Bab 36

51.6K 1K 114
                                    

Sudah seminggu sejak mereka menikah Livia dan David pindah ke rumah baru mereka yang terletak sedikit jauh dari pusat kota. Livia tidak mau diganggu oleh banyak orang. Dia ingin hidup tenang dengan keluarga kecilnya.

Jarak dari rumahnya menuju pusat kota memakan waktu 2 jam. Tapi tempat tinggalnya dengan David masih terkesan mewah. Hanya saja jauh dari keributan kota. Warga yang tinggal di kotanya saat ini juga baik dan ramah. Livia yang mempunyai sifat cerita langsung bisa beradabtasi dengan warga di sekitar situ padah baru seminggu dia tinggal disitu.

Tapi sejak tiga hari lalu saat David mulai bekerja, dia merasa aneh. Ada sosok yang seperti mengikutinya. Tapi Livia mencoba tidak peduli karena dia pikir itu hanya perasaannya saja.

Hari ini hari minggu dan sudah pastinya hari bermalas-malasan bagi banyak orang. Tapi tidak dengan Livia.

Perempuan itu sudah lebih dulu bangun dari suaminya, ia sudah mandi dan wangi. Ia tersenyum melihat suaminya yang tampan masih tertidur lelap karena kerja lembur semalam.

Livia menatap jam dinding di kamar mereka, sudah pukul 8 pagi. Sudah saatnya untuk bersiap-siap ke gereja. Livia membuka tirai kamar mereka dan membiarkan cahaya matahari masuk dan menerpa wajah suaminya sedang tidur.

Livia tersenyum dan naik ke tempat tidur untuk membangunkan suaminya.

"Hey, ini sudah waktunya bangun sayang." Kata Livia. Ia mengelus rambut David dan mengecupnya.

David bergumam tidak jelas dan menarik tangan Livia dan memeluknya. "Ayolah sayang jangan pemalas." Kata Livia pelan berusaha melepaskan pelukan David. Pria itu tersenyum masih memejamkan matanya.

"Aku masih ingin tidur sayang." Kata David.

Livia menatap David, pria itu masih tersenyum. Livia mengelengkan kepalanya lalu menangkup pipi suaminya dan mengecupnya berulang kali, "Ayo bangun suami!" kata Livia.

David tersenyum lalu menahan tekuk Livia dan menciumnya dengan mesra. Livia ikut terhanyut dalam ciuman David tapi ia sadar kalau sekarang bukan waktu bermesra-mesraan. Mereka harus ke gereja. Livia menghentikan ciumannya dan melepaskan pelukan David. Pria itu masih saja iseng dengan menutup matanya seola-olah tidur.

Livia turun dari kasur dan menatap wajahnya di cermin sambil memakai cream di wajahnya. "Jika kamu tidak bangun tidak akan ada jatah di ranjang selama seminggu." kata Livia.

David langsung membuka matanya cepat-cepat. "Baiklah aku bangun!" kata David sedikit kesal mendengar ancaman Livia. Pria itu langsung turun dari tempat tidur .

"Ancamanmu terlalu mengerikan." Kata David. Livia tersenyum sambil memeletkan lidahnya kepadanya. Pria itu mendekati Livia dan mengecup leher istrinya.

"Dasar anak nakal!" kata David. Pria itu langsung masuk ke kamar mandi sambil membawa handuknya. Livia tersenyum melihat suaminya sedikit kesal.

Livia berjalan ke arah balkon kamarnya untuk melihat pemandangan tempat tinggalnya pagi ini. Saat ia melihat ke bawa, Livia sedikit kaget ada seorang pria berpakaian hitam sedang menatapnya sambil memotretnya. Saat pria tahu Livia sedang melihatnya pria itu kabur dengan masuk ke dalam mobil. Livia langsung masuk ke dalam kamar.

"Dia siapa?" tanya Livia pada dirinya sendiri.

Livia menggelengkan kepalanya, ia harus menceritakan kejadian ini kepada suaminya. Tapi nanti setelah pulang dari gereja, dia sekarang harus bersiap-siap.

***

Saat ibadah telah selesai, Livia dan David mendekati pendeta untuk berjabat tangan.

"Selamat hari minggu, Tuhan memberkati." Kata David dan Livia kepada pendeta.

"Selamat hari minggu juga. Tuhan memberkati keluarga kalian." Jawab pendeta.

"Ini pertama kalinya kami datang ke gereja ini karena kami baru seminggu tinggal disini." Kata Livia sambil tersenyum.

"Iya saya juga baru melihat wajah kalian disini. Saya pendeta Albert." Jawab Pendeta itu.

Mereka banyak berbicara dengan pendeta dan sampai akhirnya mereka harus pamit pulang karena sudah siang.

***

Di perjalanan Livia menarik nafas panjang dan mengeluarkan sebatang cokelat dari tasnya.

David melirik Livia lalu tersenyum, "Aku ingin saat kamu hamil dan menyuruhku untuk membelikan banyak cokelat untukmu dan kamu hanya menciumnya saja tanpa memakan cokelat itu." Kata David lalu terkekeh.

"Ya begitulah, ibu hamil itu unik loh dav" kata Livia.

"Aku jadi kangen masa-masa kamu hamil Liv," kata David dengan santai. Livia langsung mencubit lengan David dengan pelan. Pria itu hanya tersenyum dan mengelus kepala Livia.

Saat memasuki daerah tempat tinggal mereka, Livia melihat pria itu lagi. Pria memakai pakaian hitam tapi menutupi wajahnya dengan masker hitam. Livia langsung memegang lengan David.

"Dav, dia aneh." Kata Livia pelan sambil menatap keluar jendela. Pria itu menatap mobil mereka yang sedang memasuki area tempat tinggal mereka. David langsung menghentikan mobilnya dan menatap Livia.

"Siapa?" tanya David sambil mengikuti arah pandangan Livia. David bisa melihat pria itu menatap mereka dengan tajam.

"Kenapa dia menatap kita seperti itu?" tanya David pelan. Untung saja kaca mobil mereka gelap jadi pria itu tidak tahu kalau dirinya sudah diketahui mereka. Mungkin dari luar pria itu hanya mengamati mobil mereka saja.

"Aku tidak tahu tapi dia seperti selalu memantau keluarga kita." Kata Livia, ia meremas pelan lengan baju suaminya itu.

"Tunggu sebentar disini, aku yang akan menemuinya." Kata David. Ia langsung melepaskan tangan Livia dan keluar dari mobil.

"Hei!" Teriak David. Pria itu menyadari kehadiran David langsung melarikan diri dengan mobilnya. Bahkan saat David belum sempat mengejarnya. Pria itu terlalu cepat.

"Sial!" umpat David. David kembali ke dalam mobil.

"Nanti aku suruh orang aku saja yang mencarinya." Kata David kepada Livia. Istrinya itu hanya mengangguk mengiyakan.

David dan Livia melanjutkan perjalan untuk pulang karena hari sudah siang dan mereka belum makan, jadi mereka harus cepat-cepat juga pulang untuk makan.

IFD - 30120

Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang