Rose POV
Ada yang bilang cinta itu datang karena terbiasa. Rasa sayang itu datang ketika kita melakukan suatu hal bersama sama. Kita jadi terbiasa akan kehadiran seseorang sampai rasa takut kehilangan pun muncul.
Itulah aku sekarang. Menatap kedua bola mata seorang pria yang hampir menginjak satu tahun menjadi suamiku. Pria yang awalnya tidak kukenal. Pria yang awalnya menjadi mimpi buruk bagiku. Namun sekarang pria ini adalah pria yang kucintai. Pria yang selalu ingin kulihat senyumnya.
Tak peduli seberapa banyak aku mencoba untuk tidak jatuh kepada pria dihadapnku ini namun tetap saja, dia selalu membuatku jatuh tanpa alasan.
Hanya dengan tatapan matanya rasa itu terus timbul. Perhatian perhatian kecil yang dia berikan membuatku merasa terlindungi. Meskipun aku tau separuh hatinya belum bisa kumiliki. Bisa saja dia masih terngiang akan masa lalunya atau mungkin ada yang lain di hatinya. aku tak tau. Yang bisa aku pastikan sekarang adalah hatiku masih terus untuknya. masih terus berdegup kencang disaat bersamanya.
harapanku hanya satu. Dia akan bahagia entah itu denganku ataupun dengan orang lain selain aku.
***
"Rose Kami pulang dulu ya. Nanti kita dateng lagi" Ibu Rose tersenyum lebar saat akan meninggalkan kediaman Rose dan Junhoe. Meski belum sepenuhnya keluarga Rose melepaskan kerinduan kepada anak bungsu mereka itu.
"Jagain Rose" Pinta Chanyeol berbisik kepada Junhoe dan dibalas senyuman oleh Junhoe.
Rose menatap kepergian keluarga kecilnya dengan tatapan sedih. Dia teringat akan masa kecilnya yang sering di manja oleh kedua orang tuanya dan sering dijahili oleh kakak satu satunya.
Junhoe mengerti apa yang sedang Rose pikirkan "Udah gausah sedih gitu mukanya" Tangan Junhoe mengusap puncuk kepala Rose.
Rose menghela nafasnya kemudian mengangguk kecil. Mereka pun masuk kedalam rumah.
Tiba tiba ponsel Junhoe berdering dan ia langsung mengangkatnya.
"Halo"
"Besok? apa tidak terlalu cepat?"
"Baiklah. Pesankan dua tiket untuk saya"
Setelah selesai menerima telpon Junhoe melirik kearah Rose yang sedari tadi menguping disampingnya.
"Kenapa?"
"Gapapa"
"Kok muka lo aneh gitu"
"Yaa gapapa sih. aneh aja lo biasanya terima telpon selalu sembunyi kayak orang lagi telponan sama selingkuhan"
"Jadi lo selama ini mikir gue telponan sama selingkuhan?" Junhoe menyipitkan matanya.
"siapa tau aja kan?"
"Cemburu ya lo?"
Mata Rose melotot "Hah? Cemburu? Diih pede banget lo"
"Nah itu kenapa pipi lo merah?"
"Hah merah? perasaan lo doang kali" Rose menutup pipinya yang terasa memanas kemudian Rose langsung lari kekamarnya agar Junhoe tidak bisa menggodannya lagi.
"Haha lucu banget sih" Junhoe tertawa melihat Rose yang salah tingkah.
Dikamarnya Rose terus mengumpat karena ulah Junhoe yang berhasil membuat dia malu. Rose sering cemburu tiap kali Junhoe menerima telpon karena selain dari klien Rose sering mendengar Junhoe berbicara dengan Nayeon sekertaris suaminya itu.
"Dua tiket? Hah pasti dia mau berduan sama Nayeon dasar laki laki kerdus" sambil memukul bantal bantal yang tak berdosa.
Tiba tiba pintu kamar Rose terbuka dan Junhoe muncul dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Forever
Fanfiction[COMPLETED] [15+] Merried Life Junhoe & Rosê Awal yang buruk namun apakah berakhir dengan buruk(?)