Tigapuluhempat (END)

3.4K 236 14
                                    

Bunyi dentingan alat alat rumah sakit mengisi ruangan tersebut. seseorang terbaring lemah disana dengan segala alat yang terpasang ditubuhnya dan perban dikepalanya. sementara diluar ruangan kecemasan merasuki satu persatu tubuh mereka.

"Dia akan baik baik saja kan" air mata Tiffany terus mengalir sembari melihat dari balik kaca pintu rumah sakit. sementara Suho suaminya hanya bisa memeluk dan menenangkannya.

Semuanya merasa terpukul atas kejadian yang telah menimpa mereka saat ini.

***

Rose membuka matanya berlahan, mendapati Junhoe dengan wajah sendu sedang menatapnya. Rose mencoba menebak apakah dia sudah berada disurga atau masih berada dibumi. bisa saja Junhoe yang ada dihadapannya bukanlah Junhoe suaminya melainkan malaikat yang akan membawanya pergi.

Ia melihat sekeliling, ada Jendela, TV, dan berbagai perabotan lainnya dan terlebih lagi ditanganya tertancap infus. dia masih hidup dan yang ada dihadapannya adalah Junhoe, suaminya.

"Rose, kamu baik baik aja kan?" Junhoe mengelus kepala Rose lembut.

Rose mengangkat tangannya mencoba untuk menyentuh wajah Junhoe "aku masih hidupkan? katakan padaku kalau ini semua nyata" air mata Rose tidak bisa dibendung.

"Iya sayang, ini nyata, kamu masih hidup"

Seketika Rose mengingat kejadian mengerikan itu, kejadian dimana seseorang terluka tepat didepan matanya.

"Jaehyun..." Rose memegang tangan Junhoe "Dimana Jaehyun?"

"Jaehyun koma, dia mengalami pendarahan yang hebat dikepalanya" jelas Junhoe.

Rose memejamkan matanya. Jaehyun, orang itu kenapa begitu nekat mempertaruhkan nyawanya. "Aku pastiin Jaehyun akan baik baik saja. Kita akan bawa dia keluar negeri sekalipun biar bisa ditangani lebih serius. kamu jangan khawatir"

Rose mengangguk berlahan.

"maaf Rose, seharusnya aku yang terbaring lemah disini. bukan kamu ataupun Jaehyun" Sesal Junhoe.

"Jun, apapun itu kita semua tidak ada yang mau dalam posisi ini. musibah akan datang tanpa kita duga Jun. dan kita keluarga, harus saling melindungi"

"tapi aku nggak bisa lindungin kamu"

"Kamu sudah berusaha buat lindungin aku dan itu sudah cukup buat aku"

rasa bersalah menghantuinya, sedangkan Rose mencemaskan Jaehyun yang saat ini sedang berjuang untuk tetap kembali pulih

***

Suasana semakin larut, cuaca semakin dingin diluar sana namun Jaehyun merasakan kepenatan berada didalam rumah. Mencari udara segar adalah jalan satu satunya untuk mengusir kepenatan itu.

Benar saja setelah Jaehyun membiarkan angin lembut menerpa dirinya, ia merasa lega. ternyata seharian didalam rumah dengan pekerjaan yang sangat banyak tidak terlalu baik untuk dirinya.

Jaehyun memejamkan matanya, menghirup bau rerumputan yang menusuk namun menenangkan hingga akhirnya sesuatu mengganggu pendengarannya.

"hati-hati peralatan itu sangat mahal, bahkan sepuluh kali gajimu tidak dapat menggantinya"

"Maaf pak, saya akan berhati hati"

Jaehyun melihat kearah sumber suara. Rupanya kebisingan itu berasal dari rumah yang tidak jauh dari sana, Jaehyun mengamati sepertinya sedang ada kegiatan dirumah itu, entah apa tapi menurut pengamatan Jaehyun rumah itu dipenuhi kamera dan juga lampu LED yang entah untuk apa.

Rose ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang