Duasembilan

2.6K 277 16
                                    


Keadaan masih seperti biasa. Rose yang pura pura cuek dan sering mengabaikan kehadiran Junhoe sementara Junhoe masih tetap berusaha mengembalikan suasana seperti dulu.

Rose tidak bisa membohongi dirinya sendiri. seribu kali ia selalu menolak pertolongan dari Junhoe namun jauh didalam lubuk hatinya ia sangat senang dengan pertolongan itu.

"Ros. lo ga bosen dikamar mulu?" Jennie yang sedang mengupas Apel memecahkan keheningan.

"Ogah diluar dingin" Jawab Rose acuh.

"Yaudah deh gue pergi bentar ya mau cari udara dulu. terlalu pengap disini" Jennie lantas berdiri dari tempat duduknya dan meninggalkan Rose dikamar sendirian.

sesungguhnya Rose begitu bosan dikamarnya dengan suasana yang begitu begitu saja. Namun penyesalan itu selalu datang terakhir. seharusnya dia menerima ajakan Jennie namun Jennie terlanjur meninggalkannya sendirian.

"Lah terus ini gue mau ngapain?" Tanya Rose pada dirinya sendiri. rutinitasnya hanya membaca majalah, mengecek ponsel dan menonton tv begitu seterusnya.

Tiba tiba pintu kamar Rose terbuka menampakan sosok pria tegap. siapa lagi kalo bukan Junhoe.

"apa gue minta tolong Junhoe aja?" Batin Rose namun dengan segera ia menggelengkan kepalanya dan mengurung niatnya meminta bantuan Junhoe.

"Kenapa? ada yang mau di omongin?" Junhoe membuka suara karena merasa aneh dengan tingkah Rose.

"Nggak ada" Jawab Rose cepat.

"Jennie mana?"

"Lagi nyari udara segar"

"Lo nggak ikut?"

"Nggak"

Junhoe hanya ber oh ria setelah mendengar jawaban Rose terakhir.

Rose menatap ke arah Jendela dengan tatapan sendu. Sepertinya suasana diluar sana pasti sangat menyenangkan.

"Mau nyari udara segar juga?" Tanya Junhoe.

"Mau" Rose spontan mengatakan hal yang bertolak belakang dengan apa yang ia katakan beberapa menit yang lalu. "eh enggak. nggak mau"

Junhoe hanya tersenyum melihat tingkah Rose yang seperti anak kecil. tanpa berpikir panjang Junhoe mengambil kursi roda untuk Rose dan mengampiri Rose.

"Mau ngapain?" Tanya Rose was was. Junhoe pun langsung menggendong Rose dari ranjangnya sampai Rose bisa duduk manis dikursi roda.

"Jun kan gue udah bilang nggak mau!"

Junhoe tak menggubris. Ia sibuk mencari mantel Rose dilemari dan meletakannya didepan agar menutupi tubub Rose.

"Diluar agak dingin" Ucap Junhoe.

Junhoe pun membawa Rose keluar dari kamarnya menuju balkon rumah sakit yang dapat melihat indahnya Dubai dimalam hari. Tidak dapat dipungkiri lagi senyum Rose mengambang ketika melihat pemandangan yang sangat indah.

"Sumpah Indah banget" puji Rose kepada ciptaan Tuhan yang kini sedang ia nikmati.

Junhoe hanya tersenyum melihat Rose tersenyun senang. mengingat Rose yang jarang mengelurakan senyuman cantiknya akhir akhir ini Junhoe merasa menemukan hidupnya kembali.

Tiba tiba Rose melihat cahaya dilangit yang berpindah tempat dengan cepat.

"Jun liat ada bintang jatuh" seru Rose " Ayo buat permohonan" Rose kemudian memejamkan matanya membuat permohonan.

Junhoe yang melihat Rose juga ikut mengikutinnya. memejamkan matanya sejenak. bukan meminta permohonan kepada bintang jatuh melainkan berdoa kepada Tuhan agar membuat Rose bisa menerimanya lagi.

Rose ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang