Bab 19

44.1K 1.8K 75
                                    

David menghempaskan tubuh Livia dikursi mobilnya. Livia menatap tajam David yang menutup pintu mobil lalu masuk lewat pintu sebelahnya.

“Hey David!” panggil Livia. David menoleh sambil menyalakan mesin mobilnya.

“Ada apa?”

“Kenapa kamu menculikku? Aku ingin kembali ke dalam. Jack sendirian!” Kata Livia sembari membuka pintu mobil. Tapi gerakan David cepat. Ia mengunci pintu mobil-nya.

“David! Buka pintunya!” perintah Livia. Ia menatap David dengan wajah kesal.

David mengacuhkannya lalu membawa mobil-nya jauh-jauh dari restaurant itu. Ia cukup kesal melihat Jack tadi.

Livia menyandarkan tubuhnya dikursi sambil menatap David dengan kesal. Ingin sekali ia meninju wajah David yang tampan. Tapi, sayangnya ia tidak bisa lakukan itu.

Livia mengalihkan pandangannya pada gelang yang diberikan David. Gelang berwarna emas dan dihiasi lambang musik, membuat Livia menyukai gelang itu.

“Apa kamu menyukai gelang itu?” tanya David.

Livia menoleh lalu tersenyum. Seketika perasaannya yang kesal tadi berubah saat David tersenyum walaupun tidak menatapnya.

“Iya. Aku menyukai gelang ini.” Jawab Livia.

Livia menggenggam satu tangan David yang tidak menyetir. David melirik sebentar. Livia tersenyum, “Terima Kasih.”kata Livia. David mengangguk lalu fokus lagi dengan jalanan.

♥♥♥

Saat mereka tiba di rumah orang tua Livia. David langsung turun dari mobil dan membuka-kan pintu untuk Livia. Gadis itu mengerutkan keningnya sebentar lalu keluar dari mobil.

“Sebentar!” ucap David.

Livia memutar tubuhnya. David mengambil dokumen yang ditinggalkan Livia didalam mobilnya.

“Kamu meninggalkan ini.” Ucap David sambil memberikan dokumen itu kepada Livia. Gadis itu menerimanya.

“Kamu niat banget beli perusahaan ini.” Kata Livia sambil melihat berkat-berkas dokumen itu.

“Membeli perusahaan seperti itu bukan hal yang sulit untuk orang seperti-ku.” Katanya dengan sombong. Livia menatapnya lalu menggulung dokumen yang ia pegang dan memukul lengan David.

“Ah, Kenapa kamu memukulku?” kata David sambil mengelus lengannya. Walaupun rasanya tidak sakit.

Livia terkekeh, “Makanya, jadi orang jangan sombong gitu.” Kata Livia.
Baru saja David ingin mencubit pipi Livia. Tiba-tiba seseorang sudah berdiri di depan teras rumah Livia.

“Livia.”  Panggil orang itu. Livia dan David sama-sama menoleh.
Livia tersenyum sambil melambaikan tangannya. David menatap tidak suka orang itu. Dia tahu itu adalah pria yang bersama Livia kemarin.

“Hey!” David memanggil Livia. Gadis itu menoleh.

“Siapa dia?” tanya David.

Baru saja ingin menjawab, laki-laki itu sudah berada dibelakang Livia. “Saya Andreas. Calon tunangan Livia.” Kata Andreas sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Livia melotot kepada Andreas tapi Andreas tidak mempedulikannya. David menoleh ke arah Livia.

“Dia benar tunangan-mu?” tanya David dengan ketus. Tangan Andreas ditariknya lagi kebelakang karena David tidak menghiraukannya. Andreas bersyukur karena David ternyata belum tahu dengan dalam mengenai Livia.

Livia mengangguk kaku. David menatap Andreas.

“Sejak kapan kalian berpacaran?” tanya David.

Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang