Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, antara mengejarmu atau diam menunggumu.
-Arash-~·~
SEJENAK Maya dibuat terpaku ketika mata sehitam tinta itu berhasil mengunci matanya.
Maya sadar ia kehilangan tarikan nafas.
Ia sadar bahwa ia berada di jarak yang teramat dekat dan bahkan tanpa jarak dengan tubuh Arash.
Maya dapat merasakan pula aroma mint yang ada di diri cowok itu.
Maya merasakan tarikan nafasnya.
Dan Maya sadar posisi, ia segera menarik diri. Menciptakan jarak di antara keduanya.
Masih dalam hening yang menyelimuti. Masih dalam kondisi yang canggung sampai Maya melupakan ponselnya yang mati tergeletak di atas ubin putih rumah sakit.
"Hape lo."
Perkataan Arash berhasil menyadarkan Maya. Ia menunduk untuk melihat ponselnya yang kini tak berdaya di lantai.
"Aish, mati." Desis Maya sambil memukulkan benda pipih itu ke telapak tangannya.
"Sorry,"
"Enak aja lo bilang sorry? Lo harus tanggung jawab!"
"Huh, gue salah apa sih? Barusan itu kesalahan lo. Jalannya sih benar pakai kaki, tapi matanya gak lihat jalan."
"Ya suka-suka gue, mata-mata gue bukan mata lo." Balasnya. "Siniin hape lo."
Satu alis Arash terangkat. "Ngapain?"
"Siniin elah, lama."
Dengan terpaksa akhirnya Arash menyerahkan ponselnya itu ke tangan Maya.
"Password-nya buka dulu pinter."
Arash kembali meraih ponselnya dan membuka kunci. Lalu segera di rebut paksa Maya sebelum Arash menyerahkannya.
Arash mengamati Maya dalam diam. Merutuk di benaknya atas apa yang Maya lakukan. Arash merasa tak bersalah. Ia juga sudah minta maaf. Dan Maya perlu berterimakasih karena berkat ia, gadis itu tidak terjatuh. Lalu apa balasannya?
"Gue udah catat nomor gue di sana. Lo harus tanggung jawab soal hape gue."
Arash menerima ponselnya kembali dari tangan Maya. "Lo ngapain ada di rumah sakit?"
"Bukan urusan lo."
Selesai mengatakan itu, Maya melangkahkan kakinya melewati Arash. Arash sendiri belum beranjak dari pijakannya. Memandang lurus kontak Maya yang kini telah tersimpan di ponselnya.
~·~
"Guys, gue cabut duluan ya." Vinka bangkit dari duduk hingga menyebabkan kursinya berderit ke belakang."Mau kemana lo?" Tanya Resti bingung.
"Ada deh. Jangan kangen ya?" Vinka melambaikan tangannya seraya melangkahkan kaki meninggalkan kelas.
"Hii pede banget lo."
Hari ini Green High mengadakan pemilihan osis. Pemilihan itu telah dilaksanakan sejak pagi tadi setelah jam upacara selesai. Karena adanya pemilos tersebut, hari ini Green High memutuskan untuk tidak mengadakan KBM. Tentu saja hal itu disambut dengan sangat antusias oleh para siswa siswi.
"Lo semalam gak nongol di grup bee? Kemana?" Tanya Resti sambil menyisir rambutnya.
Maya yang tengah mencatut kukunya, menoleh sekilas pada Resti. "Hape gue rusak."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCOMPARIRE
Teen Fiction[Completed] "Pelanggaran pertama, melanggar tata tertib sekolah dengan tidak mengikuti upacara." "Basi." "Pelanggaran kedua, memakai sepatu yang selain warna hitam bertali putih." "Heh Pak, ini tuh sepatu baru gue. Harganya tuh mahal. Lagian ini gue...