David terbangun dan ia tak mendapati gadis bodoh itu disampingnya. Ia cukup merasa lega gadis bodoh itu tak ada di sampingnya. Pikirnya mungkin gadis bodoh itu sudah kembali ke apartement-nya. Baginya sendiri kemarin itu hanya rasa kasihan pada gadis itu. Tapi ia sendiri tak tahu dorongan apa yang membuatnya membawa gadis itu ke apartemen-nya. Padahal apartement mereka berdekatan.
David langsung menggelengkan kepalanya. Ia tak mau memikirkan gadis itu. Biarkanlah hari kemarin menjadi mimpi menyenangkan bagis gadis bodoh itu. David melihat jam diatas meja kecil di samping tempat tidurnya. Ternyata sudah saatnya untuk bersiap pergi ke kantor. Apalagi hari ini dia ada pertemuan langsung dengan 3 pengusaha penting. Ia tak mau terlambat menghadiri pertemuan itu.
David keluar dari kamarnya menuju dapur. Saat ia melewati meja makan, ia melihat sebuah pan cake yang masih hangat, dengan toping madu diatasnya. Lengkap juga dengan coklat panasnya. David yakin ini pasti buatan gadis bodoh itu.
David menarik kursi dan duduk untuk memakan sarapan buatan Livia yang sudah tersedia di atas meja. Sayang kalau makanan dibuang begitu saja. ia selalu menolak ajakan Livia secara langsung. Tapi kalau hanya makanan saja David tidak akan menolak. David mencicipi pan cake itu dengan hati-hati. Tapi saat tekstur lembut pan cake itu menyentuh lidahnya, ia tersenyum. Ia tak pernah merasakan pan cake seenak ini. Lalu ia memakan pan cake itu sampai habis.
"Aku pikir kau tidak bisa memasak. Tapi ternyata kau bisa." Ucap David dalam hatinya.
Hingga ia sadar kalau dibawah piring pan cake itu terdapat sebuah notes kecil berwarna merah muda. Ia mengambilnya dan langsung membacanya. Sambil satu tangannya memegang cangkir coklat panas dan mulai menyesapkannya perlahan-lahan.
Selamat pagi David♥
Setelah sarapan pagi, kita akan berangkat ke kantor bersama. Aku akan menunggumu di depan, calon suami masa depanku.☻♥From Your Love Livia Paramita Christopher♥
David langsung memuncratkan minumannya.
Apa-apaan gadis bodoh ini menggunakan nama belakangnya?!
Ia melirik jam dinding dan langsung melepaskan cangkir itu dan bergegas secepatnya. Ia tak mau berangkat bersama gadis bodoh itu.
♥♥♥
David berjalan cepat menuju tempat mobilnya di parkir dan saat ia menemukan mobilnya ia hendak membuka pintu. Tapi suara seorang gadis membuatnya kaget dan hampir saja menjatuhkan kunci mobilnya.
"Kau pikir, kau bisa meninggalkan seperti hari-hari kelam kemarin?" tanya Livia yang sudah bersandar disamping pintu mobilnya.
David mengacak rambutnya yang basah dengan frustasi, "Apa yang kau lakukan!?" tanya David dengan kesal. Suaranya sedikit meninggi hingga ekspresi wajah Livia langsung berubah.
"Se-se-perti kataku tadi di notes. Kau pasti sudah membacanya, bukan?" suara Livia berbeda. Ia terdengar sedikit gemetar dan ketakutan.
"Aku sudah membacanya. Tapi aku tidak mau berangkat bersamamu." Livia menatap David dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Ia tak tahu kenapa ia menjadi begitu lembek hanya karena David bersuara sedikit keras dan pedas padanya.
"Kenapa kau memarahi kekasihmu Tuan Christopher?" Livia dan David sama-sama menoleh ke samping kanan mereka.
"Tuan Rill?" Ucap David.
"Jack?" ucap Livia.
Jack terkekeh mendengar panggilan namanya yang berbeda dari David dan juga Livia. Ia berjalan ke arah mereka dengan gaya maskulinya. Ia juga berpakaian rapi yang tak kalah dengan David.
"Kalau kau tidak mau berangkat bersama kekasihmu, lebih baik dia berangkat bersamaku saja." ujar Jack yang tersenyum menatap Livia.
"Siapa yang bilang aku tidak akan berangkat dengannya? Aku akan berangkat dengannya." Mendengar ucapan itu dari mulut David, Livia langsung tersenyum.
"Masuklah ke mobil," ucap David lagi. Ia berusaha menormalkan suaranya.
"Dan Tuan Rill, pertemuan kita tepat pukul 9. Sampai bertemu di perusahanku." David membungkuk kepalanya sedikit lalu berlalu masuk ke dalam mobilnya.
♥♥♥
"Kau kenal dimana dengan Tuan Rill?," David bertanya memecahkan keheningan mereka di dalam mobil. Livia yang sedari tadi hanya menatap jalan kini menatap David.
"Kemarin setelah kau meninggalkanku sendirian di tempat parkir, aku bertemu dengannya secara tidak sengaja, karena aku menendang ban mobilnya." Jawab Livia.
"Oh. Tapi, mulai sekarang kau harus berhenti berdekatan dengannya. Dia bukan orang yang baik."
Livia mengerutkan keningnya, "Tidak. Menurutku dia orang yang baik." David melirik tajam ke arah Livia sesaat lalu kembali fokus pada jalanan.
"Sebaiknya jangan berdekatan dengannya. Aku melarangmu." Ucap David dengan dingin.
"Kenapa kau melarangku?" tanya Livia dengan polosnya.
"Kau bilang kalau aku ini calon suamimu. Jadi, kau harus menuruti apa perkataan calon suamimu," Livia langsung menatap tak percaya pada David.
"Apa kau bilang?"
"Tidak. Tak ada yang aku bilang." Livia memukul bahu David, hingga pria itu tertawa kecil.
"Kau mau menjadi calon suamiku, Dav?" Tanya Livia dengan wajah yang berbinar-binar. David langsung menggeleng.
Livia langsung memutar kepalanya dan kembali memandangi pemandangan dari arah jendela. Ia tak mau berhadapan dengan David. Ia kesal sekarang.
"Pokoknya kau tidak boleh dekat-dekat dengannya!" Larang David lagi.
"Iya." Jawab Livia singkat.
Lalu kembali terjadi keheningan di dalam mobil mereka lagi.
♥♥♥
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]
Romance[COMPLETED] Hidupku tidak lagi tenang setelah kedatangan gadis bodoh itu. Gadis yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi, tidak dikantor ataupun diluar kantor dia selalu mengikutiku. Dia sungguh menyebalkan! -David Christopher- [IFD - 20092017-240...