Awal pertemanan

852 41 3
                                    

John POV
Aku memandangi langit langit kamarku. Dengan posisi terbaring di atas kasur, mataku mencoba untuk menerawang. Maksud dari ucapan Feyla.

"Aku ingin kau tak menjauhiku apapun yang terjadi, maka..

...aku akan melindungimu "

Itu adalah kalimat yang cukup menghantuiku setiap waktu. Aku terus menerus mencerna kalimat itu, namun tak ada arti yang aku tangkap dari dalam kalimatnya.

Aku pun menghela nafas panjang. "Oh.. aku telah melakukan kesalahan yang besar, sampai aku berkata begitu.. panjang lebar pula"

Aku menutupi kedua mataku dengan lengan kananku.

Kriieett..

Aku tersadar ketika mendengar suara pintu kamarku terbuka.

Aku pun mengintip pintu kamar itu dari balik lengan ku. Tak ada siapapun.

Mungkin itu ulah kucingku. "Jeremy, kau kah itu?" Pangilku memanggil nama kucingku.

Hening..

Tak ada jawaban. Aku pun turun dari kasur dan menutup pintuku.

Aku pun mengacak acak rambutku dan duduk di ujung kasurku.

"Mungkin, besok aku akan mengajaknya jalan jalan melihat taman" ucapku pada diriku sendiri.

Merasa bosan duduk di kasur itu, aku pun berjalan kearah jendela lalu melihat ke luar jendela.

Malam ini sangat sunyi. Hanya suara binatang kecil yang meramaikan suasana kali ini. Tidak ada motor atau pun mobil yang lewat. Bintang dan bulan pun tak menampakkan dirinya di langit.

Aku menatap ke arah jam wekerku yang menunjukkan pukul 21.15

Sepertinya, malam ini semua orang sibuk menonton film india yang ditayangkan di televisi.

Tet tet.. tet tet..

Aku langsung berbalik menatap layar ponselju yang menyala dalam gelapnya kamarku.

Aku pun meraih ponsel itu dan melihat, siapa yang mengirimkan pesan pada malam hari yang sunyi ini?

Eh, tumben si Henry ngirim pesan malam malam gini, batinku sembari membaca pesannya.

From: Henry
'Eh, kapan kapan, refreshing yuk?? Gue bosen ada di rumah terus. Kayak burung dalam sangkar. Kita main ke Castellar carnival, besok. Ada event menarik. Lagian besok, juga hari libur nasional.. mau gak?'

Aku hanya mengernyit heran. Dan aku pun membalas pesannya.

From: John
'Aku gak masalah sih, tapi aku akan ngajak temen satu lagi boleh gak?'

Aku pun duduk di kasur karena terlalu capek berdiri. Mataku tak beralih dari ponselku.

Tet tet.. tet tet..

From: Henry
'Yaelah, bro. Gak usah sungkan sungkan minta ijin segala. Temenmu adalah temenku. Ajak aja dia'

From: John
'Makasih, hen. Kau memang sahabatku yang terbaik'

Tet tet.. tet tet..

From: Henry
'Emang, yang lo ajak siapa, John?'

From: John
'kepo amat, besok aja kalau udah lihat orangnya.. dah, aku capek mau tidur dulu'

Balasku lalu membaringkan tubuhku di atas kasur biruku. Aku meletakkan ponselku di samping bantalku dan mulai memejamkan mataku lalu menuju pulau mimpi.

***
Author POV

Pagi ini, John mengambil sepasang baju dengan terburu buru, lalu berlari menuju kamar mandi.

Mysterious Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang