~PART SIX~

81.9K 4.1K 16
                                    

Kalau lo merasa diri lo cantik, lo gak akan pernah puas dengan apa yang lo miliki.
-Maya-

~·~

KEJADIAN di kantin siang tadi rupanya masih membekas di pikiran Maya. Ia tidak bisa mengenyahkannya barang sedetikpun percakapan yang terjalin dengan penuh konflik antara dirinya dan Prita tadi. Maya berharap keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang tepat.

Sebenarnya apa yang membuatnya terus kepikiran? Ia adalah seorang Maya Augrellia yang auranya tidak dapat di tolak oleh pemuda manapun. Mereka rela mengemis di ujung high heelsnya kalau perlu demi mendapatkannya. Tapi Maya sadar ini berbeda. Ini adalah tentang seorang Arash Asyafiil yang selalu menentangnya. Seorang yang keras kepala dan selalu mengatur dan mencampuri kehidupan orang lain. Ingatan Maya kembali terlempar ke kejadian tadi siang.

"Lo terima?" Tanya Prita begitu keduanya berdiri berhadapan. Tak bisa dipungkiri ia terkejut karena bukan inilah jawaban yang ia harapkan.

"Gue terima tantangan lo. Gue bakal tembak Arash sama seperti cara yang lo lakukan ke dia kemarin." Jawab Maya tanpa keraguan.

"Maya!" Sergah Resti meraih bahunya untuk berbalik. "Lo gila?"

"Gue gak gila. Gue waras."

"Kalau lo waras lo seharusnya gak terima tantangan konyol itu May!" Sambar Resti gemas.

"Res, gue cuma ingin membuktikan bahwa gue bukan pengecut yang mengaku menang sebelum memulai."

"Tapi lo tahukan siapa sosok yang bakal lo tembak ini? Arash Maya, ARASH!" sahut Vinka kesal.

"Gue tahu. Dan gue bakal buktikan bahwa gue bisa naklukin semua orang termasuk cowok kurang vitamin V itu!"

"Maya lo gak tahu apa dampaknya. Lo bisa aja dipermalukan sama seperti Prita dan itu yang dia mau yaitu diri lo yang sama-sama jatuh kayak dia."

"Gue gak akan sama kayak dia." Balas Maya tegas.

"Aduh Maya," suara milik Prita terdengar, "lebih baik lo turuti deh saran kedua sahabat lo itu. Mereka benar. Ini bisa bikin diri lo jatuh."

Maya menyunggingkan smirk ciri khasnya yang selalu berhasil membuat lawan bicaranya kesal setengah modar.

"Lebih tepatnya lo yang bakal jatuh sekali lagi begitu gue berhasil selesaikan tantangan itu."

"Oh ya?" Tanya Prita pongah.

"Asal ada syaratnya. Gue minta waktu tiga hari untuk menyiapkan semuanya."

"Tiga hari? Semua persiapan lo bakal sia-sia begitu dia nolak lo."

"Wait," Maya menahan satu tangannya dengan merentangkan kelima jarinya, "lo salah. Bukan gue yang nembak dia. Tapi dia yang nembak gue."

"Jangan ngimpi. Arash nembak tante-tante---"

"Lebih baik lo persiapkan juga diri lo untuk menahan malu sekali lagi dalam waktu tiga hari ini."

SCOMPARIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang