John's Dad

258 20 1
                                    


Aku tak dapat lari lagi...

Seakan kesadarannya telah kembali, John melihat sekelilingnya untuk terakhir kalinya. Mengingat setiap detil yang ada disana tanpa alasan. Peluh mulai membanjiri pelipisnya. Rasa paniknya ia bendung dengan sekuat tenaga. Tak terpikir olehnya untuk melihat ceceran darah kering tersebut dengan menyentuh kembali bola hitam itu. Lalu, matanya kembali terpaku pada sosok transparan Belle yang menatap sinis dirinya dengan senyuman dingin di bibirnya.

Memikirkan kembali rupa pucat dan sosok transparan Belle membuatnya sadar bahwa sedari tadi ia mengobrol dengan roh penasaran. Namun, yang ia bingungkan kali ini adalah sejak kapan ia mulai bisa melihat hal yang seperti itu. Hal yang berbanding terbalik dengan dunia nyata. Hal yang terjadi seusai kematian. Hal yang mengakhiri sebuah nafas.

Dan sesuatu yang terpikirkan menggantikan semua pemikiran itu adalah...

Lari.

John berbalik dan mulai berbalik melewati lika-liku gang yang sempit. Yang ia pikirkan kini hanyalah lari. Kemana dan arah tujuannya adalah tempat yang jauh dari gang tadi. Apakah tujuan itu rumahnya? Mungkin saja.

Melihat keriuhan orang lalu lalang yang tak jauh dari arah larinya, menimbulkan rasa lega dibenaknya. Hanya tinggal berbelok ke kiri dan memutuskan untuk pulang ke rumahnya seusai rasa lega menggantikan rasa paniknya beberapa saat yang lalu. Hanya satu belokan ke kiri dsjs.

Ckit..!

Suara sepatu sport milik John yang beradu dengan trotoar, menyebabkan suara decitan nyaring. Cukup nyaring untuk didengar oleh orang yang lalu lalang, namun cukup mudah diabaikan untuk mengurusi kepentingan sendiri. John yang menghentikan larinya secara mendadak, kini jatuh terjerembab ke belakang dengan mulus walau rasa sakit yang ia terima dipantatnya berkata lain.

Bukan tanpa alasan John menghentikan larinya secara mendadak,karena kini sosok Feyla tengah berdiri tepat didepan John dengan wajah datar seperti biasanya, namun John melewatkan sebuah crepe rasa strawberry yang ada di tangan kanan Feyla, akibat rasa terkejutnya sendiri. Feyla, teman yang John anggap istimewa itu, kini mulai bertanya.

"kau tak apa-apa, John?" tanya Feyla memiringkan kepalanya ke kiri.

"ah," John bangkit berdiri dan mulai membersihkan pakaiannya yang terkena debu trotoar. John mengabaikan pantatnya yang menjerit akibat ulah tangannya menepuk-nepuk pelan untuk menghilangkan debu. John meringis. "aku baik-baik saja, seperti yang kau lihat. Sedang berjalan pulang, Feyla?"

Feyla menggeleng pelan. "ingin ke minimarket dekat rumahmu."

"mau bareng?"

"terserah."

"kau mau berbelanja?" tanya John mulai berjalan mengikuti langkah Feyla disampingnya.

"begitulah..." jawab Feyla lalu menggigit crepe-nya.

John mengamati toko-toko yang ia lalui untuk mengalihkan perhatiannya pada suasana canggung yang melanda antara dirinya dengan Feyla.

"kau akan belanja apa?" tanya John mengusir kecanggungan mereka.

"sesuatu." Jawab Feyla singkat tanpa melirik John.

"untuk peliharaanmu?" tanya John lalu dijawab gelengan kepala dari Feyla. John menggaruk tengkuknya walau tak gatal. "kau punya adik?"

Mysterious Girl [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang