Akhir akhir ini, perhatianku tertuju kepada seorang perempuan yang duduk di bangku belakang dekat jendela kelasku. Dia adalah murid pindahan semester lalu. Sungguh, rasa penasaranku baru muncul pada saat terakhir.
Perempuan berambut panjang sepinggang berwarna hitam yang serasi dengan warna matanya. Dengan wajah oval dan kedua pipi yang pucat begitu juga dengan bibir mungilnya.
Perempuan itu tengah memerhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran walau terdengar membosankan. Ia memerhatikan guru tersebut dengan niat yang jauh lebih berbeda dengan murid-murid lainnya yang telah terkapar di bangku masing-masing-tengah menyelami kepulauan mimpi.
Tanpa bergerak sedikit pun, tanpa berkedip sedikit pun, dan tak berkata apapun. Sikap diamnya selama ini benar-benar tak menarik perhatian anak-anak lain untuk berbincang dengannya, walau hanya sekedar menyapa. Tak pernah sekalipun diriku atau teman-teman sekelas ku yang lain menangkap seulas senyuman pada bibir gadis itu.
Seorang perempuan yang cukup menarik rasa penasaranku akan ekspresi yang tak pernah sekalipun menghiasi ekspresi datarnya. Aku telah berusaha beberapa kali untuk menyapanya namun tak ada jawaban.
Oh ya, namaku John. John Knightley. Seorang pemuda yang cukup populer karena wajahku tampan dan seorang ketua klub basket di SMA ini. Aku memiliki tubuh ideal yang cukup menjadi tubuh idaman setiap laki-laki. Tinggi badanku cukup tinggi dibanding anggota klub basket yang lain. Mungkin karena genetik dari ayahku.
Aku bersekolah di SMA Fauxen atau Fauxen High School. Sekolah yang cukup terkenal akan murid yang berprestasi dalam berbagai bidang akademik dan non-akademik.
Cukup, kembali pada yang aku tatap saat ini.
Gadis itu tak menampakkan ekspresi apapun walau sampai sekarang aku menunggunya untuk menampakkan ekspresi apapun walau hanya terkejut. Sering menyendiri dan bahkan tak pernah bertukar kata dengan siapapun bahkan kepada guru-guru di SMA ini. Aku bahkan tak mengetahui banyak tentangnya.
Kriiing... kriiing..
Bel yang menandakan istirahat telah datang.
"Baiklah anak anak, pelajari bab itu dan sampai bertemu di pelajaran matematika besok" guru paruh baya itu mengemasi barang-barangnya yang terbilang cukup sedikit dan pergi keluar kelas.
Sekarang, suasana kelas menjadi ramai. Raungan dari pemilik perut lapar mendominasi kelas ini.
Kulihat, semua murid yang ada di kelas ini berbincang bincang tentang menu makanan yang akan mereka makan. Semua murid pun keluar kelas dan menyisakan diriku dan murid perempuan pendiam itu di kelas ini. Gadis itu memiliki nama yang cukup unik, mungkin karena orang tuanya mengharapkan sebuah keajaiban terjadi pada anak mereka.
Namanya adalah Feyla milagre.
Perempuan itu tetap pada tempatnya dan memandang keluar jendela. Angin dari jendela pun berhembus menerbangkan anakan rambut Feyla. Kupikir, menikmati terpaan lembut di wajahnya. Namun wajahnya menampakkan raut muka sedih. Ekspresi baru yang kulihat dari wajahnya selain datar.
Aku tak tahu apa yang ia pikirkan sekarang, dan yang aku tahu hanya Feyla menggumamkan sebuah kata yang sedikit terdengar memilukan di telingaku. Walau lirih, akhirnya aku dapat menangkap kalimat itu dengan jelas.
'Aku merindukan kalian semua'
Gumaman kecil Feyla memiliki banyak arti.
Entah apa yang ia rasakan, tiba-tiba ia tertarik untuk melihat ke sekelilingnya. Sepertinya, ia cukup terkejut dengan kehadiran diriku yang sedang menatapnya dan hal itu dibuktikan dari seberapa lama ia menatapku dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl [TAMAT]
FantasyJohn tak menyadari kesalahan terbesar dari tindakannya yang mendekati si gadis misterius, Feyla Milagre. Ia kembali menguak cinta pertama ayahnya, bertemu dengan malaikat maut penuh muslihat, dan bertemu dengan jodohnya yang sebelumnya ia sempat sal...