Duadelapan

2.6K 290 4
                                    

"Terima Kasih dan selamat tinggal..."~Junhoe


Junhoe POV

Tidak pernah sedikitpun terlintas dipikiran gue kalau Rose bakalan terbaring lemah dengan alat alat yang begitu menyiksa.

Hal yang tidak mungkin kalau sekarang gue baik baik aja dengan keadaan seperti ini . satu satunya orang yang sangat berarti bagi gue kini sedang berjuang untuk bertahan agar bisa tetap hidup dan lebih mirisnya lagi itu semua gara gara gue.

Tidak ada yang bisa menghitung betapa besar penyesalan yang kini gue rasain. Rasa rasanya gue nggak sanggup menatap Rose jika dia siuman nanti. Rasa rasanya gue nggak pantes muncul dihadap Rose. Tapi rasa penyesalan itu akan terus menghantui kalau gue terus lari. Lari dari semua tanggung jawab gue.

Dokter saat ini masih bergulat dengan kemampuan mereka untuk menangani Rose yang tiba tiba kembali ke masa kritis.

Sudah setengah jam gue dan seluruh keluarga Rose menunggu diluar ruangan. Semuanya terdiam, meencoba bersabar dan terus berdoa agar didalam sana Rose akan baik baik saja. yang terdengar hanya isakan tangis dari Ibu Rose.

Tidak berbeda dengan Ibu Rose, hal serupa juga terjadi disetiap gue menerima telpon dari Mama. Dia sangat khawatir dengan Rose. Hanpir setiap saat Mama memaksakan diri untuk berangkat menyusul kami ke Dubai. tapi gue melarangnya karena perjalanan jauh akan mengganggu kesehatan Mama.

Sejam telah berlalu. terlihat dibalik kaca bening tubuh Rose kembali tenang. para dokter mulai berbincang kemudian keluar dari ruangan Rose.

"Lagi lagi Ny. Rose selamat dari masa kritisnya. Bisa diperkirakan ia akan siuman beberapa hari lagi" Ucapan syukur keluar dari mulut kami satu persatu setelah mendengar perkataan dokter.


***


Author POV

2 hari kemudian.

Lisa, Jisoo dan Jennie kini sudah berada di depan ruangan Rose.

"Je, gantian dong tidurnya. Ga capek apa tidur mulu? gue kaga tidur karna syuting mulu je. ga kasian apa?" Keluh Jisoo

"Je, lo udah berapa hari kaga mandi? udah bau Je" Lisa mengetuk pelan kaca bening tersebut.

"Je, habis ini gue mau jual ni dua barang rongsokan Je. bangun dong kan lo tau harga yang cocok buat mereka" Kali ini Lisa dan Jisoo menatap tajam ke arah Jennie.

"ini bertiga bisa diem ga sih? pada mau sarapan kaga? noh yang lain udah pada nungguin kalian dikantin" Chanyeol tiba tiba datang dengan Junhoe disampingnya. Ketiga sahabat Rose kemudian beranjak dari posisi mereka.

"Lo beneran nggak mau sarapan?" Tanya Chanyeol kepada Junhoe begitu ketiga sahabat Rose menghilang dari pandangan mereka.

Junhoe hanya menggeleng.

"yaudah. gue ke kantin dulu" Pamit Chanyeol.

Junhoe tidak ingin lepas dari Rose. Perasaannya tidak akan tenang jika tidak berada disisi Rose.

Tiba tiba Mata Rose terbuka secara perlahan. dengan segera Junhoe memanggil dokter untuk memeriksa keadaannya.

setelah diperiksa dokter mengatakan Rose sudah bisa dijenguk. Kini mereka tidak perlu melihat Rose dari balik kaca namun jumlah pengunjung masih harus dibatasi.

"Mama sama papa bisa masuk duluan. Rose pasti kangen banget sama kalian" tawar Chanyeol dan mendapat anggukan dari keduanya.

Tentu saja Junhoe ingin cepat cepat melihat Rose dengan jarang yang dekat mengingat dia sangat merindukan istrinya itu.

Rose ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang