMPARIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang