John berlari melewati lika-liku jalanan menuju pemakaman. Ia ingin memastikan sesuatu sebelum ia menyimpulkan segalanya. Derap langkah kakinya nyaris menggema di perumahan sekitarnya yang tampak lengang. Tampak sebuah gerbang berwarna hitam suram penanda pintu masuk pemakaman. Ia mulai memelankan langkahnya dan memasuki gerbang tersebut dengan berjalan biasa. Setelahnya, matanya bergerak dengan intens ke tiap-tiap batu nisan yang ada dan membaca nama-nama yang tertera pada batu itu. Ia mencari kuburan Feyla. John tidak bersusah payah mengatur napasnya yang berantakan atau apa pun, sebab dengan hembusan napas panjang setelah memasuki gerbang pemakaman, napasnya kembali teratur tak seperti telah berlari 1 kilometer jauhnya.
Langkah kaki John berhenti tepat di sebuah pohon Kamboja berwarna merah muda keunguan. Wangi bunga tercium oleh hidungnya, namun matanya menangkap batu nisan Feyla yang berada tepat di samping kanan pohon cantik itu. Ia berjongkok, membaca tulisan pada batu itu, dan mengamati tanah kuburan Feyla yang dibingkai oleh tatakan batu.
Feyla Milagre, 1969-1986
Ada serumpun rumput liar di sana dan John berjongkok guna mencabuti rumput-rumput liar tersebut. Raut mukanya tampak tenang dan tabah. Tak ada kegusaran yang terpantul di matanya. Ia menerima semua kenyataan ini dengan lapang. Ia merelakan apa yang membuatnya merasa sakit. Ia merelakan Feyla yang nyatanya hanya mencintai ayahnya, ia merelakan perasaannya untuk mencintai gadis itu, ia merelakan petualangan panjangnya yang berakhir indah pada akhirnya. Setelah melihat kuburan Feyla bersih dari rumput liar ia mengambil beberapa bunga Kamboja yang jatuh di atas tanah ke atas tanah kuburan Feyla. Mata John terpaku menatap batu nisan Feyla cukup lama.
"Bodoh sekali diriku," ucapnya lalu menjatuhkan diri ke belakang dengan payah dan merasakan sesuatu mengganjal di saku celananya. Ia segera merogoh benda yang sempat membuat pantatnya sakit karena tertekan dan mengamati bola mutiara hitam yang sempat ia pungut di gang kecil tempat ia menemukan mayat-mayat dengan tubuh tercecer. "Aku baru menyadarinya sekarang ... Meski hitam, bola ini transparan." John mendekatkan bola itu guna ia tembus dengan pandangannya dan melihat pemakaman dalam lingkup cahaya yang redup.
Ia mengamati pemakaman melalui bola kecil itu dan berhenti pada sosok jangkung yang berdiri cukup jauh di sisi pemakaman. Dengan jubah, kemeja, serta celana panjang serba hitam di tubuhnya, sosok pria itu mengundang tanya bagi John yang melihatnya. Setelah mengamatinya dan menyadari siapa sosok yang berdiri cukup jauh itu, John sontak terkejut dengan sosok itu yang melambaikan tangannya perlahan. Ingin sekali ia melihat ekspresi pria itu, namun jarak mereka cukup jauh. John menurunkan bola itu dengan segera dan berani menatap sosok itu secara langsung. Namun, John sendirian di pemakaman lengang.
Richard.
Pria itulah yang baru saja ia lihat dari kejauhan melalui bola hitam itu. Ketika John mencoba melihatnya sekali lagi dengan bola itu, sosok itu tak kembali seakan-akan lambaian itu adalah sebuah tanpa perpisahan. John tampak lunglai di tempatnya sambil menurunkan bola hitam itu kembali.
Setelah cukup tenang untuk menyadari sesuatu, ia mendapati bahwa dirinya tidak sendirian diantara banyaknya roh-roh yang tampak berkelebat di mana-mana. Dengan terkejutnya, ia melihat ke sekelilingnya dan pandangannya tak pernah berbohong. Ia melihat sesuatu yang seharusnya tidak ada di dunia ini. Apakah ini karena dirinya telah kehilangan Feyla? Tidak, ini terjadi sejak pertemuannya dengan Kate. Namun tak seperti di kafe waktu itu, roh-roh ini tampak lebih jelas dibanding sebelumnya. Mata barunya membuatnya dapat melihat hal lain.
John telah tenggelam dalam pikirannya sambil memandang tempat dimana sosok Richard terlihat. Dari belakang, Keisya menepuk pelan pundak John dengan tangan kanannya. Namun entah sepelan apa pun tepukannya, laki-laki itu sedikit terkejut dan berbalik menatapnya. "Sedang apa di sini, John?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Girl [TAMAT]
FantasyJohn tak menyadari kesalahan terbesar dari tindakannya yang mendekati si gadis misterius, Feyla Milagre. Ia kembali menguak cinta pertama ayahnya, bertemu dengan malaikat maut penuh muslihat, dan bertemu dengan jodohnya yang sebelumnya ia sempat sal...